Setelah membaca buku Siwa Kesatria Wangsa Surya (reviewnya di sini), mendadak saya jadi ingin mendapat informasi lebih banyak mengenai India. Ada beberapa hal yang menggelitik rasa ingin tahu, sepertinya harus diatasi dengan mencari informasi lebih lanjut segera.
Timbang saya penasaran tiada taranya *agak lebay sedikit* segera berburu referensi. Beruntung tempat saya bekerja menjanjikan referensi yang ciamik, maka segeralah memanfaatkan waktu istirahat (eh sepertinya mendahului sedikit dari waktu yang ditentukan) untuk segera berburu buku di ruang koleksi.
Penelusuran saya membuahkan daftar buku yang agak panjang. Menilik judul-judul buku yang ada dalam daftar, mungkin bisa memenuhi harapan saya memuaskan rasa ingin tahu. Jika tidak, semoga ada informasi baru yang bisa diperoleh mengenai Siwa.
Salah satu buku yang menarik perhatian saya, namun tidak ada dalam daftar adalah buku India In Maps. Posisinya yang berada berdekatan dengan beberapa buku yang saya pilih. Ukuran yang lebih besar dibanding buku lain membuat penempatannya agak beda, menggoda saya untuk melihat.
Buku dengan nomor panggil 954 IND tersebut berjudul India In Maps diterbitkan oleh Ministry of Information and Broadcasting Goverment of India pada tahun 1950, cukup lama juga. Beberapa halaman dari buku ini sudah tidak utuh, sayang sekali. Hal ini mengakibatkan sumber informasi yang disajikan menjadi kurang jelas.
Sesuai judul, sebanyak lima puluh lima halaman menyajikan berbagai informasi dalam bentuk map atau peta. Ada tentang politik, pendidikan, kesehatan, bahasa dan lainnya. Bahkan untuk hal yang sepertinya sepele seperti kantor pos dan telepon juga bisa ditemukan dalam buku ini.
Perlu diingat, karena ini buku terbitan tahun lawas, maka masih banyak penggunaan telegraph. Menurut informasi tambahan terkait peta tersebut, hingga Maret 1949 terdapat sekitar 3.361 kantor telegraf dengan 10.331 orang karyawan. Banyak juga ternyata.
Selanjutnya di halaman lima puluh lima terdapat uraian lebih lanjut mengenai di mana lokasi kantor telegraf berada beserta jumlah pegawainya. Di Delhi terdapat 8 kantor dengan 990 pegawai. Perbedaannya lumayan jauh dengan Madras yang memiliki 838 kantor dengan 1.653 pegawai. Jadi terpikir, bagaimana nasib para pegawai itu sekarang (maaf tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir yang aneh).
Pesan yang dikirim oleh operator telegraf disebut telegram. Zaman dahulu ini merupakan sarana komunikasi yang paling cepat, terutama sekali untuk beberapa daerah dimana sambungan telepon belum ada (ketahuan jadulnya). Seingat saya di tanah air, telegram dibuat menyerupai amplop warna biru dimana pesan dicetak di dalamnya (makin ketahuan usia). Seputar telegraf bisa dilihat di link berikut.
Terdapat juga peta tentang koran yang terbit di India (data Februari 1949). Terdiri dari koran yang terbit harian, mingguan dan juga periode tertentu. Paling banyak koran ada di Madras sebanyak 554, gabungan antara Ajmer, Coorg dan beberapa daerah mencapai angka 825. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Inggris dan India. Bahasa India sendiri terdiri dari Hindi, Urdu, Bengali, Marathi, Tamil, Telugu dan Malayalam. Dengan sebegitu banyak terbitan, kira-kira butuh berapa tinta dan kertas ya (mulai berpikir yang aneh lagi).
Uniknya, selain berisi tentang peta dan penjelasannya dalam bentuk tabel, buku ini juga memuat banyak iklan di halaman awal dan akhir. Ukurannya tidak tanggung-tanggung, satu halaman penuh! Jumlahnya juga beragam. Dari iklan tentang perusahaan farmasi, pabrik mobil, mesin, mobil hingga teh. Beragam. Berbeda dengan peta, iklan tersebut hanya dibuat dengan warna hitam-putih saja. Kecuali satu yang berada di kover belakang.
Beberapa nama yang saya sebutkan berdasarkan buku ini mungkin sudah mengalami perubahan. Pada http://wikimapia.org disebutkan mengenai Madras. Sekarang Madras dikenal dengan nama Chennai, merupakan ibukota negara bagian India Tamil Nadu Untuk mengetahui nama-nama negara bagian yang ada di India bisa meluncur ke sini.
Jadi ingat, beberapa waktu yang lalu saya sempat menonton siaran televisi swasta mengenai aneka peta. Salah satu manfaat peta adalah untuk memudahkan pemahaman. Tidak selalu peta dibuat untuk menyatakan lokasi sebuah kota atau daerah tapi bisa juga untuk menandakan hal lain. Buku ini salah satu contohnya. Walau data yang disajikan mungkin sudah kadaluarsa mengingat perkembangan waktu, namun minimal saya mendapat gambaran mengenai beberapa hal mengenai India. Penyajian data seperti ini sangat memudahkan pembaca memahaminya. Tidak saja cantik namun menambah ilmu.
Kembali kepada urusan penasaran. Alih-alih membuka buku yang berhubungan dengan hal-hal yang membuat saya penasaran, malah sibuk membaca dan mereview buku ini. Begitulah kalau berkelana di rak buku. Dicari apa, dibaca apa. Susah konsentrasi dan fokus jika banyak buku-buku unik yang memanggil-manggil minta dibaca *dasar lebay hi hi hi)
Timbang saya penasaran tiada taranya *agak lebay sedikit* segera berburu referensi. Beruntung tempat saya bekerja menjanjikan referensi yang ciamik, maka segeralah memanfaatkan waktu istirahat (eh sepertinya mendahului sedikit dari waktu yang ditentukan) untuk segera berburu buku di ruang koleksi.
Penelusuran saya membuahkan daftar buku yang agak panjang. Menilik judul-judul buku yang ada dalam daftar, mungkin bisa memenuhi harapan saya memuaskan rasa ingin tahu. Jika tidak, semoga ada informasi baru yang bisa diperoleh mengenai Siwa.
Salah satu buku yang menarik perhatian saya, namun tidak ada dalam daftar adalah buku India In Maps. Posisinya yang berada berdekatan dengan beberapa buku yang saya pilih. Ukuran yang lebih besar dibanding buku lain membuat penempatannya agak beda, menggoda saya untuk melihat.
Buku dengan nomor panggil 954 IND tersebut berjudul India In Maps diterbitkan oleh Ministry of Information and Broadcasting Goverment of India pada tahun 1950, cukup lama juga. Beberapa halaman dari buku ini sudah tidak utuh, sayang sekali. Hal ini mengakibatkan sumber informasi yang disajikan menjadi kurang jelas.
Sesuai judul, sebanyak lima puluh lima halaman menyajikan berbagai informasi dalam bentuk map atau peta. Ada tentang politik, pendidikan, kesehatan, bahasa dan lainnya. Bahkan untuk hal yang sepertinya sepele seperti kantor pos dan telepon juga bisa ditemukan dalam buku ini.
Daftar Isi |
Perlu diingat, karena ini buku terbitan tahun lawas, maka masih banyak penggunaan telegraph. Menurut informasi tambahan terkait peta tersebut, hingga Maret 1949 terdapat sekitar 3.361 kantor telegraf dengan 10.331 orang karyawan. Banyak juga ternyata.
Selanjutnya di halaman lima puluh lima terdapat uraian lebih lanjut mengenai di mana lokasi kantor telegraf berada beserta jumlah pegawainya. Di Delhi terdapat 8 kantor dengan 990 pegawai. Perbedaannya lumayan jauh dengan Madras yang memiliki 838 kantor dengan 1.653 pegawai. Jadi terpikir, bagaimana nasib para pegawai itu sekarang (maaf tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir yang aneh).
Pesan yang dikirim oleh operator telegraf disebut telegram. Zaman dahulu ini merupakan sarana komunikasi yang paling cepat, terutama sekali untuk beberapa daerah dimana sambungan telepon belum ada (ketahuan jadulnya). Seingat saya di tanah air, telegram dibuat menyerupai amplop warna biru dimana pesan dicetak di dalamnya (makin ketahuan usia). Seputar telegraf bisa dilihat di link berikut.
Terdapat juga peta tentang koran yang terbit di India (data Februari 1949). Terdiri dari koran yang terbit harian, mingguan dan juga periode tertentu. Paling banyak koran ada di Madras sebanyak 554, gabungan antara Ajmer, Coorg dan beberapa daerah mencapai angka 825. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Inggris dan India. Bahasa India sendiri terdiri dari Hindi, Urdu, Bengali, Marathi, Tamil, Telugu dan Malayalam. Dengan sebegitu banyak terbitan, kira-kira butuh berapa tinta dan kertas ya (mulai berpikir yang aneh lagi).
Uniknya, selain berisi tentang peta dan penjelasannya dalam bentuk tabel, buku ini juga memuat banyak iklan di halaman awal dan akhir. Ukurannya tidak tanggung-tanggung, satu halaman penuh! Jumlahnya juga beragam. Dari iklan tentang perusahaan farmasi, pabrik mobil, mesin, mobil hingga teh. Beragam. Berbeda dengan peta, iklan tersebut hanya dibuat dengan warna hitam-putih saja. Kecuali satu yang berada di kover belakang.
Beberapa nama yang saya sebutkan berdasarkan buku ini mungkin sudah mengalami perubahan. Pada http://wikimapia.org disebutkan mengenai Madras. Sekarang Madras dikenal dengan nama Chennai, merupakan ibukota negara bagian India Tamil Nadu Untuk mengetahui nama-nama negara bagian yang ada di India bisa meluncur ke sini.
Jadi ingat, beberapa waktu yang lalu saya sempat menonton siaran televisi swasta mengenai aneka peta. Salah satu manfaat peta adalah untuk memudahkan pemahaman. Tidak selalu peta dibuat untuk menyatakan lokasi sebuah kota atau daerah tapi bisa juga untuk menandakan hal lain. Buku ini salah satu contohnya. Walau data yang disajikan mungkin sudah kadaluarsa mengingat perkembangan waktu, namun minimal saya mendapat gambaran mengenai beberapa hal mengenai India. Penyajian data seperti ini sangat memudahkan pembaca memahaminya. Tidak saja cantik namun menambah ilmu.
Kembali kepada urusan penasaran. Alih-alih membuka buku yang berhubungan dengan hal-hal yang membuat saya penasaran, malah sibuk membaca dan mereview buku ini. Begitulah kalau berkelana di rak buku. Dicari apa, dibaca apa. Susah konsentrasi dan fokus jika banyak buku-buku unik yang memanggil-manggil minta dibaca *dasar lebay hi hi hi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar