Penerjemah: Anton WP
Cover & Layout: Yudhi Herwibowo
ISBN: 978-979-1032-80-3
Halaman:63
Penerbit: PenerbitKATTA
Mengapa mereka memotong rambutmu?
Ah, aku tak pernah merasa kehilangan rambutku
Grant mencintai istrinya, itu sudah sangat jelas. Tapi perihal ia berselingkuh dengan perempuan yang lain itu hal yang berbeda. Grant mencintai Fiona hingga mau menerima dan tetap mengusahakan pengobatan yang terbaik saat Fiona menderita Alzheimer.
Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Gejala penyakit Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin tidak diperhatikan sejak dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya gejala ketika sudah terlambat. <a>http://health.diwarta.com/</a>
Atau secara mudahnya Alzheimer merupakan penyakit yang mengakibatkan menghilangnya sebagian ingatan seseorang serta cara berpikir mereka. Dengan demikian kemampuan mental dan daya ingat mengalami suatu penurunan.
Selama empat puluh lima tahun Grant dan Fiona mengaruhi bahtera rumah tangga. Seperti rumah tangga yang lain, semua berjalan dengan baik diantara riak-riak perselisihan. Hingga suatu saat Fiona mulai menunjukan gejala lupa yang tidak biasa.
Seluruh rumah nyaris dipenuhi oleh aneka kertas kuning yang ditempel dimana-mana. Di atas meja, di depan rak dimana saja. Isinya beraneka macam. Ada lagu yang pernah didengar Fiona, isi rak, buku yang dibaca, jadwal harian dan masih banyak lagi. Kertas kuning tersebut menjadi semacam pengingat.
Terkadang Fiona bercerita tentang hal-hal yang telah lampau dengan sangat jelas. Namun dilain waktu ia bertanya hal konyol seperti kapan mereka pindah ke rumah itu? Apakah tahun lalu atau tahun sebelumnya. Padahal sudah sekian belas tahun mereka pindah. Bahkan Fiona pernah menghubungi Grant untuk bertanya jalan mana yang harus ditempuh untuk pulang ke rumah mereka.
Membawa Fiona untuk berobat bukanlah hal sulit. Meninggalkannya di sana adalah urusan yang berbeda. hari-hari Grant memang terasa berbeda tanpa Fiona meskipun banyak perempuan yang bersedia menghangatkan tempat tidurnya. Belakangan Grant dilanda rasa cemburu karena Fiona sepertinya melupakan dirinya dan malah dekat dengan sosok pria lain. Ada rasa sakit dihatinya. Mungkin Grant melupakan perselingkuhannya yang juga bisa membuat Fiona sakit seandainya tahu.
Membaca buku ini hingga tuntas membuat saya bertanya-tanya, apa urusannya dengan beruang? Judul yang ada menyebutkan tentang beruang tapi seluruh kisah ini tidak ada sepatah kata pun yang menyebutkan beruang.
Konon,sang penulis mengambil judul karena terinspirasi dari lagu Bear went over the mountain, syairnya sebagai berikut:
The bear went over the mountain,
The bear went over the mountain,
To see what he could see.
And all that he could see,
And all that he could see,
Was the other side of the mountain,
The other side of the mountain,
The other side of the mountain,
Was all that he could see.
The bear went over the river, 3×
To see what he could see.
And all that he could see, 2×
Was the other side of the river,
The other side of the river, 2×
Was all that
he could see.
Beruang hanya melihat sisi gunung yang lain saja kearah manapun ia mendaki. Tidak ada yang bisa dilihat kecuali gunung, dan gunung lagi. Sebuah lagu singkat tapi mengandung filosopi yang dalam.
Sepertinya penulis ingin memberitahu bahwa apa pun yang dilakukan oleh Grant, berapa banyak perempuan yang dipacarinya, seperti apapun tipe perempuan yang menjadi selingkuhannya serta berapa lama ia berselingkuh, pada akhirnya ia akan kembali melihat hal-hal yang dulu membuatnya jatuh cinta pada Fiona. Ia akan kembali pada Fiona, Fiona dan hanya Fiona seorang.
Grant terbakar api cemburu saat Fiona justru melupakan semua kenangan indah mereka dan malah menunjukan kedekatan dan kepedulian pada seorang pria di Meadowlake, tempat Fiona berobat. Ia begitu terpukul saat Fiona menunjukkan gejala rindu ala remaja sedang jatuh cinta saat pria itu kembali ke rumahnya. Demi Fiona juga Grant bersedia melakukan hal yang tidak masuk akal.
Begitulah jika cinta sudah berbicara. Cinta memang merupakan bahasa yang paling mudah dipahami. Mudah diucapkan tapi susah dilaksanakan. Pada akhirnya kekuatan cintalah yang menang.
Sumber gambar:
http://www.openculture.com
Sepertinya ini kisah cinta yang manis dan menyentuh ya, Mba Truly.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusJeng Leyla sangat... hiks bikin terharu
BalasHapusaku juga suka buku ini... :)
BalasHapustinggal nyari filmnya