Penulis: Mitch Albom
Alih bahasa: Julanda Tantani
ISBN: 9786020311418
Halaman: 424
Cetakan: Kedua-Agustus 2019
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Rating:4/5
Sampai hari ini aku tak tahu alasannya. Itulah yang terjadi ketika orang-orang terlalu cepat meninggalkan kita, bukan? Kita selalu mempunyai begitu banyak pertanyaan.
~Telepon Pertama Dari Surga, halaman 408~
Sebuah buku menarik versi saya, jika mampu membuat penasaran dan bersemangat membaca. Rasa penasaran tersebut terus bertahan hingga nyaris setengah buku. Itu versi saya, mungkin orang lain memiliki versi yang berbeda. Tak ada ketentuan pasti mengenai sebuah buku yang patut dianggap menarik.
Demikian juga buku ini. Judul memang alasan awal saya tertarik membacanya. Saya membayangkan (dasar tukang ngayal) ada satu atau beberapa orang yang beruntung bisa berhubungan dengan sosok tercinta yang sudah berpulang, entah bagaimana caranya. Dari ilustrasi pada kover, saya berasumsi telepon yang menjadi perantara.
Perlu diingat, hal tersebut muncul begitu saja dalam kepala saya sebelum sempat membaca blurd. Ternyata kisahnya tak berbeda jauh dengan apa yang saya bayangkan. Beberapa orang yang dianggap terpilih bisa berbicara dengan kerabat yang telah meninggal melalui telepon. Baik telepon genggam atau telepon rumah biasa.
Bagaimana perasaan Anda ketika seseorang yang sudah meninggal mendadak menghubungi melalui telepon dan mengatakan bahwa ia berada di surga? Aneka perasaan campur anduk bermunculan, setidaknya bagi Tess Rafferty, Jack Sellers, Katherine Yellin, Eddie Douke, Anesh Barua, Jay James, Elias Rowe, serta Elwood Jupes
Setiap Jumat, telepon-telepon tersebut berdering. Hanya pada hari Jumat, tidak akan berbunyi di hari lain. Dering telepon menjadi hal yang sangat mereka nantikan. Apalagi pembicaraan cenderung berlangsut singkat, sering mendadak sambungan telepon putus begitu saja.
Pesawat telepon atau telepon genggam menjadi barang yang sangat berarti. Penjualan telepon genggam tipe tertentu meningkat tajam! Bahkan ketika terjadi kebakaran pada salah satu rumah penerima telepon, ia berteriak histeris meminta pemadam kebakaran menyelamatkan telepon rumah. Bukan rumah ya, hanya TELEPON RUMAH.
Mereka yang bisa berhubungan, merasa mendapat kesempatan emas untuk menyelesaikan hal-hal yang belum tuntas. Minimal menyatakan betapa mereka sangat menyayangi sosok yang telah berpulang. Bahwa kepergian mereka sangat memukul keluarga, hal seperti itulah.
Beberapa dari mereka, memanfaatkan kesempatan untuk bertanya lebih lanjut mengenai kehidupan di "sana". Bagaimana rasanya tinggal di sana, bagaimana perasaaan kerabat yang sudah meninggal ketika menemukan diri mereka berada di "sana". Pembicaran sentimentil berubah menjadi pemuas rasa penasaran.
Nyaris seluruh warga kota percaya akan hal tesebut kecuali Sullivan Harding- Sully. Baginya sangat tidak masuk akal sang istri bisa mengubungi dirinya. Pasti ada sesuatu hal yang bisa dijelaskan dengan logika kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Singkatnya, walau ia yakin suara yang ia dengar adalah suara sang istri, namun ia menolak berbicara. Kepada sang anak ia juga mengatakan bahwa hal itu bohong belaka, Meski demi kebahagian sang anak ia terpaksa membiarkannya membawa ponsel mainan dengan harapan sang ibu akan menghubunginya juga.
Ia mulai menemukan titik terang di halaman 251. Untuk bisa menperoleh informasi yang diinginkan, ternyata tak mudah. Terlalu banyak warga yang begitu meyakini keberadaan hubungan dengan Surga. Ia justru dianggap aneh ketika menolak menerima hal tersebut.
https://www.ilmusiana.com |
Segala hal makin menjadi rumit ketika media juga ikut berperan. Pada bagian ini, pembaca akan diberikan gambaran bagaimana peran sebuah media dalam kehidupan masyarakat. Tak heran jika media, pers tepatnya, dinggap sebagai salah satu kekuatan. Apalagi dizaman internet saat ini. Kisah dalam buku ini contohnya.
Senang juga mengetahui bahwa pada akhirnya Sully menemukan pemecahan kasus ini dengan melakukan penyelidikan di perpustakaan. Dengan bantuan pustakawan yang handal, bisa dikatakan ialah yang menjadi kunci mengungkap seluruh kisah ini. Keseruannya bisa dibaca di halamana 14x he he he.
Sebenarnya saya agak kurang suka dengan pemaran bagian cara Sully menemukan penyebab dari peristiwa yang menggegerkan kota. Digarap dengan sangat sederhana, terlalu simpel. Berlawan dengen kehebohan kisah tentang efek telepon tersebut bagi warga. Diumpakan sebuah hal besar ternyata hanya disebabkan suatu hal sepele saja.
Secara garis besar, buku ini menawarkan kisah yang unik. Tentang bagaimana warga sebuah kota meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Penulis dengan apik membuatnya sebagai suatu hal yang diyakini bersama, tanpa menyinggung agama atau kepercayaan warga.
Untuk memperjelas keragaman tokoh, beberapa tokoh dibuat dengan memiliki latar belakang budaya yang sengaja dibuat berbeda. Mereka menjadi satu karena percaya akan kehadiran telepon dari surga. Telepon tersebut membuang segala perbedaan yang ada.
Pembaca juga akan mendapat informasi mengenai bagaiman perkembangan telepon. Sejak mulai diciptakan oleh Alexander Graham Bell, usahanya meyakinkan orang untuk mendengarkan paparan dan mencoba penemuannya, hingga akhirnya telepon dipatenkan. Sebuah selingan yang digarap dengan apik.
Mari kita abaikan berbagai informasi yang menyebutkan bahwa Alexander Graham Bell bukanlah orang pertama yang menemukan telepon. Agar bisa lebih menikmati kisah, mari kita setuju saja dengan hal tersebut ^_^.
Kisah ini membuat saya jadi paham kenapa banyak orang yang was-was data pribadinya bisa dicuri melalui telepon. Sepertinya sudah tidak ada yang rahasia lagi di zaman internet. Teknologi ternyata juga membuat celaka jika tidak dipergunakan dengan bijak.
Pada bagian belakang buku, saya menemukan ada cetakan yang agak aneh. Selama ini cetakan selalu dibuat dengan posisi ada di tengah halaman. Tapi pada buku ini seakan batas area dilanggar. Agak tidak biasa. Entah ini untuk seluruh buku atau hanya pada buku yang saya miliki.
Begitulah, penulis yang satu ini cukup pandai mengaduk-aduk emosi saya ketika membaca karyanya. Ikut menangis ketika terbayang seorang anak sibuk memeriksa telepon genggam mainannya, berharap sang ibu menghubunginya di sana. Ikut tersenyum puas ketika penjahat mendapat hukumannya.
Mari mencari buku lainnya di perpustakaan ^_^.
AJO_QQ poker
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856