Judul asli: The Atlas of Food: Discovering the Flavors and Traditions of Cooking Around the World
Penyusun: Genny Gallo
Ilustrasi: Annalisa Beghelli
ISBN-10: 8854412791
ISBN-13: 9788854412798
Halaman: 95
Cetakan: Pertama 2018
Penerbit: White Star
Sejak pertama kali melihat buku ini di meja BBW 2020, saya sudah jatuh cinta. Bagaimana tidak, buku yang sebenarnya diperuntukan bagi anak-anak ini memberikan informasi mengenai aneka makanan dari lima benua yang ada di dunia.
Meski jumlahnya tak sama, tiap benua minimal terwakili oleh satu atau beberapa negara yang ada di benua tersebut. Europe (maksudnya Benua Eropa kali ya?) diwakili antara lain oleh negara German, Perancis, danPortugis. Sementara untuk The Americas ada United State of Amerika, Mexico dan Peru,
Untuk Asia disebutkan food for the soul with the colors and fragrances of a rich array of spices. Benua Asia diwakili oleh beberapa negara juga seperti Vietnam, Rusia, dan pastinya Indonesia. Agak aneh saya tak menemukan Malaysia dan Singapura di sana.
Dari tiap negara yang mewakili akan diberikan uraian mengenai hal yang paling terkenal dari negara tersebut, terkait makanan tentunya. Lalu ada juga kebiasan mengenai budaya makan, atau tata cara makan di negara terrsebut. Jadi selain tahu tentang makanan, kita juga akan mendapat informasi mengenai budaya.
Membuka bagian tentang Indonesia, saya langsung melongo. Ada sebuah gambar yang bagi saya identik dengan gambar yang sering dipergunakan untuk iklan mie instan. Ternyata setelah membaca informasi yang ada, itu adalah nasi goreng. Kok nasi goreng disajikan dalam mangkok, sementara yang soto seperti dalam piring.
Kemudian ada buble tea yang langsung membuat saya terheran-heran. Sejak kapan minuman ini dianggap populer dari tanah air? Dalam buku Sejarah Teh: Asal Usul Perkembangan Minuman Favorit Dunia, pernah disebutkan asal mula negara yang membuat bubble tea populer. Jelas bukan dari Indonesia.
Penasaran juga kenapa beberapa makanan justru tidak masuk dalam uraian tersebut. Mungkin pertimbangan yang mendasari hal yang harus dibagikan dari sebuah negara, berbeda dengan pendapat saya. Tersebut rendang yang disebutkan sebagai makanan terenak di dunia versi CNN tidak ada dalam buku ini
Makanan yang disebutkan pada uraian tentang Indonesia selain nasi goreng dan bubble tea (entah kenapa saya merasa lebih tepat cendol), ada sate, es buah, kelepon, soto, kopi luak dan beberapa lagi.
Oh ya, budaya makan dengan mempergunakan tangan juga diulas dalam buku ini. Sudah biasa bagi masyarakat Indonesia makan mempergunakan tangan tanpa sendok-garpu. Pisau memang ada namun hanya dipergunakan untuk memasak di dapur.
Ada saran juga untuk tidak bersin di meja makan, sebuah himbauan yang perlu diperhatikan. Jangan sampai kuman mengenai makanan di atas meja. Jika ada keinginan untuk bersin, segera meminta izin untuk meninggalkan meja sebentar.
Di bagian lagi, misalnya dari Thailand ada Sriracha. Lalu ada biskuit yang terkenal dari negara tetangga, Australia. Bagaimana cara menikmati Tim Tam yang pas juag diuraikan, yaiut dengan digigit ujungnya lalu dicelupkan dalam susu. Timtan juga bisa dipergunakan untuk sedotan minum susu
Ada juga bagian yang menceritakan tentang sarapan di seluruh dunia. Di Brazil, untuk sarapan digambarkan roti bakar dengan isi pepaya. Sarapan di Italia berupa cappuccino, roti dengan berbagai selai sesuai selera, ditambah kukis. Sementara di Vietnam ada Pho (semacam mie dengan daging) serta minum teh.
Lalu ada bagian yang mengulas tentang makanan untuk saat acara khusus. Misalnya, di India saat perayaan Diwali, tidak akan lengkap tanpa Mithai. Artikel mengenainya bisa dilihat di sini.
Bagi mereka yang mengakui sebagai food blogger atau penyuka kuliner, buku ini wajib dimiliki karena bisa memberikan banyak referensi terkait makanan. Sementara bagi mereka yang sedang berkecimpung dalam dunia pendidikan terkait kuliner, buku ini menawarkan banyak hal.
Satu lagi kelebihan buku ini selain isinya, ilustrasinya sungguh menawan. Dengan aneka warna dan gaya yang diperuntukan bagi anak-anak, buku ini juga menawan bagi pembaca dewasa.
Semula saya membelikan buku ini untuk hadiah bagi admin di IG Makan Harus Enak, ternyata belakangan banyak teman-teman yang bertanya pada BBW di rak mana buku ini ditemukan. Wah agak tergoda untuk membeli lagi bagi diri sendiri.
Sumber gambar:
The Atlas of Food: Discovering the Flavors and Traditions of Cooking Around the World
Penyusun: Genny Gallo
Ilustrasi: Annalisa Beghelli
ISBN-10: 8854412791
ISBN-13: 9788854412798
Halaman: 95
Cetakan: Pertama 2018
Penerbit: White Star
Rating: 4/5
Meski jumlahnya tak sama, tiap benua minimal terwakili oleh satu atau beberapa negara yang ada di benua tersebut. Europe (maksudnya Benua Eropa kali ya?) diwakili antara lain oleh negara German, Perancis, danPortugis. Sementara untuk The Americas ada United State of Amerika, Mexico dan Peru,
Untuk Asia disebutkan food for the soul with the colors and fragrances of a rich array of spices. Benua Asia diwakili oleh beberapa negara juga seperti Vietnam, Rusia, dan pastinya Indonesia. Agak aneh saya tak menemukan Malaysia dan Singapura di sana.
Dari tiap negara yang mewakili akan diberikan uraian mengenai hal yang paling terkenal dari negara tersebut, terkait makanan tentunya. Lalu ada juga kebiasan mengenai budaya makan, atau tata cara makan di negara terrsebut. Jadi selain tahu tentang makanan, kita juga akan mendapat informasi mengenai budaya.
Membuka bagian tentang Indonesia, saya langsung melongo. Ada sebuah gambar yang bagi saya identik dengan gambar yang sering dipergunakan untuk iklan mie instan. Ternyata setelah membaca informasi yang ada, itu adalah nasi goreng. Kok nasi goreng disajikan dalam mangkok, sementara yang soto seperti dalam piring.
Kemudian ada buble tea yang langsung membuat saya terheran-heran. Sejak kapan minuman ini dianggap populer dari tanah air? Dalam buku Sejarah Teh: Asal Usul Perkembangan Minuman Favorit Dunia, pernah disebutkan asal mula negara yang membuat bubble tea populer. Jelas bukan dari Indonesia.
Makanan yang disebutkan pada uraian tentang Indonesia selain nasi goreng dan bubble tea (entah kenapa saya merasa lebih tepat cendol), ada sate, es buah, kelepon, soto, kopi luak dan beberapa lagi.
Oh ya, budaya makan dengan mempergunakan tangan juga diulas dalam buku ini. Sudah biasa bagi masyarakat Indonesia makan mempergunakan tangan tanpa sendok-garpu. Pisau memang ada namun hanya dipergunakan untuk memasak di dapur.
Ada saran juga untuk tidak bersin di meja makan, sebuah himbauan yang perlu diperhatikan. Jangan sampai kuman mengenai makanan di atas meja. Jika ada keinginan untuk bersin, segera meminta izin untuk meninggalkan meja sebentar.
Di bagian lagi, misalnya dari Thailand ada Sriracha. Lalu ada biskuit yang terkenal dari negara tetangga, Australia. Bagaimana cara menikmati Tim Tam yang pas juag diuraikan, yaiut dengan digigit ujungnya lalu dicelupkan dalam susu. Timtan juga bisa dipergunakan untuk sedotan minum susu
Ada juga bagian yang menceritakan tentang sarapan di seluruh dunia. Di Brazil, untuk sarapan digambarkan roti bakar dengan isi pepaya. Sarapan di Italia berupa cappuccino, roti dengan berbagai selai sesuai selera, ditambah kukis. Sementara di Vietnam ada Pho (semacam mie dengan daging) serta minum teh.
Lalu ada bagian yang mengulas tentang makanan untuk saat acara khusus. Misalnya, di India saat perayaan Diwali, tidak akan lengkap tanpa Mithai. Artikel mengenainya bisa dilihat di sini.
Bagi mereka yang mengakui sebagai food blogger atau penyuka kuliner, buku ini wajib dimiliki karena bisa memberikan banyak referensi terkait makanan. Sementara bagi mereka yang sedang berkecimpung dalam dunia pendidikan terkait kuliner, buku ini menawarkan banyak hal.
Satu lagi kelebihan buku ini selain isinya, ilustrasinya sungguh menawan. Dengan aneka warna dan gaya yang diperuntukan bagi anak-anak, buku ini juga menawan bagi pembaca dewasa.
Semula saya membelikan buku ini untuk hadiah bagi admin di IG Makan Harus Enak, ternyata belakangan banyak teman-teman yang bertanya pada BBW di rak mana buku ini ditemukan. Wah agak tergoda untuk membeli lagi bagi diri sendiri.
Sumber gambar:
The Atlas of Food: Discovering the Flavors and Traditions of Cooking Around the World
Saya yang tidak punya basic dalam dunia makanan, bingung juga kalau memaksakan membeli buku ini. Mungkin buku ini tidak akan masuk ke wishlist.
BalasHapusOya, saya juga penasaran kenapa bubble tea masuk ke minuman khas Indonesia ya. Itu kan minuman yang kekinian.