Judul asli: Asyiknya jadi Orang Gajian: Nggak Kerja, Nggak Hore
Penulis: Dion Yulianto
ISBN: 9786237333081
Halaman: 143
Cetakan: Pertama-2019
Penerbit:
Rating: 3/5
Bekerja adalah jalan hidup. Kita bekerja karena kita harus melakukannya. Kita bersenang-senang karena suka melakukannya. Jika keduanya dipadukan, maka kita bekerja karena kita suka, sehingga harus melakukannya.
Ketika buku ini mendarat, sebagai hadiah dari penulis, kedua alis saya langsung bertemu. Maksudnya apa ya buku ini? Kita diajak untuk cinta sebagai pekerja, atau malah mengingatkan agar kita bersyukur memiliki pekerjaan? Pensaran.
Ternyata buku ini memutarbalikkan trend yang ada. Disaat banyak buku beredar yang penuh dengan gembar-gembor isue kebebasan finansial dengan menjadi pengusaha-apapun itu, buku ini malah mengajak para pekerja untuk duduk manis di kantor dan menikmati pekerjaan yang dimiliki selama ini.
Buku ini menyarankan agar Anda mengabaikan gagasan untuk meraih kebebasan finansial. Untuk apa? Sebagai pekerja Anda sudah mendapatkan jumlah pendapatan yang tetap setiap bulan. Silakan memiliki usaha sampingan untuk mengisi waktu luang, namun bukan untuk meraih kebebasan finansial.
Secara jumlah, bisa jadi pendapatan karyawan tidak sebesar laba yang diperoleh pengusaha. Namun, tidak semua orang mencari pendapatan tinggi, melainkan kepastian. Terutama, bagi mereka yang sudah berkeluarga, adanya kepastian pendapatan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Tidak jarang, keharmonisan rumah tangga juga ditentukan ileh kepastian pendapatan ini. Bekerja itu lebih pasti dapat duitnya.
Dalam dunia pekerja, ada semacam ungkapan I Hate Monday, begitu mereka menyadari besok sudah hari Senin, waktunya mereka mulai bekerja lagi. Beberapa menjalani dengan stres, bahkan ada yang samoai menderita Monday Morning Blues. Hal ini terjadi karena mereka memulai kerja dengan rasa terpaksa. Untuk mengatasinya, ubah cara berpikir.
Dengan pola pikir yang sudah tersusun seperti itu, maka hari Senin yang sebenarnya tak berbeda dengan hari-hari lain menjadi momok menakutkan. Maka ubahlah kosep Anda tentang hari Senin. Tanamkan dalam pikiran Anda, sekarang bukan hate lagi tapi love Monday.Maka hari Senin akan menjadi baik -baik saja.
Buatlah suasana kantor menjadi menyenangkan sehingga Anda merasa nyaman dan betah berada di sana. Sehingga Anda tak merasa berat harus pergi ke kantor. Hari-hari di kantor juga jadi menyenangkan dan memicu Anda menjadi produktif.
Caranya bisa dengan bermacam-macam, misalnya:
1. Menjalin pertemanan dengan sesama karyawan;
2. Merapikan tempat Anda bekerja;
3. Bersenang-senang saat istirahat, sebelum, atau sesudah jam kerja di kantor;
4. Buat tempat kerja Anda menjadi nyaman sesuai dengan versi Anda, misalnya membawa tanaman, memasang pernak-pernik di meja, dan sejenisnya.
Bayangkan hal-hal menyenangkan yang bisa Anda peroleh jika berangkat bekerja hari itu. Tanamkan rasa bahagia dengan bekerja di hari Senin. Dengan demikian memulai hari untuk bekerja di hari Seninmenjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu.
Dengan menjadi seorang pengusaha, mungkin saja-masih kemungkinan lho, Anda bisa mendapat penghasilan yang lebih besar, namun apakah sudah terbayangkan upaya apa yang harus Anda lakukan untuk bisa memperolehnya? Bagaimana dengan waktu bersama keluarga? Apakah sudah dipertimbangkan konsekuensi yang muncul?
Tak ada salahnya menjadi seorang pekerjaan kantoran. Anda juga bisa memanfaatkan waktu luang dengan mencoba memulai usaha sederhana yang tak banyak menyita waktu. Siapa tahu Anda malah sia mendapat penghasilan dari banyak sisi.
Banyak hal menarik yang bisa ditemukan dalam buku ini. Terutama tips dan trik membuat kerja di kantor sebagai hal yang menyenangkan dan patut dibanggakan.
Jika buku ini mengalami cetak ulang, ada baiknya penulis melakukan editing pada beberapa bab, terutama dalam hal petempatan topik. Ada topik yang lebih pas berada pada bab X, malah berada di bab C.
Epik!
Mencoba keluar dari kebanyakan topik tentang pekerja kantoran, buku ini bisa menjadi angin segar untuk para pekerja kantoran yang lagi ngerasa jenuh banget sama kerjaannya. Tapi kok penerbitnya masih kosong ya. Apakah buku yang diterbitkan sendiri?
BalasHapus