Penulis: Dion Yulianto
Editor: Yanuar Arifin
ISBN: 9786238847426
Halaman: 194
Cetakan: Pertama-2024
Penerbit: Jendela
Penerbit: Jendela
Harga: Rp 60.000
Rating: 3/5
Berpura-pura bodoh atau menyembunyikan kecerdasan kita dengan bijaksana adalah strategi yang cerdik dan efektif dalam mencapai pengaruh yang positif
-hal 25-
Di mana saja, kita akan menemukan orang yang perkataannya selalu didengar, perbuatannya selalu dianggap benar dan patut ditiru. Ia mampu membuat seseorang melakukan sesuatu hal atau memiliki pikiran dan pendapat sesuai keinginannya.
Padahal, jika diperhatikan dengan seksama, pesonanya tidak terlalu kuat, cenderung biasa. Tapi orang seakan tunduk padanya. Sosok itu, seolah-olah memiliki kekuasaan penuh pada diri dan pikiran orang lain. Begitulah efek dari kemampuannya untuk memanipusi orang lain.
Buku ini, berisikan tentang bagaimana cara kita bisa meraih kekuasaan. Ada 33 kiat-kiat ampuh yang menurut penulisnya sudah terbukti. Terdapat juga kisah-kisah inspiratif terkait kiat yang dibahas. Pastinya, ada trik bagaimana menjadi orang berpengaruh dan mampu mempengaruhi orang lain.
Beberapa kiat antara lain yaitu Berpura-pura Bodoh untuk Mengelabui Orang Lain; Buat Orang Lain Bergantung Kepadamu; Kenali Kesempatan dalam Setiap Situasi; Jadilah Seorang Teman Sekaligus Mata-Mata; Jadilah Tega dan Tegas; Samarkan Tujuanmu; dan masih banyak lagi.
Kenali Musuhmu, merupakan kalimat dari Lao Tse yang terkenal. Buku ini juga menjadi hal tersebut sebagai salah satu kiat. Dengan memahami musuh, kita bisa menyusun strategi yang efektif dan menekan sedikit mungkin dampak kerugian bagi diri.
Ternyata dalam setiap kiat, penulis mencantumkan beberapa tindakan yang harus diambil. Dalam kiat Kenali Musuhmu, terdapat 10 hal. Mulai dari Lupakan Prasangka dan Kejahatan; Lakukan Penelitian Mendalam; Berbicara dengan Orang yang Mengenal Musuh; Pahami Motivasi dan Ambisi; Analisis Kelemahan dan Kelebihan; Tetap Berpikir Rasional dan Obyektif; Jangan Sampai Terbawa Ego; Gunakan Informasi dengan Bijaksana; serta Jadilah Pemimpin yang Menginspirasi.
Pepatah mengatakan Hutang Budi dibawa Sampai Mati. Sangat tidak disarankan untuk memiliki hutang budi pada orang lain. Buku ini juga menyarankan hal yang sama, Jangan Berhutang Budi Kepada Orang Lain.
Sebagai manusia, kita memang membutuhkan bantuan orang lain. Tapi usahakan jangan sampai bantuan yang kita terima membuat kita menjadi berhutang budi. Karena dengan berhutang budi, dapat mengikat diri dalam ekspektasi dan harapan, yang dapat membatasi keterbebasan dan kemampuan kita untuk melangkah maju.
Pada kiat Memanfaatkan Orang Lain, pembaca disuguhi kisah inspiratif tentang perbedan cara kerja antara Thomas Alva Edison dengan Nikola Tesla. Disebutkan bahwa Edison memanfaatkan keahlian orang lain dan menyewa yang terbaik untuk mengembangkan penemuannya.
Sementara Tesla melakukannya semua hal sendiri. Dari hal yang mungkin remeh hingga hal penting dalam penelitian. Dampaknya Edison dikenal sebagai ilmuan dan hidup berkecukupan karena temuannya. Sementara Tesla sering tak mendapat penghargaan yang setimpal dengan kontribusinya, walau banyak temuannya digunakan oleh penemu lain.
Dalam dunia yang saling terkoneksi, bekerja sama dengan orang lain adalah kunci untuk mencapai pengaruh yang berarti dan kesuksesan yang berkelanjutan.-hal 132-
Secara garis besar, buku ini menarik untuk dibaca oleh mereka yang sedang ingin mengembangkan diri. Juga bagi mereka yang ingin keluar dari lingkungan atau tempat kerja yang mulai dirasa toksik namun belum memiliki keberanian.
Dari 33 kiat, mungkin ada yang sudah sering Anda lakukan, tinggal dikembangkan sesuai dengan arahan yang ada dalam buku ini.
Untuk kiat-kiat yang lain, bisa dipelajari terlebih dahulu, mulai dari yang dirasakan sesuai dengan kepribadian dan karakter diri Anda. Sehingga menjadi lebih mudah untuk menerapkannya.
Perlu diingat, bisa saja buku ini bermanfaat bagi Anda namun tidak bagi orang lain. Begitu juga sebaliknya, karena dalam kehidupan ini, kadang ada unsur tak terlihat yang ikut berperan.
Kover dengan mengusung warna dominan hitam ini terlihat mencolok diantara buku-buku sejenis lainnya. Apalagi gambar mahkota keemasan semakin membuat unik kover ini.
Agak bingung juga sebenarnya mau memberikan bintang berapa. Karena, pada beberapa bagian, rasanya bukan ditulis oleh penulis yang sudah puluhan tahun jadi editor di penerbit sebelah. Gaya penulisannya berbeda jauh.
Atau, karena naskah mengalami editing luar biasa dari editor in house penerbit? Sehingga rasanya aneh membaca bagian yang porak-poranda. Judul dan isi bahkan ada yang tidak sesuai.
Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini layak dibaca sebagai pengisi waktu luang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar