Penulis: Makinuddin Samin
Penyunting: Joni Sujono
Penyelaras Akhir: Shalahuddin Gh
Pemindai Aksara; Jenny M . Indarto
Penggambar Sampul: Imam Bucah
ISBN: 9786026799135
Halaman: 496
Cetakan: Prrtama- Februari 2017
Penerbit: Javanica
Harga: Rp 95.000
Rating:4/5
Siasat Sama-Beda-Danua
Siasat itu bertumpu pada tiga unsur: Galang sekutu, pecah belah musuh, dan pukul musuh pada titik paling lemah di saat yang tepat
~hal 258-259~
Banyak orang bijak yang mengatakan bahwa dibalik kesuksesan seorang pria, ada wanita hebat dibelakangnya. Hal serupa juga berlaku dalam buku ini. Dibalik kesuksesan dalam berperang (apapun tujuan dan alasannya) terdapat sosok-sosok telik sandi hebat. Kekalahan dalam perang, juga bisa terjadi akibat lemahnya jaringan telik sandi yang mereka miliki.
Mungkin saya akan dianggap nyeleneh karena selesai membaca buku ini, ingatan saya justru tertuju pada salah satu film Mr Bond, Tomorrow Never Dies. Sebagai agen rahasia, Mr Bond menjadi memiliki dua sisi kehidupan. Satu sisi ketika ia menjadi seorang pria bernama James Bond, sementara sisi lainnya ketika ia bertugas. Kadang ia harus melakukan hal yang ia tak sukai demi tugas. Namun tak jarang juga ia bersenang-senang sambil bertugas. Contohnya ketika M dengan jelas memberikan instruksi untuk mendekati istri Elliot Carver, mantan pacar Bond. Pergunakan pesonamu, jika perlu "pompa" agar informasi yang dibutuhkan bisa diperoleh, begitu instruksi M. Kejam? Mungkin begitulah dunia mata-mata.
Peperangan tidak hanya soal berapa jumlah pasukan, ilmu kanuragan, formasi menyerang, taktik yang dipergunakan, tapi juga urusan orang tak terlihat, tak bernama alias para telik sandi. Mereka adalah orang-orang yang berada dibalik keberhasilan peperangan. Demikianlah yang bisa ditarik kesimpulan dari kisah dalam buku ini.
Sebanyak 488 halaman, pembaca akan disuguhi mengenai prahara yang terjadi di bumi tercinta. Uniknya buku ini terbagi menjadi dua bagian dengan jarak latar belakang kisah selama 19 tahun! Bagian pertama memuat kisah yang terjadi sekitar tahun 1527 M dengan judul Kupu-kupu di Atas Candi. Sedangkan bagian yang lain memuat kisha yang terjadi pada tahun 1546 hingga 1549 M dan diberi judul Kunang-kunang diatas Kubah Masjid. Penulis dengan piawai mampu membuat irama kisah tetap stabil dan konsisten. Para tokoh tetap dengan kepribadian yang sama, hanya mengalami sedikit perubahan dikarenakan faktor usia. Lokasi juga mengalami perkembangan, namun lebih karena tuntutan perjalanan waktu.
Pemilihan judul kisah ini sangat mewakili isi kisah. Banyak pihak yang menjadikan peperangan bukan hanya perang kecerdikan dan kekuatan, namun juga perang antara tatanan lama dan baru. Tatanan kehidupan yang semula sesuai dengan tatanan Majapahit, akan diganti dengan tatanan baru Demak. Perihal kekuasaan dan kepercayaan terjadi sudah ada sejak zaman dahulu. Mirip dengan kondisi belakangan ini.
Melihat peta mengenai luasnya Majapahit masa pemerintahan Hayam Wuruk dalam buku Ibukota Majapahit, Masa Jaya dan Pencapaian karya Agus Aris Munandar, bisa dibayangkan betapa sulitnya upaya mengganti tatanan lama dengan yang baru. Memang penguasa bukan lagi Hayam Wuruk dalam kisah ini, tapi Majapahit masih bisa dikatakan sebagai kerajaan dengan kekuatan dan pengaruh yang luas. Makin diperlukan upaya telik sandi untuk bisa mengetahui bagaimana situasi dan kondisi kota lainnya
Pemilihan kata Ahangkara juga mengundang rasa penasaran. Ternyata Ahangkara terjadi karena awidya, ketidaktahuan serta samkara, kotoran jiwa. Tidak ada manusia yang terlepas dari ahangkara, yang bisa dilakukan adalah terus-menerus berusaha memupus hingga ajal tiba. Uraian mengenai makna Ahangkara disampaikan oleh orang yang dituakan di Ambulu, bisa dibaca di halaman 238-240.
Selain urusan telik sandi, pembaca juga akan mendapat pencerahan mengenai penyebaran agama yang dilakukan secara damai oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus. Beliau berdua tidak menolak unsur budaya Jawa, namun justru memanfaatkan tanpa merusak akidah. Misalnya dengan mempergunakan wayang sebagai sarana berdakwah. Seni pewayangan dan tetembangan dianggap sebagai sarana syiar. Demikian juga perihal pemasangan kemenyan, tujuannya untuk mengusir nyamuk dan menciptakan udara harum bukan hal lain. Uraian lengkap mengenai hal ini dibahas pada halaman 121-124.
Meski merupakan novel sejarah, pesan moral dalam buku ini cukup relevan dengan kondisi saat ini. Bagian yang mengajarkan untuk menghormati kepercayaan dan keyakinan orang lain patut ditiru. Bahkan ketika di medan pertempuran, Sunan Kudus melarang melakukan pembunuhan pada musuh yang berbeda keyakinan, beliau bahkan mendampingi saat musuh menjemput ajal.
Demikian juga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat juga diuraikan dengan indah. Candi Ambulu sebagai contoh. Candi yang dibangun sekitar 250-500 tahun lalu (ada dua versi yang beredar di sana) merupakan candi pemujaan Batara Siwa, namun tetap dipelihara oleh seluruh warga sekitar meski kiblat telah berubah dari Majapahit ke Demak. bagi mereka, candi adalah warisan leluhur yang harus dipelihara. Mangku Candi Ambulu dan pengasuh Pesantren Gading juga sering bertemu untuk berdiskusi. Maka, banyak yang merasa sedih dan hancur perasaannya ketika candi tersebut harus dikubur karena hasutan dan pemikiran beberapa orang.
Bagi mereka yang kurang memahami bahasa Jawa, tak perlu risau, ada catatan kali yang sangat membantu. Bisa dikatakan pembaca bisa dengan mudah menemukan catatan kali dalam buku ini. Ada tujuh di halaman 15, enam di halaman 29, empat di halaman 97, lima di halaman 92 dan masih banyak lagi halaman yang memuat catatan kaki tidak sedikit. Jika tidak menemukan catatan kaki, coba simak lagi kalimat yang memuat kata asing yang tidak dipahami. Beberapa bagian menempatkan penjelasan langsung di sebelah kata tersebut. Pembaca akan mendapat manfaat penambahan kata dengan membaca buku ini.
Seperti yang disebutkan di atas, kisah dalam buku ini memiliki rentang waktu yang cukup lama. Beberapa kali disebutkan mengenai masa tanam, paceklik dan lainnya. Seingat saya, ada kearifan lokal mengenai pertanian dan perikanan yang disebut Pranata Mangsa. Sempat membaca versi singkat, penasaran mencari dan menemukan versi yang lebih lengkap. Silahkan baca di sini. Ternyata, membaca buku ini membuat saya tertarik membaca buku yang lain ^_^.
Jangan khawatir dengan urutan kejadian serta banyaknya tokoh dalam kisah ini. Pemahaman singkat bisa ditemui dalam bagian Linimasa Kekuasaan di Tanah Jawa. Sementara hubungan antara satu tokoh dengan yang lain bisa dipahami melalui berbagai silsilah yang juga ada dibagian belakang buku.
Sepenggal bagian dari kisah ini mengingatkan saya pada buku dengan judul Kode Untuk Republik. Isinya mengenai sepak terjang para telik sandi saat perang kemerdekaan plus sejarah mengenai telik sandi di negara tercinta ini. Reviewnya ada di sini.Sebenarnya ada kelebihan buku ini yang juga menjadi kekurangan untuk saya. Bagi saya yang bukan pembaca sejarah, berbagai fakta sejarah yang baru saya ketahui memenuhi isi kepala saya dengan cepat. Saya jadi sedikit mengalami kesulitan untuk mengikuti kisah, terutama pada bagian awal. Namun perlahan, saya bisa menikmati. Bagi para penyuka buku sejarah, tentunya akan melahap dengan rakus berbagai informasi yang disajikan dalam buku ini. Sekali-kali mencoba yang beda tak ada salahnya bukan?
Kalimat yang saya sukai ada di halaman 22. Seakan menjadi pengingat pada diri sendiri untuk selalu mawas diri dengan mengukur kemampuan. Merasa mampu merupakan hal yang wajar, namun jangan sampai memaksakan diri.
Kadang rembulan memaksa terbit meskipun matahari masih menggantung di langit baratApakah kalian rembulan yang ingin melawan matahari? Hingga untuk bisa melakukannya memakai berbagai cara termasuk perlu mengetahui apa yang terjadi kelak? Ah, jika begitu, ada baiknya menyimak perkataan seorang bijak di halaman 280, "... bahwa kita tidak perlu tahu apa yang akan terjadi di masa depan agar kita bisa menyiapkan diri lebih baik."
Sumber Gambar:
1. Buku Ibukota Majapahit, Masa Jaya dan Pencapaian karangan Agus Aris Munandar, Komunitas Bambu.
2. Koleksi Pribadi
================================
GIVEAWAY
Mau novel Ahangkara GRATIS? Nah, kebetulan ini Penerbit JAVANICA menghadiahkan DUA novel Ahangkara secara cuma-cuma untuk dua calon pembacanya. Tapi, ikutan kuisnya dulu ya. Berikut ini syarat dan cara ikutan kuisnya:
1. Silakan di-follow dulu akun fanpage Penerbit Javanica (link ini) dan
akun FB penulisnya Makinuddin Samin (klik di sini)
2. Share/bagikan info giveaway ini di Facebook atau twitter.
Boleh mention saya atau penerbitnya.
3. Silakan dijawab
pertanyaan berikut di komentar postingan ini:
Menurut teman-teman, kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang telik sandi? Sertakan alasannya.
4. Dimohon hanya menjawab satu kali saja. Format jawaban
adalah sebagai berikut:
Nama:
Akun twitter/Facebook:
Email:
Jawaban:
Email:
Jawaban:
5. Kuis ini akan ditutup pada 19 Maret 2017 pukul 23.59 WIB. Saya akan
memilih DUA PEMENANG yang akan mendapatkan masing-masing satu buku ini
gratis. Satu pemenang akan dinilai dari jawabannya, sementara satu pemenang
lagi dari hasil undian seluruh jawaban yang masuk dengan bantuan random.org.
Pengumuman pemenang akan dicantumkan di komen postingan ini. Pemberitahuan resmi akan dikirim via email yang bersangkutan.
Jika dalam waktu 3 hari (hingga tanggal 22 Maret 2017) pemenang tidak memberikan alamat pengiriman maka hadiah akan diberikan pada calon pemenang berikutnya.
6. Giveaway ini hanya berlaku untuk peserta yang berdomisili
atau memiliki alamat kirim di wilayah NKRI.
7. Tidak ada korespondesi dalam GA ini (jie.. sekali-kali galak ah)
Hayuh, ini kesempatan terakhir guna mendapatkan buku ciamik ini dengan cuma-cuma. Kerahkan segala daya, kapan lagi!
7. Tidak ada korespondesi dalam GA ini (jie.. sekali-kali galak ah)
Hayuh, ini kesempatan terakhir guna mendapatkan buku ciamik ini dengan cuma-cuma. Kerahkan segala daya, kapan lagi!
Nama I ketut wedha andi n
BalasHapusakun twiter ike_natalona
email iktwedha@gmail.com
jawaban kemampuan menguasai berbagai macam bahasa
Alasannya; Seorg yg berkecimpung dlm telik sandi bertugas menggali informasi, komunikasi adalah kunci dlm mengumpulkan informasi, dia hrs mampu berbaur dgn masyarakat sekitar utk membuat isu, mengacaukan jln pikir dan hal lainnya tergantung kepentingan junjungannya teringat seorg telik sandi dr majapahit dgn sebutan Rase ;)
HapusNama Lothar Galang Yuwono
BalasHapusNama Fecebook Lothar Galang Aremania
Jawaban kemampuan menyamar
Telik sandi, mendengar ini saya jadi teringat sinetron-sinetron kolosal Indosiar. Misteri Gunung Merapi, Angling Darma, atau yang lebih zadul misal Tutur TInular, Dendam Nyi Pelet. Telik Sandi atau yang kemudian terpeyorasi menjadi mata-mata dalam sebuah tragedi peperangan.
BalasHapusDan kalau ditanya soal kemampuan utama seorang telik sandi, adalah MENDADAK JADI BODOH. Keeeekeee, bukan ngasal sih. Pada dasarnya telik sandi kudu pinter, pinter bahasa, pinter nyamar, pinter jurus perang dsb. Tapi kemampuan itu kudu ditutupi dengan pura-pura menjadi bodoh. Salut untuk para telik sandi...
Teguh Afandi
Nama: Bety Kusumawardhani
BalasHapusAkun twitter: @bety_19930114
Email: aki.no.melody@gmail.com
Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang telik sandi?
1. Kecerdasan
Seorang tilik sandi secerdas seekor lumba-lumba karena dia harus mampu mendapatkan data dan informasi dari orang lain tanpa disadari oleh yg bersangkutan dengan strategi-strategi khusus yg hanya dipahami oleh sesama tilik sandi
2. Ketelitian
Seorang tilik sandi matanya setajam elang karena dia dituntut untuk teliti dalam menghubungkan satu petunjuk satu sama lain tanpa terlewat sekecil apapun petunjuk yg ditemukan di lapangan.
3. Kesigapan
Seorang tilik sandi selincah cheetah ketika menjalankan tugasnya. Sehingga kalau ada perintah dari atas ke bawah, maka yang di bawah pasti harus sigap dan siap menjalankan dalam kondisi apapun meskipun tidak tahu atasannya. Ketika ada masalah, dia langsung sigap menanganinya.
4. Kepekaan
Penciuman seorang tilik sandi itu ibarat seekor anjing yg tajam karena mampu memanfaatkan keadaan sekitar sebagai petunjuk atau sumber informasi. Apapun dan siapapun bisa dimanfaatkan, baik benda mati ataupun benda hidup.
FB : Bety Kusumawardhani
HapusNama: Hapudin
BalasHapusTwitter/FB: @adindilla / Adin
Email: hapudincreative@gmail.com
Jawaban:
Kemampuan Telik Sandi yang utama adalah amanah dan cerdas. Amanah maksudnya dia harus bisa menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab dan tidak tergoda untuk membelot sehingga dia menjadi Telik Sandi yang dapat diandalkan. Sedang cerdas maksudnya bisa improvisasi dengan tugasnya dalam segala kondisi. sebab menjadi Telik Sandi harus menghadapi situasi yang serba tidak terprediksi. Sehingga si Telik Sandi harus bisa spontan dan tepat memutuskan keputusan untuk menghadapi situasi tak terduga tersebut, juga mampu mejabarkan apa yang menjadi hasil pekerjaannya secara jelas, singkat, dan tersampaikan.
Nama: Rohaenah
BalasHapusTwitter: @rohaenah1
Email: rohainalilis@gmail.com
Jawaban: sebenernya aku agak kudet juga sih sama kata telik sandi. Dilihat dari katanya aku cuma bisa memprediksi seorang telik sandi yang pasti harus cerdas dan banyak ide.
Teliti, dan bisa mengakodasi hal yang ada di pikirannya agar selaras dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Nama:Muthiah
BalasHapusAkun twitter/Facebook: @speakercoret
Email: mute_d(at)yahoo(dot)com
Jawaban: Poker face
telik sandi udah pasti harus bisa nyembunyiin perasaan n pikirannya
Nama: Amaliya Khamdanah
BalasHapusAkun twitter/Facebook: @AmaliyaKh7/Amaliya Khamdanah
Email: khamdanahamaliya@gmailcom
Jawaban: Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang telik sandi? Yang harus dimiliki oleh seorang telik sandi antara lain kecerdikan. Karena dalam merancang suatu hal terutama dalam peperangan dan mencari informasi secara diam-diam adalah cerdik--agar yang dituju atau dicari informasinya tak mengetahui rencana yang dari seorang telik sandi tersebut. Iman yang kuat. Jika iman seorang telik sandi tak kuat pun akan mudah dirasuki oleh orang lain, rencana-rencana hebatnya untuk kerajaan yang diabdi pun bisa terbongkar.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Leny
BalasHapusAkun twitter/Facebook: @justlynn23/Leny Quenna
Email: lovelynn.melody@ gmail.com
Jawaban: Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang telik sandi menurutku adalah kemampuan membaca pikiran orang lain. Karena seorang telik sandi itu kan orang yang berada dibalik keberhasilan peperangan. Jadi kalau seorang telik sandi memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain, itu akan memudahkan dia untuk membaca isi pikiran para musuh dalam perang tersebut. Sehingga akan lebih mudah untuk menaklukkannya dan mengalahkannya.
Maaf karena gangguang jaringan jadi baru bisa kasih pengumuman.
BalasHapusPenyerahan alamat dan no telepon diundur hingga 26 Maret 2017
Hasil diskusi dengan para juri (saya tidak sendiri lho ^_^)
Yang beruntung adalah:
1. Nama:Muthiah
Akun twitter/Facebook: @speakercoret
Email: mute_d(at)yahoo(dot)com
2. Nama: Bety Kusumawardhani
Akun twitter: @bety_19930114
Email: aki.no.melody@gmail.com
Selamat untung yang beruntung. Bagi yang belum jangan putus asa, masih ada GA lainnya.
Terima kasih sudah mengikuti GA ini. Sampai ketemu di GA selanjutnya
Alamatnya udah aku kirim kak, dicek ya :) Thanks...
BalasHapus