Penulis: Ricky Yance
Alih bahasa: Nadya Andwiani
Editor: Bayu Anangga
Desan sampul: Olvyanda Ariesta
ISBN: 9786020331744
Halaman: 480
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rating: 3.5/5
Di liang kubur, si Anthrotophagus memasukan kaki Erasmus Gray ke mulutnya yang mengatup-ngatup, geliginya menggigit betis si perampok kabur yang tersentak, sementara mata hitamnya berputar di rongganya.... Mulut di bawah terus bekerja, menguyah semakin ke atas sementara cakarnya menarik lelaki tua itu. kaki Erasmus yang bebas menendang-nendang seperti orang yang tenggelam berjuang naik ke permukaan....
~ hal 72-73~
Mungkin saya salah memilih bacaan.
Rencananya hendak mengisi waktu senggang dengan menikmati minuman segar, dipilihlah buku ini untuk menemani. Belum juga selesai melewati bagian yang berurusan dengan suasana mencekam, hujan turun diiringi dengan guntur dan petir. Baiklah, saya jadi merasa agak seram. Plus pada bagian awal ditulis kata, "Diedit oleh Ricky Yancey," memberikan kesan buku ini adalah kisah nyata. Duh saya makin terbawa
suasana, serasa makin mencekam (mendadak lebay).
Dibuka dengan penjelasan apa yang dimaksud dengan monstrumonolgi, selanjutnya pembaca akan menemukan prolog tentang kisah ini. Seorang penulis sedang memenuhi panggilan seorang kepala panti, yang kemudian menyerahkan jurnal harian berbentuk tiga belas buku tulis tebal milik seorang pria bernama William James Henry biasa dipanggil Will Henry. Ia merupakan penghuni panti tertua yang meninggal beberapa saat yang lalu.
Versi Bahasa Jerman |
Penurut pengakuan Will
Henry, ia lahir pada tahun 1876 Masehi, artinya usianya melebihi seratus tahun!
Aneh memang. Tapi bukan itu saja keanehan yang akan ditemui si penulis dalam
jurnal harian tersebut. Banyak hal-hal lain yang lebih mencengangkan
dibandingkan mengetahui ada seseorang yang berusia lebih dari seratus tahun!.
Will Henry ternyata adalah
seorang asisten dari Dr Pellinore
Warthrop, doktor filsafat yang sangat
tertarik dengan segala hal yang berurusan dengan Bangsa Anthrophophagi dari Afrika Utara dan Barat. Dahulu ayahnya
juga asisten dari si doktor sebelum meninggal karena kebakaran bersama ibunya.
Doktor merawat, memberikan tempat tinggal dan sekaligus menjadikannya sebagai
asisten.
Bangsa Anthrophophagi? Jelas bukan bangsa yang ramai. Bisa dikatakan
mereka sejenis monster pemakan manusia. Dalam kisah beberapa kali diuraikan
mengenai monster yang sedang berburu, bersyukurlah jika bisa lolos dari
kejarannya. Salah seorang anak yang berhasil lolos saat segerombolan menyerbu rumahnya, mengalami masa-masa sulit.
Dengan mengambil seting
kota New England akhir abad ke-19, pembaca akan ikut merasakan bagaimana
perjuangan Will Henry dalam menjalani hidup. Tidak saja kerepotan mengurus rumah tangga, tapi juga harus mampu
bertahan hidup sebagai seorang asisten doktor pemburu monster. Ia juga harus
berjuang membuang trauma melihat kedua orang tuanya mati terbakar.
Setelah selesai membaca
kisah ini, saya merasa bahwa sosok Will Henry merupakan sosok yang tegar.
Disaat anak seusianya menghabiskan waktu dengan bermain, Will Henry sibuk
menggali makam atas perintah doktor untuk penelitian. Ketika anak lain
seusianya tidur nyenyak, Will Henru justru harus terjaga untuk menemani sang
doktor melakukan penelitian.
Ia juga merupakan orang
yang paling berjasa dalam kehidupan sang doktor yang cenderung nekat. Tanpa
Will Henry ia tak akan memiliki rumah yang lumayan terawat, menikmati makanan
hangat, melakukan penelitian dengan benar tanpa gangguan, dan selamat dari bahaya tentunya.
Versi Bahasa Rusia |
Namun dibalik ketegaran
sosok Will Henry, pembaca juga akan menemukan sisi anak-anak dalam dirinya.
Anak yang butuh tidur cukup, menikmati makanan hangat, sesekali butuh
diperhatikan. Anak yang kadang lepas kendali dan tak mampu mengontrol emosi.
Akhir kisah yang tak
terduga mengajak kita untuk merenung. Apakah rasa penasaran atas dasar
penelitian dengan kenekatan berbeda tipis. Apakah memuaskan rasa ingin tahu
harus ditempuh dengan berbagai cara, bahkan cara yang tak lazim sekali pun.
Ikut campur tangan pada alam merupakan hal yang membahayakan, biarlah semua
berjalan apa adanya.
Butuh tenaga ekstra untuk
memahami buku ini, bagi saya. Selain penggunaan kata yang lumayan beragam serta
cenderung rumit, kalimat-kalimat panjang akan banyak kita temui dalam buku ini.
Plus urusan mencekam yang ternyata juga memegang
peranan
Versi Bahasa Turki |
Meski begitu, saya
mendapat pengetahuan berupa kata baru dalam buku ini, renjana. Menurut KBBI,
renjana adalah rasa hati yang kuat. Tepatnya ada di link ini. Maklumlah,
pengetahuan kata saya minim, jadi senang rasanya dapat ilmu baru.
Untuk urusan kover,
sepertinya para penerbit berusaha menampilkan kesan menyeramkan dan misterius.
Beberapa kover yang saya lihat, menggambarkan situasi atau peristiwa yang ada
dalam buku dengan sangat pas dengan imajinasi saya. Favorit saya adalah versi
bahasa Jerman, kesannya klasik. Mampu menggugah rasa penasaran dan menimbulkan
efek ngeri dalam waktu bersamaan.
Mengintip Goodreads, buku
ini memperoleh penghargaan berupa Michael L. Printz Award Nominee (2010),
Milwaukee County Teen Book Award Nominee (2011), Michigan Library Association
Thumbs Up! Award Nominee (2010), Amelia Elizabeth Walden Award (ALAN/NCTE)
Nominee (2010), Abraham Lincoln Award Nominee (2013)
Jika buku ini merupakan
tiga jilid pertama dari jurnal harian Will Henry bakalan ada jilid selanjutnya. Masih mengacu
pada Goodreads, memang tertera ada empat buku dalam seri ini. Masalahnya apakah
terjemahannya akan muncul? Mari kita sabar menunggu saja ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar