Penulis : Diyan Yulianto dan M.S Rohman
Editor : Abdul Azid Mutaqin
ISBN : 978-602-978-293-6
Halaman : 299
Penerbit : Diva Press
www.divapress-online
" ...Kekuasaan dari ilmu pengetahuan, begitu luas. Tidak ada yang dapat menguasai keseluruhan kajian ilmu pengetahuan sendirian." ~ al Battani ~
Membaca buku ini membuat saya mengetahui banyak hal. Kadan banyak fakta mengenai suatu hal yang belum terungkap tanpa kita sadari. Sebuah ungkapan berbau filosofis dalam buku ini menyebutkan, "Sejarah sering dibedakan dengan apa yang tertulis. Dan sejarah yang tertulis kadang tidak menampakkan apa yang benar-benar terjadi" Sepertinya memang banyak yang selama ini tidak nampak dan akan tetap begitu jika buku ini tidak terbit Buku tipis tapi sarat pengetahuan ini membuka mata kita akan betapa banyak sumbangsih Islam dalam peradaban dunia. Umumnya karya-karya hebat tersebut sekarang sudah sering kita jumpai dalam aneka wujud.
Sebut saja soal hasil dari C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR. Tidak pernah dengar? Kalau sabun pasti semua tahu. C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR merupakan rumus kimia sabun.
Sabun sudah dikenal di dunia Islam sejak abad 9M. Razes atau ar-Razi merupakan orang yang menemukan resep moderen untuk membuat sabun. Campuran dasarnya saat itu adalah minyak tumbuhan, sodium hidroaksida serta bahan-bahan aromatik Saat itu justru Bangsa Eropa masih menggunakan air seni manusia untuk mencuci pakaian yeek!
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. Jadi tidak perlu menyediakan toilet umum guna menampung air seni sebagi ramuan pencuci pakaian khan...
Kisah mengenai sebuah rumah sakit yang membebaskan ongkos berobat semua pasiennya sungguh kontras dengan kondisi dewasa ini. Rumah Sakit al-Manshuri berada di Kairo pada abad ke-13. Rumah sakit ini dibangun untuk memenuhi nadzar Raja al-Manshur Qalawun. Rumah sakit tersebut juga dilengkapi dengan 40 buah taman bunga, masjid dengan 50 pembaca al-Qur’an yang terus menerus melantunkan ayat suci selama 24 jam, kapel kecil untuk pasien kristen, perpustakaan dengan 6 pegawai serta petugas lapangan untuk mengecek kesehatan pasien rawat jalan. Setiap pasien yang sembuh justru dibekali makanan dan uang, alih-alih membayar ongkos perawatan. Setiap harinya rumah sakit ini melayani 4.000 pasien.
Kiprah para ahli kesehatan juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Ibnu Sina merupakan ahli medis yang paling terkenal hingga saat ini. Ibnu Sina juga merupakan orang yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Dunia Islam memanggilnya dengan nama Ibnu Sina. Namun di kalangan orangorang Barat, ia dikenal sebagai Avicenna. Ia merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter pada abad ke-10 juga penulis yang produktif. . Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Dalam sebuah buku mengenai seorang ahli anatomi wanita pertama dari penerbit tetangga, dikisahkan sang tokoh mengagumi sebuah buku mengenai gambar manusia sederhana yang menunjukkan jantung dan lainnya. Sayangnya buku itu ditulis menggunakan abjad Hebrew atau Arab. Walau begitu ia nekat membelinya dan mengagumi gambar yang ada. Buku itu ditulis oleh Ibn al-Nafis, seorang dokter pertama di muka bumi yang mampu merumuskan dasar-dasar sirkulasi melalui temuannya tentang sirkulasi dalam paru-paru, sirkulasi jantung, dan kapiler.
Untuk jasanya beliau dijuluki ‘Bapak Fisiologi Sirkulasi’. Puncak prestasi beliau pada abad ke-13 itu telah mematahkan klaim Barat yang selama beberapa abad menyatakan bahwa Sir William Harvey dari Kent, Inggris yang hidup di abad ke-16 M, sebagai pencetus teori sirkulasi paru-paru. Sayangnya penulis tidak menguraikan mengenai beliau dalam buku ini.
Satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu mengenai penemuan soft drink. Saya sempat mendapat tugas saat kuliah magister seputar soft drink. Tugasnya adalah mengupas mengenai soft drink dan menyusun sebuah strategi pemasaran. Andai saja saya sudah mempunyai buku ini, tentunya saya akan membuat strategi pemasaran dari sisi yang berbeda.
Soft drink yang pertama dibuat adalah Sherbet atau sorbet. Komposisinya adalah buah yang ditumbuk, rempah tanaman herbal, dan bunga-bungaan. Penemuan ini jauh sebelum coca-cola yang sekarang identik dengan soft drink ditemukan. Demikian juga dengan yogutt yang belakangan kian gencar dipromosikan sebagai minuman kesehatan.
Secara keseluruhan buku ini membuka mata dan hati kita akan kiprah para cendikiawan muslim pada abad pertengahan. Buku ini memberi penjelasan mengenai banyak hal yang selama ini belum terungkap. Upaya Diyan dan Rohman menyampaikan hal-hal yang selama ini kurang terungkap perlu dihargai. Hanya saja saya merasakan dua hal yang kurang nyaman saat membaca buku ini.
Pertama, sering kali diawal kalimat menggunakan kata "Tahukah Anda...." Mungkin maksudnya ingin bertanya atau memberi tahu , tapi entah mengapa kok jadi membuat saya tidak nyaman. Rasanya seakan digurui atau diberitahu dengan paksa. Kondisinya seakan saat sekolah dulu, sang guru akan berdiri di depan kelas dan mengeluarkan kata-kata sakti, "Anak-anak tahukah kalian...." Entah mengapa pihak penulis memilih kedua kata tersebut. Apakah tidak ada kata lain yang lebih nyaman untuk dibaca tanpa berkesan menggurui atau mempertanyakan kadar pengetahuan seseorang?
Kedua, ada beberapa bagian yang seakan tumpang tindih membuat rancu dan berkesan dipaksakan. Misalnya saja pada saat membahas buku-buku yang menginspirasi buku-buku bestseller seperti Da Vinci dan Robinson Crusoe (hal 170) Lalu untuk apa membahas Breaking the al-Kindi's Code secara terpisah? Bukannya topik ini bisa dijadikan satu. memang uraiannya menjadi lebih panjang, tapi mengingat temanya bisa melebar mengapa tidak? Belum lagi jika mengacu pada halaman 67, dimana disana diceritakan mengenai buku-buku yang bestseller pada abad pertengahan. Akan lebih nyaman jika semua hal yang berurusan dengan buku dijadikan dalam satu topik saja sehingga informasi yang akan disampaikan tidak berkesan sepotong-potong dan mengulang.
Tengok juga perihal al Jazari: Penemu Jam Mekanis Model Awal serta Siapa Penemu Jam Mekanis? Kedua topik ini nyaris membuat bingung saya. Bukankah dari model awal dikembangkan menjadi lebih baik? Lalu mengapa hal ini tidak dijadikan dalam satu topik ditambah dengan Jam Gajah Karya al-Jazari yang justru diletakkan sesudah Siapa Penemu Jam Mekanis? Sepertinya saya akan lebih nyaman menyerap informasi seputar penemu jam mekanis jika berada alam satu topik yang menguraikan secara lengkap tanpa perlu dipisah menjadi beberapa topik dimana pengulangan informasi bisa terjadi
Kasus yang sama juga berlaku untuk Sejarah Angka 1,2,3...9 pada halaman 271. Bukankah di depan penulis sudah membahas mengenai asal usul angka 0. Lalu kenapa keduanya tidak dijadikan dalam satu topik saja dengan judul Sejarah Angka. Atau topik Rumah Sakit pertama di Dunia Islam digabungkan dengan Rumah Sakit Islam di Eropa. Keduanya merupakan hal yang bsia dikisahkan secara runtun, tidak perlu dipisahkan sekian halaman dans ekian topik.
Secara keseluruhan, buku yang memuat tujuh bab utama ini layak dibaca. Jika ada yang beralasan tidak memiliki waktu luang, jangan khawatir, simak saja kotak hitam yang berisi inti dari topik yang sedang dijabarkan. Kotak tersebut sepertinya merupakan ciri dari Penerbit Diva, sebab sudah beberapa buku yang saya baca pasti menggunakan tata letak seperti ini.
Diyan "Dion" Yulianto, salah satu tukang cerita memberikan buku ini sebagai hadiah untuk saya. Saat ini Diyan berprofesi sebagai editor, penerjemah, sekaligus menulis buku-buku Islam dan Bahasa Inggris. Dion bisa dihubungi melalui dianyulianto@yahoo.com. Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta akan merayakan hari jadinya pada 02 Juli nanti. Belakangan Diyan Yulianto aktif bersama beberapa peresensi muda berbakat seperti Abdul Kholiq, Noval Maliki dan tentunya M Iqbal Dawani di Komunitas Peresensi Yogyakarta. Terima kasih Dion he he he rayuan melalui YM ternyata manjur juga. Semoga tidak kapok membuntelin saya lagi he he he he
M. Saifullah Rahman merupakan alumnus Sastra Arab FIB UGM. Bekerja di salah satu penerbitan besar Yogyakarta sebagai editor. Beliau bisa dihubungi melalui a_saif677@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar