harus saya katakan sebelum ini menjadi tumor ganas. SAYA CINTA XXXX TRULY.
Saya tak berdaya setiap XXXXX membuat review. Inikah namanya Jatuh Cinta?
Jika Anda jadi saya dijamin pasti ikut tertawa
Bukan mau mentertawakan seseorang tapi kata review yang membuat saya tertawa
Bayangkan saja, review saya masih teramat sangat jauh dibandingkan dengan Mbah Endah, Suhu Tanzil juga M Iqbal D.
Coretan iseng saja malah sering dipertanyakan, jangan-jangan saya membaca dengan melewati sekian lembar halaman. Namun saat mereka bertanya mengenai isi suatu halaman dan mendapat jawaban yang diharapkan mereka baru percaya jika saya benar-benar membaca dari depan hingga belakang. Dari awal cerita hingga tamat.
Pertanyaan yang muncul umumnya berkisar pada dua hal, bagaimana membaca cepat dan bagaimana membuat review.
Untuk membaca cepat, jawaban saya hanya niat dan manajemen waktu.
Pertama kali saya melihat sebuah buku dan tertarik untuk membaca, saya sudah niat dalam hati bagaimana pun kelak isinya, buku ini HARUS DIBACA SAMPAI TAMAT. Jika ceritanya kurang menyenangkan, maka sebaiknya saya segera menamatkan agar tidak punya utang. Kebetulan saya paling tidak suka melihat buku menumpuk tanpa dibaca.
Manajemen waktu berkaitan dengan bagaimana saya mengisi waktu luang. Bukan rahasia umum jika lokasi dimana saya tinggal cukup jauh dari kantor dan berada di daerah yang sering matot. Setiap pagi, saya harus keluar rumah jam 05.30 paling lambat, telat sedikit bisa kacau! Butuh sekitar 45 menit sampai 1 jam untuk sampai ke kantor. Anggaplah 1 jam untuk sampai ke kantor (pukul 06.30), maka saya punya waktu sekitar 45-1 jam untuk membaca. Pilihannya di jalan mau meneruskan tidur yang terganggu atau membaca ^_^
Jika kondisi saya sedang ok, biasanya sekitar setengah perjalanan anggaplah 30 menit saya gunakan untuk membaca. Lumayan dapat sekian bab. Lalu ritual pagi di kantor sekitar 15 menit. Maka dari jam 06.45 saya punya banyak waktu hingga jam resmi kantor mulai, jam 08.00. Saat kondisi pekerjaan sedang menumpuk, saya hanya menyisihkan sekitar 15-30 menit untuk membaca. Sisanya mulai mengerjakan tumpukan kertas.
Saat istirahat, pukul 12.00-13.00 berarti ada waktu satu jam buat urusan pribadi.Kebetulan setiap hari saya membawa bekal makan siang jadi efisiensi waktu. Sekitar 30 menit lagi untuk membaca. Jadi dari pagi hingga jam 12.00 saya sudah punya waktu selama 1,5 jam he he he he
Sekarang saat pulang kantor. Saya butuh sekitar 2 -2,5 jam untuk sampai dirumah (bayangkan dengan kondisi pagi) Sambil menunggu transjakarta, saya bisa berdiri sambil membaca, minimal mengurangi dosa dari memandang dan mengomentari orang. Makanya saya selalu berusaha mencari posisi duduk, selama perjalanan bisa dimanfaatkan untuk membaca.
Sampai di rumah, setelah semua urusan rumah selesai, jagoan neon sudah pergi ke alam mimpi, saya masih punya waktu untuk membaca. Kebetulan saya bukan penggemar sinetron, jadi ada waktu lagi untuk membaca. Maka dari pagi sampai malam hari sebelum tidur, saya bisa memperoleh waktu 3 jam lebih untuk membaca.
Jika buku yang saya baca menawarkan sesuatu kisah yang menawan... bisa-bisa dari lembar pertama saya tidak mau berhenti membaca. Alhasil salah turun, mandi malam hingga tidur pagi menjadi efek yang harus ditanggung. Tapi jika seimbang dengan sensasi yang ditawarkan sebuah buku, kenapa tidak ???
Untuk urusan review jelas lebih membutuhkan energi bagi saya
Biasanya setiap membaca, saya memberikan tanda pada suatu hal yang dianggap menarik dan layak diuraikan dalam review. Mengikuti ajaran para sesepuh, review yang saya bikin harus mengandung isi cerita secara singkat namun tidak spoiler, memberikan tambahan pengetahuan seputar buku itu,serta penilaian seimbang. Jika buku itu adalah buntelan, biasanya saya memberikan unsur tambahan kenapa buku itu layak dibeli dan dikoleksi.
Saya berusaha menjadi si penulis dan menyelami apa yang ingin ia sampaikan. Sehingga bisa lebih menghayati saat membuat review. Itu sebabnya kenapa membuat review lebih melelahkan buat saya he he he. Masalah timbul saat buku itu tidak menawarkan sesuatu yang spesial, atau tambahan informasi sangat sedikit. Itu artinya saya harus jungkir balik mencari sesuatu yang spesial. Itu kenapa, saat membuat sebuah review saya bisa menggelar sekian buku pendamping, padahal buku yang saya review hanya memiliki halaman yang sedikit
So..... jelaskan bagaimana cara saya membaca dan mereview sebuah buku
Bukannya direbus dan diminum....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar