Judul : Wolfsangel
Penulis : M.D Lachlan
Penerjemah : Ary Nilandari
Koreksi : Musa Annaqi
ISBN : 978-979=1924
Halaman : 551
Penerbit : Kantera
Telah diramalkan, bahwa tubuh salah satu anak itu akan menjadi wadah bagi roh serigala, yang satu lagi akan menjadi makanan pemberi kekuatan bagi saudaranya
Jika rasa iri memasuki sosok seorang, takdir pun bisa direkayasa.
Buku ini mengisahkan mengenai kehidupan tiga manusia. Vali adalah seorang pangeran Viking yang telah melalui 13 musim panas , putra dari Authun Sang Serigala Putih, lalu Feileg yang diambil oleh penyihir dan tumbuh di alam liar sebagai serigala , serta Adisla seorang gadis anak petani. Kehidupan mereka menjadi kacau akibat campur tangan Loki, Sang Dewa Penipu yang mendapat bantuan dari Ratu Penyihir
Masalahnya tak sesederhana kisah cinta segitiga biasa. Ternyata Vali dan Feileg adalah saudara kembar. Sejak kecil Vali dan Feileg tidak mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar. Waktu yang membuat mereka bertemu. Wajah mereka yang terlihat sangat serupa membuat mereka mulai meraba- raba bagaimana hubungan diantara keduanya. Pertemuan mereka justru terjadi saat Vali harus memburu Feileg demi cintanya terhadap Adisla.
Semuanya bisa terjadi akibat rasa sakit hati Loki. Dalam Kitab Moster terbitan Penerbit Liliput, Loki (Loki Laufeyjarson) adalah seorang keturunan Jotun . Jotun adalah raksaksa, ras manusia perkasa dan memiliki ukuran tubuh yang besar dan kemampuan yang Menakjubkan. Loki terkenal suka mengacau dan mempunyai banyak tipu muslihat, putera raksaksa Farbauti dan Laufey, dan saudara angkat Odin. Ia bukan dewa, kedekatannya dengan Odin membuatnya dimasukan dalam golongan Aesir, golongan dewa-dewa utama.
Selain perkelahian yang dilakukan dengan seru tapi sedikit sadis buat saya, kitajuga akan diajak menyelami kisah kasih antara sang pangeran dan gadis papa, kisah standart percintaan jaman dahulu. Adisla sangat mencintai Vali, pangerannya. Ia bahkan memaksa Feileg berjanji untuk tidak mencelakai Vali. ”... Dan satu-satunya pengabdian yang aku inginkan darimu: bahwa kau tidak akan mencelakai dia, kekasihku yang membawamu ke sini,” kata Adisla
Mengingat berbagai adegan pertarungan yang cukup sadis, buku ini sepertinya tidak layak untuk anak-anak, atau harus mendapat bimbingan orang tua. Sosok Serigala di Wolfsangel juga terkesan lebih garang, mungkin karena ia merupakan putra seorang dewa dan ibu seorang manusia. Belum lagi rasa amarah para tokoh, Vali misalnya. Kemarahannya diungkapkan dengan menantang Odin, ”Aku benci kau ,Odin,” katanya, ” dan aku akan menentangmu dalam segala urusanmu.” Sungguh bukan cara yang baik untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Saat membaca, saya sangat terbantu dengan adanya catatan kaki yang dibuat oleh penyusun. Saya jadi mengerti banyak hal yang membuat membaca buku ini jadi kian seru. Sayangnya keterbatasan daya ingat saya membuat saya terkadang harus membalik-balik halaman sekedar mencari kata yang dimaksud. Misalnya kemarin saat seru-serunya membaca, saya mendadak lupa akan makna Kenning dan berserker. Untung ada Silvero yang bersedia saya teror malam eh pagi-pagi. Andai ada sebuah Glosarium tambahan, tentu akan mempermudah pencarian saya.
Buku ini juga memuat bagaimana sebuah rune memiliki peranan yang besar dalam kehidupan seseorang. Rune bukanlah sebuah permainan yang digelar di pesta, rune adalah pengetahuan yang dikumpulkan orang-orang purbakala dan harus diperlakukan sedemikian rupa. Rune berarti rahasia maupun bisikan, mencerminkan kenyataan bahwa penyampaiannya diteruskan dari generasi ke genarasi-generasi selanjutnya secara lisan.
Rune merupakan karakter dalam alphabet kuno yang digunakan oleh bangsa-bangsa Norwegia, Anglo-Sazon dan Jerman pada abad kegelapan. Abjad runik purba hingga saat ini masih digunakan sebagai ramalan. Ada beberapa abjad runik yang diambil dari berbagai budaya, namun yang paling umum adalah Elder Futhark atau abjad yang lebih tua. Futhark diambil dari huruf-huruf uatama dari keenam rune pertama, feah, Ur, Thorn, Ansur, Rad dan Kenn.
Odin, Dewa Agung bangsa Norwegia adalah perumus rune, lambang-lambang yang diukir pada batu. Usahanya guna memperoleh pengetahuan membawanya kematian. Ia menyadari pengetahuan hanya diperoleh melalui pengorbanan, maka ia menggantungkan tubuhnya pada dahan pohon pengetahuan, Yggdrasil. Ia dilahirkan kembali dengan membawa bersamanya pengetahuan dari dunia seberang, rune. Interpretasi rune adalah hak peramal, gabungan antara pendeta dan penyihir.
Itu sebabnya rune dianggap sumber kekuatan sihir yang diberikan Odin, lebih tepatnya diambil dari dewa itu dengan cara menyakiti, menyiksa dan menimbulkan kegilaan bagi diri sendiri. Prosesnya sungguh menyeramkan! Bahkan Vali, sang pangeran sempat ketakutan saat Ma Disa seorang tabib terkenal, ibu keduanya, menyiapkan sebuah rune bagi dirinya. Ma Disa mengukir sebuah rune, Ansuz ke benak Vali yang sangat mempercayai kekuatan yang dikeluarkannya
Bagi masyarakat umum, rune dianggap sebagai simbol-simbol yang digoreskan untuk merekan pesan-pesan sederhana atau membuat daftar. Namun tidak bagi penyihir. Fungsi rune bagi penyihir lebih dari itu, bahkan lebih dari pada sekedar mantra bagi jimat untuk sebuah pertanian, atau sekedar pelindung dari bahaya belaka. Bagi mereka, rune adalah benda hidup yang berakar di benak dan tumbuh di alamnya, mengubah pikiran secara menyeluruh dengan melahap kewarasan yang lalu membuahkan sebuah sihir.
Membaca rune bisa membuat badan kita merinding. Simak saja rune yang dipahatkan pada batu besar di bawah Dinding Troll
Di antara waktu anjing
Dan waktu serigala
Di antara terjaga dan terlena
Di antara kilau dan kelam
Adalah pintu menuju bayangan
Masuklah, pengelana
Jangan berayal di ambangnya yang muram
Sang membuat cerita, Mark Barrowcliffe Lachlan atau biasa dikenal dengan M.D Lachlan merupakan pria kebangsaan Inggris yang lahir pada 01 Januari 1964. Saat ini ia bersama anak dan istrinya tinggal di
Brighton, Wolfsangel adalah karya fantasi-fiksi ilmiah pertamanya. Ia juga telah menulis dengan menggunakan nama lain.
Mereka berkata dengan mantra dalam lorong-lorong gelap
Sebagai penyihir dengan guna-guna, bekerjalah engkau
Dan dalam samaran penyihir di kalangan manusia, pergilah engkau
Tak manusiawi jiawamu pasti terlihat
Merapal yang lain ah...
biar Sis Imelda mau bertolerans i pada repiu yang rada lama ini
moga-moga suka yah sis...^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar