Namanya penggila buku, tak akan pernah rak buku bisa tersusun rapi dalam jangka waktu lama. Ada saja yang membuat rak harus kembali berantakan. Entah karena ada buku baru yang berdatangan, buku yang habis dibaca ulang atau digunakan sebagai referensi dan belum dikembalikan ke tempatnya, memindahkan susunan buku, hingga dengan berat hari mengeluarkan koleksi untuk menyediakan tempat bagi buku baru.
Demikianlah akhir pekan kali ini dihabiskan dengan menyusun ulang rak, karena baru saja mengeluarkan sederet buku-buku marketing untuk dihibahkan pada anak wiradha (mahasiswa yang magang kerja di kantor). Sungguh kebetulan dia mengambil jurusan marketing, jadi bisa menampung buku-buku saya.
Sambil beres-beres, mendadak menemukan buku-buku yang layak diberikan komentar karena isi dan keunikannya. Salah satunya buku ini. Sambil baca ulang sekilas, menggali memori saat kuliah dahulu.
Marketing Wise: Pendekatan Inkonvensional Terhadap Strategi Pemasaran Di Asia
Ternyata dulu pernah membaca buku ini tapi "melaporkan" dalam versi bahasa Inggris. Mencoba memasukan versi bahasa Indonesia-nya namun gagal terus, baiklah.
Tak semudah itu! Walau kelihatan sepele, ternyata banyak juga yang tak bisa memenuhi target penjualan, berbuntut pemutusan kontrak kerja. Selamat datang di dunia nyata!
Sudahkan Anda tahu kenapa seseorang membeli produk yang Anda jual? Apakah Anda tahu bahwa sesungguhnya mereka tidak membeli produk tapi membeli solusi yang diberikan oleh produk yang Anda jual? Maka tawarkan solusi, bukan produk.
Anggapan bahwa iklan harus mampu meningkatkan penjualan tidaklah benar. Iklan harus meyakinkan merek, terutama penetapan ancangannya agar tetap hidup dan merasuki pikiran pelanggan.
Penulis: Sunny T.H. Goh, Khoo Kheng-Hor
Penerjemah: Grace Satyadi
ISBN: 9796946653
Halaman: 281
Cetakan: Pertama-2005
Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer
Penerjemah: Grace Satyadi
ISBN: 9796946653
Halaman: 281
Cetakan: Pertama-2005
Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer
Rating: 5/5
Ternyata dulu pernah membaca buku ini tapi "melaporkan" dalam versi bahasa Inggris. Mencoba memasukan versi bahasa Indonesia-nya namun gagal terus, baiklah.
Ini merupakan salah satu buku yang membuat saya begitu terpesona dengan dunia marketing. Urusan marketing sering dianggap sepele, apa susahnya menjual atau memasarkan suatu produk? Padahal tak begitu adanya.
Ketika baru lulus, banyak teman kuliah saya yang dengan bangga menyebutkan bahwa mereka telah diterima kerja sebagai marketing, ujung tombak perusahaan, kata mereka dengan jumawa.
Siapa yang tak akan begitu? Baru lulus diberikan tugas yang (menurut mereka) menentukan nasib perusahaan. Tugas mereka (katanya) adalah mengupayakan sekian banyak produk laku dalam sekian waktu. Sehingga perusahaan bisa bertahan, bahkan berjaya. Tentunya mereka akan mendapatkan konpensasi yang menarik.
Tak semudah itu! Walau kelihatan sepele, ternyata banyak juga yang tak bisa memenuhi target penjualan, berbuntut pemutusan kontrak kerja. Selamat datang di dunia nyata!
Membuat seseorang membeli produk atau jasa yang kita tawarkan butuh banyak faktor, tidak cukup mulut manis yang mengeluarkan banyak rayuan maut ^_^.
Buku ini, membuka cara pandang saya hingga paham betapa kuatnya merek sebuah produk sehingga orang selalu mengidentikan produk itu dengan kategori. Dan butuh banyak sumber daya dan strategi untuk bisa sampai pada titik tersebut.
Dulu, orang menyebut odol ketika membeli pasta gigi, seiring waktu berubah menjadi Pe***den*. Demikian juga pembalut wanita, semua akan menyebutkan s**t*x. Atau membeli air kemasan dengan menyebutkan A*ua, walau yang dibeli bukan merek tersebut. Promosikan kategori, bukan merek, demikian menurut buku ini.
Sudahkan Anda tahu kenapa seseorang membeli produk yang Anda jual? Apakah Anda tahu bahwa sesungguhnya mereka tidak membeli produk tapi membeli solusi yang diberikan oleh produk yang Anda jual? Maka tawarkan solusi, bukan produk.
Jadi, jangan menggaungkan sebuah alat untuk mengepel lantai dengan praktis karena Anda tak perlu berjongkok dan memeras pel dengan tangan. Tapi promosikan sebuah alat pel yang membuat pinggang Anda tidak perlu merasa pegal dan tangan Anda tak akan kotor karena ada alat pel yang bisa dioperasikan sambil berdiri, bahkan menemani Anda berjogat sambil mendengarkan lagu.
Anda juga tak perlu merasakan kotornya air sisa pel, karena alat tersebut memiliki kemampuan untuk memeras air tanpa perlu Anda sentuh. Tinggal operasikan bagian tersebut, jika ingin mengepel lagi. Jika sudah selesai tinggal buang air sisa pel yang ada di ember, lalu simpan seluruh perlengkapan.
Anda bisa mengepel kapan saja, bahkan sebelum berangkat ke kantor tanpa perlu khawatir pakaian kerja kotor. Dan waktu mengepel yang lebih singkat, membuat manajemen waktu Anda tak akan kacau.
Anggapan bahwa iklan harus mampu meningkatkan penjualan tidaklah benar. Iklan harus meyakinkan merek, terutama penetapan ancangannya agar tetap hidup dan merasuki pikiran pelanggan.
Inspiratif!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar