Menjadi manusia yang tidak menyebalkan walaupun mungkin tidak semulia menjadi manusia yang berguna, tetapi bermakna loh. Jika kita tidak melakukan hal-hal menyebalkan yang merusak mood orang lain, itu sebenarnya sudah merupakan pencapaian tersendiri. Kalau kita tidak bisa melakukan hal yang positif, minimal kita bisa mengurangi perilaku yang negatif.
-7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget, hal xii-
Ketika membaca judul ini, langsung merasa tertarik. Sambil
tertawa saya segera memesan beberapa buku, selain untuk sendiri juga untuk
hadiah beberapa kawan yang saya yakin juga akan tertawa membaca judulnya.
Harap maklum, belum lama kantor kami mengadakan kegiatan
pengembangan potensi diri dengan materi Seven Habits of Highly Efektif People
dari Steven Covey. Buku ini bisa
dianggap sebagai plesetan dari buku tersebut.
Survei dilakukan secara daring melalui akun Twitter milik penulis @newslatter, dan berhasil mengumpulkan 1.700 responden. Di bagian belakang buku juga terdapat informasi mengenai Profil Reponden, sehingga pembaca bisa mengetahui siapa sajakah 1.700 reponden yang mengisi survei. Baik dari info jenis kelamin, status hubungan, serta usia. Sebagai bahan referensi, dan juga untuk mengerti konteks hasil yang didapat, demikian menurut penulis.
Jadi, selaku pembaca kita bisa meyakini bahwa isi buku ini dapat dipertangung-jawabkan. Bukan sekedar curhat penulis semata, namun sudah melalui survei dan diolah dengan benar.
Hasil survei membagi perilaku meyebalkan dalam 7 bagian yang
merupakan aspek kehidupan sehar-hari. Disebutkan mulai dari 7 Kebiasaan Paling Menyebalkan Di
Sekolah/ Kampus, 7 Kebiasaan Paling
Menyebalkan Di Kantor, 7 Kebiasaan Paling Menyebalkan Di Jalan Raya/Angkutan Umum, 7 Kebiasaan Paling Menyebalkan Di Mall/ Bioskop/Tempat Umum Lainnya, 7 Kebiasaan
Paling Menyebalkan Di
Kondangan/Lebaranan/ Keluarga Lainnya, 7 Kebiasaan Paling Menyebalkan Saat
Berkencan/Pacaran, hingga 7 Kebiasaan
Paling Menyebalkan Di Sosial Media.
Penulis menyebutkan bahwa konsep buku ini mirip dengan buku petunjuk etiket, bagaimana seseorang bisa berperilaku lebih baik pada orang sekitar yang tak dikenal. Di luar negeri, konsep ini dikenal dengan istilah common courtesy.
Kantor bisa dikatakan adalah rumah kedua. Dari 24 jam waktu sehari, nyaris sepertiga kita berada di kantor. Maksudnya kantor secara konfensional lho, masuk jam 8 pagi dan keluar jam 16 alias jam 4 sore. Suasana kerja akan sangat berpengaruh pada mood, dan berdampak pada produktivitas seseorang juga.
Menempati urutan pertama dalam 7 Kebiasaan Paling Menyebalkan Di Kantor, adalah Jilat Pantat (Kiss Ass/Carmuk) sebesar 53,1%. Kemudian disusul dengan Politik Kantor (44,8%); Bos Memberikan Pekerjaan Menjelang Jam Pulang (43,3%); Tidak Bekerja Tetapi Mengklaim Prestasi Orang Lain (43%): Rekan Kerja yang Bau Badan (40,1%): WC Ngak Disiram (38,5%): serta Meeting Bertele-tele, Pantat Panas! (37%).
Secara otomatis, saya yang pekerja kantoran langsung
tertawa-tawa membaca bagian ini. Mulai mengguman, yang poin ini cocok untuk si
Anu, yang ini cocok untuk bos itu.
Serunya selain 7 hal tersebut, dalam buku ini juga dicantumkan hal lain
yang tidak masuk 7 peringkat teratas namun ada. Misalnya Suka Kepo Urusan
Pribadi (36,4%); Meminjam Stapler/Bolpen/Alat Tulis dan Tidak
Mengembalikan (24,1%); serta Numpang Makan di Meja Orang Lain (8%).
Keseruan belum berakhir! Survei ternyata juga menyediakan
tempat bagi jawaban Open-Ended dari responden. Makin seru ini! Ternyata ada
yang menyebutkan Punya Teman Kantor yang Gayanya Kayak Anak 15 Tahun Padahal
Umur Sama Muka Udah 30 Tahun; Jadi
“Kacung Kesayangan” atau Anak Buah Paling diandalin & dibanggakan, Namun
Nasib Gini-gini Aja; Bos yang Bolak-Balik
Nanyain Sesuatu; Bos yang Dateng-dateng
suka Ngomel Ga Jelas Padahal Gak Tahu Jalan Ceritanya; Bos Ngomelin Anak Buah
di Depan yang Lain; Sok Bossy Padahal Jabatan Sama, Cuman Dia Lebih Senior, dan
Bos yang Pedit.
Rasanya gatel ingin menambahkan sederet curhatan lagi he he
he. Namun jika dicermati, sebagian besar kebiasaan menyebalkan yang disebutkan
adalah terkait dengan Bos, hanya beberapa yang bersinggungan dengan rekan kerja.
Sepertinya Bos selalu menjadi public
enemy di kantor mana saja.
Bagian selanjutnya yang menjadi sasaran saya untuk dibaca adalah 7 Kebiasaan Paling Menyebalkan Di Kondangan/Lebaranan/ Keluarga Lainnya. Harap maklum, sebagai orang introvet (banyak yang tak tahu ini), saya sering merasa sangat lelah jika menghadiri acara keluarga. Walau kemampuan saya untuk beramah-tamah sudah sampai tingkat dewa menurut para sesepuh ^_^. Membaca bagian ini, siapa tahu bisa menambah kekuatan saya ketika harus menghadiri acara keluarga besar.
Menurut buku ini, 7 kebiasaan tersebut adalah Tidak Dekat Tetapi Memberi Komentar Fisik (55,2%); Pertanyaan "Kapan Nikah?" (49%); Pamer Kekayaan Berlebihan (47%); Dibanding-bandingkan Dengan Sepupu/Saudara Lain yang Sudah Menikah/Settled (45,7%); Pamer dan Membandikan Kemampuan Anak (45%); Ditanya "Pacar Mana?" (40,5%); serta Basa-basi Gak Penting (37,9%).
Untuk poin Pertanyaan "Kapan Nikah?", Dibanding-bandingkan Dengan Sepupu/Saudara Lain yang Sudah Menikah/Settled, serta Ditanya "Pacar Mana?" sepertinya menjadi hal yang paling membuat seseorang sebal, menurut saya. Dikira mencari teman hidup semudah mencari teman di sosial media, banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Beberapa kebiasaan yang tidak masuk dalam 7 besar namun juga menganggu misalnya Mengambil Banyak Makanan Tetapi Tidak dihabiskan (27,5%), entah sudah berapa ratus kali saya melihat piring masih berisi nasi atau buah yang dijadikan asbak. Kenapa tidak mengambil seperlunya baru nanti nambah.
Untuk poin Selesai Acara heboh Mencari Kresek untuk Membungkus Makanan (24,1%) Nah bagian ini kadang suka membuat saya kena semprot Jendral Besar alias Mama. Maklum, dari sisi beliau tidak ada itu yang namanya bungkus-bungkus. Bahkan tuan rumah sampai harus memaksa untuk membawa. Ungkapan ora ilok, selalu menjadi senjata pamungkas.
Sementara, ketika saya berada dalam acara dari sisi Papa, mereka sangat senang jika makanan yang belum habis dibawa oleh tamu, sebagai tanda sukses acara. Para tante bahkan sudah menyiapkan sendiri kresek.
Begitulah kadang saya suka lupa terlalu bersemangat membungkus jika sedang berada dalam keluarga dari pihak Mama hi hi hi. Paling dapat pandangan heran, kebal lama-lama. Padahal beberapa tante yang meminta saya membungkuskan untuk mereka lho.
Pembaca tidak perlu membaca dari urutan kebiasaan dari pertama. Karena tiap bagian berdiri sendiri, maka bisa dibaca secara acak. Seperti yang saya sampaikan di atas, saya mulai dari kebiasan menyebalkan di kantor, lalu dilanjutkan dengan kebiasan menyebalkan di kondangan/lebaran/acara keluarga lainnya, baru diikuti kebiasaan menyebalkan lainnya. Silakan tentukan pilihan Anda sendiri.
Keseruan lain dari buku ini, penulis juga memberikan komentar pada hasil survei. Pada poin Sumpah Gue Ampe Pingin Ngamuk Membabi Buta Kalau ada yang Nanya Soal Anak, dia Pikir Kita Ga Usaha Apa, sebagai contoh. Penulis memberikan komentar, "Mungkin elu perlu menunjukkan barang bukti bahwa elu berusaha." Sebuah solusi yang luar biasa ha ha ha.
Tapi ada juga beberapa hal yang bikin sebal terkait komen si penulis. Misalnya pada halaman 72 disebutkan bahwa sebenarnya cewek senang disuitin, sebagai bentuk kekaguman, dari pada tidak pernah disuitin. Hem, ngak juga. Mungkin ada yang malah merasa bangga dan senang seperti dugaan penulis, tapi ada juga yang merasa jengah. Jadi jangan menganggap semua cewek sama ya.
Secara garis besar, buku ini juga memberikan kita peringatan bahwa ada hal yang biasa untuk kita, menjadi hal yang meyebalkan untuk orang lain. Untuk itu kita perlu lebih mawas dalam bertindak. Kita memang tidak bisa menyenangkan semua orang, tapi setidaknya bertingkah tidak menyebalkan.
Bisa dikatakan buku ini adalah jenis buku SerSan-pemaparannya serius namun disampai dengan santai, apalagi ditulis dengan bahasa ala anak muda, menjadi mudah dipahami oleh generasi milenial.
Ilustrasi yang ada tak kalah menarik. Ilustrasi di halaman 101 tak henti membuat saya tertawa. Dibuat sebagai pelengkap poin Ciuman Bibir di Depan Kasir (gila juga ada jawaban begitu!), pesan tersampaikan tapi tidak menampilkan gambar vulgar. Cakep! Ditambah dengan tata letak yang menawan, menjadi nilai tersendiri dari buku ini.
Meski terbit pertama kali tahun 2014, isinya masih bisa dikatakan relevan dengan kondisi saat ini. Terutama sekali yang menyinggung soal media sosial. Sangat direkomendasikan untuk dibaca dalam rangka pengembangan diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Sumber gambar:
Buku 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget-7 Habits of Highly Annoying People
Tidak ada komentar:
Posting Komentar