Alih bahasa: lingliana
Editor: Juliana Tan
ISBN: 9786020658001
Halaman: 296
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Harga: Rp 95.000
Rating: 3.5/5
Tidak ada orang yang tak ingin bahagia. Semua ingin merasakan kebahagian, jika bisa sepanjang hayat. Tidak ada standar baku untuk kebahagiaan. Seorang ibu bahagia mendengarkan celoteh sang anak. Sementara ibu yang lain, standar bahagia adalah jika anaknya lulus menjadi sarjana.
Pada zaman media sosial nyaris menguasai kehidupan kita, kebahagian menjadi hal yang acap kali dipamerkan. Dengan berbagai cara penyampaian, ajang pamer meramaikan media sosial sebagai panggung utama. Demikian juga kehidupan tokoh dalam kisah ini. Komentar positif pada postingan mereka menjadi standar kebahagian.
Tiga remaja putri, Jang Mi-ho, Oh Yoo-jin serta Se-Kyeong bersekolah di SMA yang sama. Ketiganya menjalani hari-hari seperti umumnya para siswa SMA. Mi-ho berambut pendek dengan tubuh tinggi, kekar, bersifat datar, serta acuh tak acuh. Yoo-jin populer karena kecantikannya, selalu bersikap anggun, tenang, serta terkendali. Sementara Se-kyeong bersifat spontan dan blak-blakan dengan penampilan mencolok.
Semula ketiga hanya sekedar kenal. Suatu kejadian tak terduga membuat ketiganya mengetahui rahasia kelam masing-masing. Sejak itu, ketiganya menjadi sahabat karib. Makin banyak rahasia, dan juga kebahagian yang mereka bagikan bersama. Seakan tak ada rahasia diantara mereka.
Mereka bersama hingga lulus SMA. Waktu membuat mereka menjauh tanpa sadar. Hingga 17 tahun kemudian Mi-ho tak sengaja membaca nama Yoo-jin sebagai pengirim foto yang menampakkan keluarga bahagia dalam lomba yang digelar oleh perusahaannya. Yoo-jin berpotensi sebagai pemenang.
Meski berkali-kali dihubungi melalui telepon genggam dan email, Yoo-jin tidak memberikan respon sama sekali. Belakangan, pada 4 Oktober, sekitar pukul 21.20, polisi menerima laporan perihal insiden di apartemen 702, Gedung 102, Apartemen High Prestige, Banpo-dong.
Yoo-jin ditemukan tewas bergelantung di pagar balkon, sementara suaminya ditemukan dengan pisau menancap di punggung. Para penghuni Apartemen High Prestige, Banpo-dong yang dikenal sebagai tempat tinggal bergengsi langsung geger! Berbagai spekulasi mengenai peristiwa tersebut bermunculan.
https://www.goodreads.com/book/ show/60748880 |
Mi-ho mendadak teringat akan ucapan Yoo-jin belasan tahun lalu. "Kalau aku mati, berarti aku bunuh diri, Mi-ho, kau harus membalaskan dendamku." Ia merasa perlu mencari tahu bagaimana Yoo-jin bisa tewas. Apakah memang bunuh diri atau dibunuh? Di apartemennya ditemukan banyak darah berceceran. Yoo-jin sendiri disebutkan meninggal karena kehabisan darah.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Mi-ho tidaklah mudah. Ia bahkan sempat dianggap sebagai orang aneh yang mengganggu ketentraman lingkungan karena terlihat berkeliaran dan mengajukan berbagai pertanyaan yang aneh. Fotonya terpampang sebagai orang yang harus diwaspadai.
Belakangan, Mi-ho menemukan fakta bahwa Yoo-jin terlibat dalam Mom cafe premiun. Sebuah komunitas daring eksklusif dengan syarat pendaftaran yang sangat ketat dan brutal. Misalnya harus tinggal di apartemen tertentu, bukti domisili, surat keterangan kerja suami, bukti pembayaran pajak properti, serta tentunya rekomendasi dari anggota lain.
Bersama dengan dua ibu yang anaknya pergi ke TK Internasional Heritage, Yoo-jin juga tercatat sebagai anggota. Yoo-jin mengusung konsep sebagai sosok ibu super yang pandai memasak, mengasuh anak, serta sempurna dalam segala hal.
Sosok yang lain, Jeong-ah merupakan ibu yang acuh tak acuh namun tetap mendapatkan limpahan cinta serta kasih sayang dari suami dan anak-anaknya, kadang hal ini malah membuat kesal hatinya. Sementara ibu yang lain, Na-yeong, merupakan wanita tak bisa melakukan apa-apa dengan benar namun tetap dicintai suami dan anak-anaknya,
Penyelidikan Mi-ho menunjukkan hal yang mencengangkan. Para anggota Mom cafe premiun acap kali pamer kebahagian mereka dengan berbagai hastag. Ada anggota lain yang memberikan pujian, namun tak sedikit yang memberikan berbagai komentar untuk menghancurkan kebagian yang sedang dirasakan oleh anggota yang lain
Kisah ini terbagi dalam tiga bagian utama, ditambah dengan Prolog dan Epilog. Dimulai dengan Tatapan Orang-orang; Yang Dicari Semua Orang; dan diakhiri dengan Melangkah ke dalam Kegelapan.
"Manusia adalah makhluk yang lebih dekat dengan kesedihan daripada kebahagiaan"
Persahabatan, merupakan bagian yang tak boleh dilupakan dalam kisah ini. Kehidupan bersama sahabat bagaimana juga selalu penuh dengan kisah. Kadang bahagia bersama, ada kesedihan bersama, kesal dan marah pada sesama. Tapi seorang sahabat akan selalu ada untuk yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar