Pernah tertarik pada sebuah buku (maksudnya kisah yang ada dalam buku itu), harga terjangkau, mudah diperoleh, namun ada saja yang membuat kita tidak juga memiliki buku itu? Bagi saya inilah buku tersebut. Buku yang sudah sejak lama dilirik, harga terjangkau, bisa diperoleh di mana saja, bahkan pernah masuk area obralan.
Entah kenapa, ada saja yang membuat saya batal membelinya. Mulai harga tak tertera di balik buku sementara di kasir tidak ada datanya, kehabisan uang karena memborong buku yang lain dan buku ini baru dilihat setelah berbelanja, pesanan yang batal, buku obralan yang lusuh dan masih banyak lagi. Terlalu menggampang akan bisa memperoleh kelak, sepertinya itu alasan utama kenapa selalu saja gagal membawa pulang.
Belum lama, ketika mengantar teman ke toko buku G, saya melihat buku tersebut dengan wajah baru. Masih ragu, ingin memasukannya dalam daftar buku untuk kegiatan tukar buku di BBI. Tapi..., mendadak ada rasa ragu. Jika sekarang tidak juga membeli kapan lagi buku ini bisa saya baca. Tanpa pikir panjang segera membawa ke kasir. Peduli dengan banyaknya buku lain yang sudah ada dalam tas belanjaan saya. Akhirnya..., buku ini bisa saya miliki.
Ketertarikan saya pada buku ini terpicu pada sinopsis yang menyebutkan Meniti Bianglala adalah sebuah kisah tentang perjalanan hidup yang baru disadari dan dimaknai justru setelah datangnya kematian.
Mari kita baca, apakah penundaan membeli sebanding dengan kisah yang ditawarkan.
Judul: Meniti Bianglala
Penulis: Mitch Albom
Alih bahasa: Andang H. Sutopo
ISBN: 9786020333397
Halaman: 208
Cetakan: Kedelapan-September 2016
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Rating: 4/5
Judul asli kisah ini adalah The Five People You Meet in Heaven. Dari membaca judulnya, saya mengira akan membaca mengenai kisah sang tokoh (entah perempuan atau laki-laki) yang sedang menuju ke kehidupan selanjutnya. Dalam proses perjalan tersebut, sering disebutkan sebagai dunia antara, ia akan bertemu dengan lima orang yang akan memberikan pencerahan mengenai apa dan bagaimanakah ia selama hidup. Kurang lebih begitulah.
Dugaan saya memang tidak melesat jauh. Kisahnya mengenai seorang pria bernama Eddie. Eddie Maintenance begitu ia dikenal. Tugas Eddie sebagai teknisi di sebuah taman bermain Ruby Pier adalah perawat dan memperbaiki wahana yang ada di sana. Suatu hari, sebuah wahana mengalani kerusakan hingga menimbulkan kecelakaan. Eddie berusaha menyelamatkan seorang anak perempuan yang nyaris terjatuh dari wahana yang rusak. Niat baik itu membuatnya tewas.
Dan kisah pun dimulai. Ketika Eddie membuka mata, ia berada di tempat yang tak ia ketahui. Ia bertemu dengan seorang dengan tubuh berwarna biru yang mengatakan bahwa Eddie akan bertemu dengan lima orang yang berperan dalam hidupnya.
Masing-masing dari kelima orang tersebut ada di kehidupan Eddie karena suatu sebab. Ia mungkin tidak tahu alasannya, itu sebabnya ada alam baka. Untuk mengerti tentang kehidupan di dunia. Tiap orang akan bertemu dengan lima orang yang berperan dalam hidupnya, baik secara langsung maupun tidak, begitu seterusnya pola yang ada. Sekarang giliran Eddie.
Orang-orang yang Eddie temui, beberapa tidak ia kenal. Ada yang berperan langsung pada kehidupannya, seperti sang istri Marquerite. Tapi ada juga yang berpengaruh secara tidak langsung. Tiap orang berada dalam situasi yang paling ia inginkan, suasana yang paling membuat dirinya merasa nyaman ketika menemui Eddie.
Mungkin pesan yang diberikan tiap orang pada Eddie akan bermakna berbeda pada tiap pembaca, tergantung penafsiran mereka masing-masing. Tidak ada yang benar, juga tak ada yang salah karena tiap orang memaknai kehidupan dengan caranya masing-masing.
Bagi saya, pesan yang diterima Eddie sangat perlu dicerna dan dijadikan acuan dalam kehidupan agar tak menyesal kelak. Tidak ada kehidupan yang sia-sia. Satu-satunya waktu yang kita sia-siakan adalah waktu yang kita habiskan dengan mengira kita hidup sendiri dan selalu merasa kurang beruntung. Kehidupan kita selalu terkait dengan orang lain disadari maupun tidak.
Pengorbanan merupakan bagian dari kehidupan yang harus dijalani, bukan disesali. Justru harus didambakan. Karena pengorbanan kita bisa saja bermakna banyak bagi kehidupan orang lain, melebihi yang kita kira. Apa yang kalu lihat, bukanlah apa yang sesungguhnya kau lihat. Maka melihatlah dengan mata hati.
Maaf, merupakan sebuah kata pendek namun membutuhkan banyak keberanian dan tenaga untuk mengatakannya. Namun memberi maaf tak kalah beratnya. Butuh jiwa besar untuk meminta dan memberi maaf bagi orang lan. Jangan simpan amarah hingga menjadi racun dalam diri, jika sudah begitu hanya maaf yang bisa menetralkan racun tersebut
Cinta. Semua orang bisa mengumbar kata cinta, namun sedikit yang mampu menghayati makna cinta itu secara hakiki. Cinta tak pernah mati bahkan jika orang yang bercinta telah tiada. Justru cinta akan berubah menjadi kenangan indah sepanjang masa.
Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini. Kehidupan seseorang akan berguna bagi kehidupan orang baik secara langsung maupun tidak. Kadang tanpa kita sadari kita terhubung dengan orang lain dengan tujuan memberikan manfaat tanpa kita menyadarinya.
Membaca buku ini, membuat saya merenung, mungkinkah jika Eddie berdamai dengan dirinya sendiri, melepas segala rasa amarah, kesal, benci yang selama ini menguasai dirinya, kehidupannya tentu akan lebih menyenangkan. Pelajaran bagi kita juga agar mau berdamai dengan diri sendiri dalam menjalani kehidupan agar tidak menyesal kelak.
Alur kisah yang maju-mundur membuat pembaca kian memahami bagaimana sosok Eddie sebenarnya. Lumayan juga untuk memahami kisah dengan lebih mendalam. Sepertinya ini menjadi ciri penulis, karena muncul pada beberapa bagian.
Judul asli lebih menggoda untuk dibaca, entah kenapa alih bahasanya menjadi Meniti Bianglala. Mungkin maksudnya karena kisah ini dimulai dari peristiwa rusaknya sebuah wahana bianglala maka diberi judul seperti itu. Tapi, jika dikaji, bukankah kehidupan ini mirip dengan wahana bianglala. Kadang naik berada di atas, kadang berada di bawah, berputar seiring berjalannya waktu. Demikian juga bianglala yang bermakna pelangi, hidup ini memang penuh dengan aneka warna.
Banyak kata-kata menarik yang bisa kita jadikan bahan renungan dalam buku ini. Salah satu yang paling saya suka adalah,
Sumber gambar:
Goodreads
Entah kenapa, ada saja yang membuat saya batal membelinya. Mulai harga tak tertera di balik buku sementara di kasir tidak ada datanya, kehabisan uang karena memborong buku yang lain dan buku ini baru dilihat setelah berbelanja, pesanan yang batal, buku obralan yang lusuh dan masih banyak lagi. Terlalu menggampang akan bisa memperoleh kelak, sepertinya itu alasan utama kenapa selalu saja gagal membawa pulang.
Belum lama, ketika mengantar teman ke toko buku G, saya melihat buku tersebut dengan wajah baru. Masih ragu, ingin memasukannya dalam daftar buku untuk kegiatan tukar buku di BBI. Tapi..., mendadak ada rasa ragu. Jika sekarang tidak juga membeli kapan lagi buku ini bisa saya baca. Tanpa pikir panjang segera membawa ke kasir. Peduli dengan banyaknya buku lain yang sudah ada dalam tas belanjaan saya. Akhirnya..., buku ini bisa saya miliki.
Ketertarikan saya pada buku ini terpicu pada sinopsis yang menyebutkan Meniti Bianglala adalah sebuah kisah tentang perjalanan hidup yang baru disadari dan dimaknai justru setelah datangnya kematian.
Mari kita baca, apakah penundaan membeli sebanding dengan kisah yang ditawarkan.
Judul: Meniti Bianglala
Penulis: Mitch Albom
Alih bahasa: Andang H. Sutopo
ISBN: 9786020333397
Halaman: 208
Cetakan: Kedelapan-September 2016
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Rating: 4/5
Judul asli kisah ini adalah The Five People You Meet in Heaven. Dari membaca judulnya, saya mengira akan membaca mengenai kisah sang tokoh (entah perempuan atau laki-laki) yang sedang menuju ke kehidupan selanjutnya. Dalam proses perjalan tersebut, sering disebutkan sebagai dunia antara, ia akan bertemu dengan lima orang yang akan memberikan pencerahan mengenai apa dan bagaimanakah ia selama hidup. Kurang lebih begitulah.
Dugaan saya memang tidak melesat jauh. Kisahnya mengenai seorang pria bernama Eddie. Eddie Maintenance begitu ia dikenal. Tugas Eddie sebagai teknisi di sebuah taman bermain Ruby Pier adalah perawat dan memperbaiki wahana yang ada di sana. Suatu hari, sebuah wahana mengalani kerusakan hingga menimbulkan kecelakaan. Eddie berusaha menyelamatkan seorang anak perempuan yang nyaris terjatuh dari wahana yang rusak. Niat baik itu membuatnya tewas.
https://www.goodreads.com |
Dan kisah pun dimulai. Ketika Eddie membuka mata, ia berada di tempat yang tak ia ketahui. Ia bertemu dengan seorang dengan tubuh berwarna biru yang mengatakan bahwa Eddie akan bertemu dengan lima orang yang berperan dalam hidupnya.
Masing-masing dari kelima orang tersebut ada di kehidupan Eddie karena suatu sebab. Ia mungkin tidak tahu alasannya, itu sebabnya ada alam baka. Untuk mengerti tentang kehidupan di dunia. Tiap orang akan bertemu dengan lima orang yang berperan dalam hidupnya, baik secara langsung maupun tidak, begitu seterusnya pola yang ada. Sekarang giliran Eddie.
Orang-orang yang Eddie temui, beberapa tidak ia kenal. Ada yang berperan langsung pada kehidupannya, seperti sang istri Marquerite. Tapi ada juga yang berpengaruh secara tidak langsung. Tiap orang berada dalam situasi yang paling ia inginkan, suasana yang paling membuat dirinya merasa nyaman ketika menemui Eddie.
Mungkin pesan yang diberikan tiap orang pada Eddie akan bermakna berbeda pada tiap pembaca, tergantung penafsiran mereka masing-masing. Tidak ada yang benar, juga tak ada yang salah karena tiap orang memaknai kehidupan dengan caranya masing-masing.
https://www.goodreads.co |
Bagi saya, pesan yang diterima Eddie sangat perlu dicerna dan dijadikan acuan dalam kehidupan agar tak menyesal kelak. Tidak ada kehidupan yang sia-sia. Satu-satunya waktu yang kita sia-siakan adalah waktu yang kita habiskan dengan mengira kita hidup sendiri dan selalu merasa kurang beruntung. Kehidupan kita selalu terkait dengan orang lain disadari maupun tidak.
Pengorbanan merupakan bagian dari kehidupan yang harus dijalani, bukan disesali. Justru harus didambakan. Karena pengorbanan kita bisa saja bermakna banyak bagi kehidupan orang lain, melebihi yang kita kira. Apa yang kalu lihat, bukanlah apa yang sesungguhnya kau lihat. Maka melihatlah dengan mata hati.
Maaf, merupakan sebuah kata pendek namun membutuhkan banyak keberanian dan tenaga untuk mengatakannya. Namun memberi maaf tak kalah beratnya. Butuh jiwa besar untuk meminta dan memberi maaf bagi orang lan. Jangan simpan amarah hingga menjadi racun dalam diri, jika sudah begitu hanya maaf yang bisa menetralkan racun tersebut
Cinta. Semua orang bisa mengumbar kata cinta, namun sedikit yang mampu menghayati makna cinta itu secara hakiki. Cinta tak pernah mati bahkan jika orang yang bercinta telah tiada. Justru cinta akan berubah menjadi kenangan indah sepanjang masa.
Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini. Kehidupan seseorang akan berguna bagi kehidupan orang baik secara langsung maupun tidak. Kadang tanpa kita sadari kita terhubung dengan orang lain dengan tujuan memberikan manfaat tanpa kita menyadarinya.
Membaca buku ini, membuat saya merenung, mungkinkah jika Eddie berdamai dengan dirinya sendiri, melepas segala rasa amarah, kesal, benci yang selama ini menguasai dirinya, kehidupannya tentu akan lebih menyenangkan. Pelajaran bagi kita juga agar mau berdamai dengan diri sendiri dalam menjalani kehidupan agar tidak menyesal kelak.
Alur kisah yang maju-mundur membuat pembaca kian memahami bagaimana sosok Eddie sebenarnya. Lumayan juga untuk memahami kisah dengan lebih mendalam. Sepertinya ini menjadi ciri penulis, karena muncul pada beberapa bagian.
Judul asli lebih menggoda untuk dibaca, entah kenapa alih bahasanya menjadi Meniti Bianglala. Mungkin maksudnya karena kisah ini dimulai dari peristiwa rusaknya sebuah wahana bianglala maka diberi judul seperti itu. Tapi, jika dikaji, bukankah kehidupan ini mirip dengan wahana bianglala. Kadang naik berada di atas, kadang berada di bawah, berputar seiring berjalannya waktu. Demikian juga bianglala yang bermakna pelangi, hidup ini memang penuh dengan aneka warna.
Banyak kata-kata menarik yang bisa kita jadikan bahan renungan dalam buku ini. Salah satu yang paling saya suka adalah,
Orang asing adalah keluarga yang belum kau kenalBagaimana? Apakah kisahnya sesuai dengan prediksi saya? Begitulah, lebih baik lambat dari pada tidak sama sekali. Mendapat pencerahan jiwa pada awal tahun. Jadi tergoda baca karya yang lain nih ^_^
Sumber gambar:
Goodreads
Pernah membaca buku ini dan saya menyadari jika ternyata keberadaan kita memiliki banyak bentuk hubungan dengan orang-orang yang kadang tidak kita sadari keberadaannya. Hubungan manusia itu sangat misteri.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMungkin, pak supir yang lupa memberikan kembalian, bukan karena sengaja. Tapi karena sedang banyak pikiran memikirkan rengekan sang anak. Sementara kita, bukannya memaklumi dan mendoakan kemudahan baginya, malah memberikan sumpah serapah. Harus belajar sabar rupanya.
HapusKadang tindakan yang kita lakukan tanpa sengaja bisa menguntungkan, namun juga merugikan orang lain.