Mencari buku untuk anak menurut saya gampang-gampang susah. Selain urusan bahan yang diupayakan bisa tahan agak lama (mempertimbangkan kelakuan anak-anak yang masih kurang paham bagaimana merawat buku), ukuran, harga (saya sempat terkejut melihat harga sebuah buku anak), urusan isi pastilah menjadi hal yang dipertimbangkan dengan sangat matang.
Salah satu yang bisa menjadi pilihan adalah Seri Folklor. Secara garis besar, folklor merupakan legenda, musik, sejarah lisan, pepatah,
lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu
budaya, subkultur, atau kelompok. Melalu folklor juga dipergunakan sebagai sarana penyebaran berbagai tradisi budaya.
Buku seri ini cocok dijadikan souvenir unik bagi mereka yang bertandang ke luar negeri atau sebagai oleh-oleh. Dengan penyajian dwi bahasa, ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan kekayaan budaya kita ke luar negeri. Bagian yang mempergunakan bahasa Indonesia bisa dibaca oleh anak-anak Indonesia (tentunya orang dewasa juga boleh ikut membaca), sementara yang berbahasa Inggris, tentunya akan dibaca oleh mereka yang memahami bahasa Inggris.
Belakangan, saya menemukan tanpa sengaja judul-judul yang lain. Namun semuanya tidak berada dalam koleksi saya karena merupakan titipan sesama penggila buku bagi anak mereka. Senang rasanya bisa ikut membantu orang tua menularkan semangat membaca, apala lagi kisahnya seputar. Belum lama, saya menemukan kembali beberapa dari seri ini, baiklah kali ini saya menyediakan tempat di rak buku saya.
Dalam buku ini disebutkan nama pengarang. Pengarang yang dimaksud kali ini adalah yang mengisahkan dalam bentuk tulisan, bisa dikatakan sebagai orang yang menceritakan ulang kisah ini Penerbitnya adalah Grasindo.
Judul: Legenda Pohon Beringin
Pengarang: Murti Bunanta
Ilustrasi: Hardiyono
Konsultan Bahasa Inggris: Katherine Paterson
Penerjemah: Ida Bagus Putra Yadnya
Desainer buku:LeBoYe
ISBN: 97890817869
Halaman:32
Kisah ini malah mengingatkan saya pada cerita Rama dan Sinta. Raja bijaksana yang memiliki banyak istri, dimana salah seorang istrinya ternyata memiliki rasa cemburu. Ia ingin anaknya yang menjadi raja, padahal sang anak bukan putra mahkota. Berbagau cara dilakukan hingga akhirnya sang raja menurut. Belum puas, ia bahkan melakukan tindakan keji yang berbuntut pada perginya sang anak dari istana.
Pesan moral juga sepertinya lebih cocok untuk para orang tua agar lebih bersikap adil dan tidak memiliki perasaan pilih kasih. Juga untuk lebih bisa bersikap bijak dalam bersikap.
Judul: Hua Lo Puu
Pengarang: Murti Bunanta
Ilustrasi: HardiyonoKonsultan Bahasa Inggris: Margaret Read MacDonald
Desainer buku:LeBoYe
ISBN: 9789790813496
Merupakan kisah dari Maluku Utara. Masyarakat di sana tidak ada yang mengusik burung karena kisah ini. Mereka mengingat kebajikan burung yang menjaga seorang anak kecil sementara orang tuanya sibuk bekerja hingga agak sulit meluangkan waktu untuk menengok anaknya yang menangis. Si Ibu memang harus bekerja keras mengurus ladang, namun tak ada salahnya meluangkan sedikit waktu untuk memperhatikan bayi
Belakangan karena kasihan, burung-burung meletakkan sehelai bulunya hingga membuat anak itu tertidur. Tak lama sang bayi berubah menjadi burung. Diharapkan agar para orang tua lebih memperhatikan anaknya apa pun alasannya.
Belakangan karena kasihan, burung-burung meletakkan sehelai bulunya hingga membuat anak itu tertidur. Tak lama sang bayi berubah menjadi burung. Diharapkan agar para orang tua lebih memperhatikan anaknya apa pun alasannya.
Judul: Si Kelingking
Pengarang: Murti Bunanta
Pengarang: Murti Bunanta
Konsultan Bahasa Inggris: Katherine Paterson
Penerjemah: Murti Bunanta
ISBN: 9789790817357
Kelingking merupakan kisah dari Jambi.
Sepasang orang tua yang sudah mendambakan anak, berbgaia
cara ditempuh hingga memperoleh anak walau hanya sebesar kelingking. Walau
kecil, tapi ia mampu melawan raksaksa yang mengganggu desa dan negaranya.
Hatinya terpaut pada sang putri raja hingga beberapa kali
orang tuanya mengirim utusan untuk meminang. Beberapa kali pula lamaran mereka
ditolak hingga akhirnya sang putri sendiri yang memutuskan untuk menerima
sebagai ucapan terima aksih karena berhasil mengalahkan raksaksa pengacau. Sang
raja yang tidak terima, tetap berupaya menggagalkan pernikahan tersebut.
Akhir kisah sudah bisa ditebak, Si Kelingking dan Putri hidup bahagia
selamanya. Pesan moral kisah ini adalah agar kita tidak memandang rendah orang
hanya karena kondisi fisiknya saja. Ingat juga untuk tidak memberi
janji jika tak sanggup menepati.
Judul: Ni Terong Kuning
Pengarang: Putu Oka Sukanta
Ilustrasi: I Ketut Nama
Editor Penyelia: Murti Bunanta
Konsultan Bahasa Inggris: Katherine PFaterson
Penerjemah: Ida Bagus Putra Yadnya
ISBN:9789790813465
Halaman: 40
Merupakan kisah dari Buleleng di Bali Utara. Menurut informasi yang tertera, dalam daftar Motif-Indeks Stith Thompson dongeng ini bernomor S22.4, S351.1 dan R 168
Seorang ayah yang sangat menyukai sambung ayam sehingga memiliki begitu banyak ayam. Sang istri yang kebagian tugas mengurus ayam-ayam tersebut. Suatu ketika ia hendak pergi jauh. sebelum berangkat ia berpesan agar jika sang istri melahirkan anak laki-laki maka anak tersebut harus dirawat dengan baik. Namun jika anak perempuan maka harus diberikan sebagai makanan ayam-ayam aduannya.
Sang ibu yang sangat menyanyangi bayi perempuannya berusaha untuk menyelamatkan sang bayi dengan menitipkan pada ibunya. Sayangnya, sang suami yang mengetahui perbuatannya segera menyuruhnya membawa kembali sang anak untuk dibunuh dan dijadikan makanan ayam. Untunglah berkat bantuan para bidadari ia berhasil selamat.
Kisahnya menarik, tapi saya merasa kisah seperti ini kurang cocok untuk anak-anak. Seorang anak akan berpendapat bahwa mungkin saja seorang ayah bersikap kejam terhadap anak perempuannya. Sebaiknya kisah yang disajikan justru untuk memupuk rasa kasing sayang diantara keluarga.
Terlepas dari isi kisah, serial ini menawarkan ilustrasi yang sangat indah. Memang indah bagi saya belum tentu indah bagi anak-anak, namun beberapa anak sesama penggila buku juga menyukai seri ini. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa ilustrasi buku ini memang menawan.
Bagi anak-anak yang belum bisa membaca, para orang tua bisa mengenalkan dengan menceritakan versi singkat mereka dengan mempergunakan gambar yang mempersona. Diharapkan sang anak akan mulai tertarik mendengarkan selanjutnya terpicu untuk bisa membaca sendiri kisah yang ada.
Saya jadi bisa memahami kenapa harga seri ini lumayan mahal, jika saya bandingkan dengan buku-buku yang saya beli. Tapi menurut saya, manfaat yang diterima dari membaca buku seperti ini sangat banyak. Mengenal dan melestarikan budaya bangsa, sambil belajar bahasa Inggris.
Semoga kelak, seri ini bisa dicetak ulang ^_^ Tapi harus ada bimbingan orang tua saat membacanya.
-------
Stith Thompson (7 Maret 1885 – 13 Januari 1976) merupakan
sosok sejarawan folklor Amerika Serikat.
Dia terkenal karena kontribusinya dalam sistem klaisifikasi Aarne-Thompson. Sistem klasifikasi tersebut adalah indeks
yang dipergunakan untuk mengklasifikasi cerita-cerita rakyat. Lebih lanjut bisa dilihat pada link berikut. Atau ke link ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar