Mungkin banyak yang sudah menikmati tayangan Kobo Chan di
layar kaca. Sosok anak laki-laki lucu tersebut merupakan karya Masashi Ueda (植田 まさし) seorang komikus yang
lahir di Tokyo, Jepang pada tahun 1947.
Ueda memulai kariernya dengan
menggambar Furiten Kun, komik strip mengenai seorang pemain mahjong sekitar
tahun 1979. Selanjutnya menggambar Kobo Chan pada tahun 1982.
Ueda memenangkan penghargaan
di bidang manga Bungeishunjū pada tahun
1982. Di tahun yang sama ia mengunjungi Napal sebagai utusan istimewa PBB dalam
rangka Tahun Pemberantasan Buta Huruf Internasional.
Manga karyanya bercirikan 4 coma, yaitu manga strip yang setiap ceritanya hanya terdiri atas empat panel. Setelah membaca ini jadi merasa para pembuat komik bisa dikatakan cerdas. Dengan keterbatasan media, hanya terdiri dari empat kotak saja, ia harus mampu menyampaikan pesan secara tuntas. Urusan lucu relatif, ada yang menganggap lucu namun ada juga yang merasa garing. Kedua karyanya, Kariage dan Kobo diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo.
Semula saya mengoleksi manga, hingga harganya naik membuat jantung berbedar. Tapi tetap saja, saya berusaha menikmatinya dengan cara sendiri, alias menumpang baca di toko buku (Maapkan saya yang terlalu pelit membeli komik dengan harga SEGITU). Begitu tahu ada obralan (sekali lagi gara-gara obralan) Rp 10.000/3 buku langsung mencari-cari yang sesuai. Salah satunya serial ini.
Sebenarnya, saya membeli beberapa buku pada tiap seri,tapi untuk mereview cukup diwakili satu buku saja ya dari setiap seri, Otoboke Section Chief dan Kobo Chan
Membaca buku Kariage, tentunya akan membuat kita teringat pada sosok Pak Kepala Seksi yang sungguh luar biasa sabarnya. Punya karyawan seperti Kariage pasti butuh ekstra kesabaran.
Semula saya mengira buku ini bercerita mengenai si Kepala Seksi, ternyata bukan. Duh ya mirip banget sih. Perbedaan utamanya ada pada kacamata. Tokoh dalam buku ini tidak menggunakan kacamata dan dipanggil Kabag alias Kepala Bagian. Entah apa bedanya dengan Kepala Seksi ^_^
https://www.goodreads.com |
Ternyata mengisahkan tentang seorang Kepala Seksi bernama Otoboke. Ia memiliki sepasang anak. Sulung seorang perempuan bernama Kozue yang digambarkan cukup kritis, adiknya laki-laki bernama Hiroshi. Istri bapak yang satu ini cukup pandai dan sangat tahu bagaimana mengurus rumah tangga, dalam artian kadang juga jahil.
Adegan yang paling saya suka dalam buku ini (edisi ke-23) adalah ketika si bapak baru menyadari sudah cukup banyak buku yang ada di rumah itu. tentunya rak buku tidak muat, butuh rak baru. Tapi sama artinya dengan penambahan biaya. Ide cemerlangnya adalah dengan menyusun buku-buku tersebut menyerupai rak. Hadeh saya ngikik lama pada bagian ini. Coba ah....
Kejahilan dan kekonyolan tidak hanya milik sang ayah. Namun juga milik seluruh keluarga. Hiroshi misalnya, ia mempergunakan buku jari agar bisa menghitung dengan tangan lebih dari sepuluh. Sang ibu memungut dan memasang rambut potongan orang lain dari salon pada pendingin ruangan di rumah agar menjadi lebih sejuk. Kok malah gilani ih.
Agak penasaran juga dengan kisah eh bagian yang menceritakan si bapak mengintip buku harian anak gadisnya. Kenapa judulnya Buku Harian Anak Gasi. Saya mencoba mencari kata anak perempuan atau anak gadis dalam bahasa Jepang, mungkin Gasi maksudnya anak perempuan atau kata sejenis. Ternyata bukan, penasaran. Atau saya yang tidak bisa mencari ya.
Sementara pada kisah Kobo, kita disuguhkan kehidupan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah-ibu Kobo serta kakak dan neneknya. Pada beberapa bagian digambarkan ada salah satu saudara yang juga menumpang di sana dengan memberikan uang makan sekedarnya. Mereka juga memiliki seekor anjing dan kucing.
Tokoh utama kisah ini adalah anak laki-laki berusia 5 tahun yang bernama Kobo Tabata,. Ayahnya adalah pegawai kantor bernama Koji Tabata , ibunya Sanae Tabata. Kobo sangat takut pergi ke dokter, adegan ke dokter juga menjadi kisah yang lucu.
Kisah dalam seri ini tidak berpusat hanya pada Kobo semata, namun pada seluruh keluarga. Misalnya, ada bagian yang menceritakan usaha keras nenek memotong labu untuk dimasak. Ternyata lumayan keras Sambil menunggu lab yang direbus, sang nenek yang kelelahan memotong beristirahat, tanpa sadar ketiduran dan labu yang direbus menjadi terlalu matang. Sang nenek mengeluh mengenai betapa sulitnya memotong labu yang keras, namun begitu direbus cepat sekali menjadi lunak.
Bagian lain mengisahkan tentang kakek dan nenek yang berniat membelikan Kobo buku cerita pada suatu siang saat musim panas. Sang nenek mengusulkan agar buku yang dibeli berukuran besar. Agak aneh juga buat saya, bukankah yang penting isinya? Ternyata buku tersebut memiliki kegunaan lain, yaitu untuk menutupi perut Kobo yang tertidur saat membaca.
Bahkan anjing keluarga mereka juga mendapat bagian. Beberapa kisah menceritakan mengenai perhatian keluarga tersebut pada peliharaan keluarga. Mereka lupa mengganti kalung anti kutu selama TIGA tahun ^_^ lupa apa LUPA he he he. Atau ketika mendadak kandangnya dibersihkan saat ia pergi bermain bersama Kobo. Kocak.
Bahkan anjing keluarga mereka juga mendapat bagian. Beberapa kisah menceritakan mengenai perhatian keluarga tersebut pada peliharaan keluarga. Mereka lupa mengganti kalung anti kutu selama TIGA tahun ^_^ lupa apa LUPA he he he. Atau ketika mendadak kandangnya dibersihkan saat ia pergi bermain bersama Kobo. Kocak.
Sementara pada Kobo Chan, kisah ini membuat sisi anak-anak kita terusik, kenangan akan masa lalu saat menjadi anak-anak muncul. beberapa tingkah laku Kobo mungkin juga pernah kita lakukan tanpa sengaja. Selain menjadikan keluarga sebagai kekuatan dan semangat hidup, kisah ini juga memberikan pesan moral bahwa suatu masalah yang berat kadang hanya butuh pemecahan yang sederhana. Dan kita bisa belajar dari anak-anak mengenai cara mereka menikmati hidup.
Iseng menemukan lirik lagu pembuka di link berikut. Hayuh bernyayi biar semangat kerja di hari Senin ceria ini...
Didunia ini semua hal
Bisa terjadi dan apa
Yang akan terjadi
Kita tak akan pernah mengetahui
Marilah kita hadapi
Pasti ada jalan keluar
Hari ini entah siapa
Yang akan bahagia
One...two...three...four
Nipong..nipong cha cha cha cha
Kobo duduk diatas batu
Nipong..nipong cha cha cha cha
Tralalala galileo
Setiap hari haa haa haa
Tawa canda dimana-mana
Setiap hari haa haa haa
Aku benci makan pisang
Nipong..nipong cha cha cha cha
Tawa keluarga selalu ceria
Nipong..nipong cha cha cha cha
Bersemangatlah selalu
Nipong ! Cha cha cha (3x)
Cha cha cha cha.
Sumber Video
https://www.youtube.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar