Penulis: Kuntowijoyo
ISBN: 9786023850242
Halaman: 292
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 59.000
Harga: Rp 59.000
Rating:3/5
Ana kidung, rumeksa ing wengi, Teguh ayu lupura ing lara,
Luputa bilahi kabeh. Jin setan datan purun. Peneluhan tan ana wani. Miwah
panggawe ala, Gunaning wong luput, Geni atemahan tirta, Maling arda tan aa
ngarah ing mami, Tuju duduk pan sirna
Salah seorang rekan di kantor saya sangat menyukai bunga. Di
mana saja ia berada, jika melihat ada bunga pasti langsung mengeluarkan telepon
genggam (atau kamera saku) dan mulai memotret. Tak jarang ia meminta orang lain
untuk memotretnya diantara bunga-bunga. Nyai Kembang, begitu ia dipanggil karena kegemarannya itu.
Sungguh berbeda dengan sosok ayah dari tokoh aku yang ada
dalam kisah Dilarang Mencintai Bunga-Bunga, kisah yang dijadikan judul untuk
kumpulan cerpen ini. Bagi sang ayah, anak laki-laki tidak boleh terlalu bersih,
tangan terlalu halus. Wajah dan badan
kotor lebih baik, begitu juga tangan yang kasar. Karena tangan untuk bekerja.
Sementara aku, tokoh dalam kisah ini menyukai kebersihan,
dan bunga. Setelah berkenalan dan bersahabat dengan kakek yang tinggal sendiri
di samping rumahnya, ia menemukan kedamaian dalam bunga. Ada perasaan nyaman
dan tenteram ketika melihat bunga bermekaran dan mengisap harumnya.
Pada akhirnya, memang dibutuhkan kompromi si aku untuk
mendapatkan apa yang ia mau, membuat ayahnya tertawa bahagia dan ibunya merasa
senang. Begitulah hidup, banyak kompromi
yang harus dibuat untuk mencapai keinginan dan ketenangan.
Kisah Segenggam tanah Kuburan memberikan pesan moral yang
paling menarik bagi saya. Kisahnya tentang seorang maling yang mencuri dengan
bermodal segenggam tanah kuburan untuk membuat tidur seluruh penghuni rumah yang akan dimasukinya.
Semacam ilmu siret begitulah kalau kata orang kampung.
"Kepada yang menjaga kubur di utara, kepada yang
menjaga kubur di timur, kepada yang menjaga kubur di selatan, kepada yang
menjaga kubur di barat, kepada yang menjaga kubur di tengah-tengah. Segenggam
tanah kubur, segenggam yang menikam-nikam mata, segenggam yang memejam-mejam
mata, segenggam yang menidurkan, segenggam yang membungkam, segenggam yang
membuat dunia terbenam,"begitu dia merapal kalimat saat mengambil tanah
untuk menjalankan aksinya.
Suatu malam, ada yang berbeda dari kebiasaannya selama ini.
Alih-alih menjalankan aksinya, pencuri itu malah menghampiri sebuah gubuk
karena tertarik mendengar tembang dandanggula yang berasal dari gubuk itu.
Seekor anjing yang menemaninya juga merasa gelisah karenanya. Sepanjang malam
ia berusaha untuk menidurkan orang yang melantunkannya. Hingga tanpa sadar
fajar tiba dan gagalnya niatnya untuk mencuri di rumah juragan sapi. Sebagai
pelampisan rasa kesal, dilemparnya sebongkah batu ke arah atap rumah itu.
Pesan moral kisah ini, bagaimana juga kebathilan akan kalah.
Bagian yang mengisahkan bagaimana pencuri mengeluarkan semua ilmu yang ia
peroleh guna menidurkan pria yang melantunkan tembang, menunjukkan adu kekuatan
antara kebaikan dan kejahatan.
Meski jahat, ternyata si pencuri memiliki kode etik yang ia
patuhi. Misalnya saat mencuri dilarang memperkosa, jika ingin ditemani seorang
wanita maka bukan pencuri sambil
memperkosa caranya. Ada waktu untuk bersenang-senang, namun ada saatnya
bekerja. Jika dilanggar maka akan mendapat susah. "Ada hari baik untuk
mencuri, ada hari bernafsu mengunjungi perempuan."
Secara keseluruhan ada sepuluh kisah dalam buku ini. Dengan
caranya sendiri, penulis membuat kejadian yang ada di sekitar kita sebagai
sebuah kisah yang menarik. Mungkin kita pernah berada dalam situasi yang mirip,
bahkan mungkin sama. Contohnya kisah
Samurai.
Sebuah kalimat dalam kisah ini mungkin menjadi gambaran apa
yang pernah saya atau orang lain lakukan dengan atau tanpa sadar, "Rasanya
sepi tanpa membawa apa-apa di tangan. Tidak ada salahnya aku membawanya pulang.
Pegawai administrasi bisa membawa pinsil atau map ke rumah. Pegawai bagian
langsir membawa pulang trompet, sangat logis, bukan?" Paham yang saya
maksud?
Saya teringat pada sebuah film zaman dulu. Cerita sedang
terjadi efisiensi ATK pada sebuah perusahaan. Mereka yang kedapatan membawa
pulang ATK harus membayar dengan memotong gaji atau mengembalikannya. Salah
seorang yang dituduh, menyatakan bahwa ia melakukannya secara refleks, dan hal
juga dilakukan oleh pegawai yang lain. Sehingga apa yang ia lakukan bisa
dikategorikan hal yang wajar. Untuk membuktikannya ia mengambil foto salah
seorang penyidik yang sedang menulis dengan pinsil dengan logo perusahaan di
rumah. Hal ini untuk membuktikan bahwa yang ia lakukan juga dilakukan oleh
orang lain. Walau akhirnya ia tetap dinyatakan bersalah, demikian juga dengan
si penyelidik tapi hal ini menunjukan bahwa bersikap jujur adalah hal yang
sulit. Apa yang mereka lakukan bisa dianggap sebagai korupsi juga.
Penggunaan kata yang kemudia menjadi serangkaian kalimat
yang mudah dipahami, membuat pembaca dari segala usia bisa ikut menikmati kisah yang ada dalam buku ini. Hanya saja
kemungkinan kesan dan makna yang mereka peroleh tidak sama tergantung pada
persepsi masing-masing pembaca.
Bisa disimpulkan bahwa tokoh dalam buku ini semuanya adalah
pria. Selain kisah Dilarang Mencintai
Bunga-Bunga, kisah Gerobak itu Berhenti
di Muka Rumah, Ikan-ikan dalam Sendang, serta Burung Kecil bersarang di Pohon
juga mengambil sosok kakek sebagai bagian dari kisah. Sementara kisah lainnya
mengambil sosok anak remaja dan pria dewasa. Untuk istri dan ibu bertindak
sebagai pendamping tokoh utama dalam kisah. Penasaran juga kenapa hal ini
terjadi.
Ada beberapa halaman yang cetakannya tidak rata. Maksud saya
ketebalan tintanya berbeda. Tidak terlalu banyak memang, hanya sedikit
mengganggu mata saja. Letaknya ada di 216, 217, 220, 221 dan beberapa halaman
lagi. Bisa diselesaikan saat buku ini cetak ulang pastinya.
Sebagai pembuka, pembaca juga akan menemukan Kata
Pengantar yang ditulis oleh Bernard
Batubara yang profilnya bisa dilihat di sini. Sayangnya pihak penerbit kurang
memberikan informasi siapakah sosok yang membuat kata pengantar tersebut. Bukan
tidak mungkin masih ada orang yang belum pernah mendengar nama atau membaca
karyanya.
http://kebudayaanindonesia.net |
Prof. Dr. Kuntowijoyo
lahir di Sanden, Bantul, Yogyakarta, 18 September 1943. Lulusan sarjana
Sejarah dari Universitas Gadjah Mada,
Gelar MA American History diperoleh dari Universitas Connecticut,
Amerika Serikat pada tahun 1974, dan Ph.D Ilmu Sejarah dari Universitas
Columbia pada tahun 1980 dengan
disertasi Social in An Agrarian Society: Madura 1850-1940. Terakhir menjadi
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya.
Karya dalam bidang sastranya
antara lain Kereta yang Berangkat Pagi Hari novel (1966). Rumput Danau Bento drama (1969) mendapat
Hadiah Harapan Sayembara Penulisan Lakon Badan Pembina Teater Nasional
Indonesia tahun 1976, Tidak Ada Waktu
Bagi Nyonya Fatma drama (1972), Barda dan Cartas drama (1972). Topeng Kayu
drama (1973), Khotbah di Atas Bukit novel (1976), Impian Amerika novel (1998),
Hampir Sebuah Subversi kumpulan cerpen (1999).
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya antara lain Penulisan Lakon Dewan Kesenian
Jakarta 1972 dan 1973, Sayembara Mengarang Roman Panitian Tahun Buku
Internasional DKI 1972 (terbit sebagai buku tahun 1994). Tahun 1986 ia mendapat
Hadiah Seni dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Juga penghargaan dari Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia (1999), dan Majelis Sastra Asia
Tenggara (Mastera), serta menerima SEA Write dari Kerajaan Thailand pada tahun 1999
Dunia sastra bersedih akan kehilangan beliau yang meninggal pada 22 Februari 2005 pada umur 61 tahun akibat komplikasi penyakit sesak napas, diare,
dan ginjal yang diderita setelah untuk beberapa tahun mengalami serangan virus meningoencephalitis.
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau