Judul asli: Juvenilia
Penulis: Jean Austen
Penerjemah:Nuraini Mastura
Penyunting: Jia Effendi
Penyelaras aksara: Nunung Wiyati
Penata aksara: CDDC
Perancang sampul: Muhammad Usman
ISBN: 9786023850600
Halaman: 456
Cetakan: Pertama-Juni 2016
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp
Rating: 3/5
Syair Duka
Sambil merenung, kunikmati melangkah
Sepanjang jalur kehormatan dan belukar pohon murad
Selagi bulan pucat menumpahkan sinarnya
Pada cinta yang kandas.
Selagi burung bulbul bertengger di atas semak berduri
Berkicau merdu dan sendu, dan burung murai
Berbincang dengan merpati
Perlahan menyusuri jalan raya,
Kebisingan dengan merdu menimpa sungai yang mengalir
hening-
Rembulan menyeruak dari balik awan
Dan melemparkan sinarnya pada belukar pohon murai.
Ah! Saat itulah sebuah adegan indah hadir,
Gubuk, pondok, gua kecil, dan kapel yang ganjil
Juga reruntuhan biara,
Puncaknya tertutupi pohon-pohon pinus tua
Dan tak kasatmata bila sekilas dilihat
3 Juni1793
~ Juvenilia, Jane Austen, hal 164-165
Bagi penggemar kisah klasik, terutama karya Jane Austen buku ini layak dikoleksi. Sebagai karya awal, meski belum terlihat sempurna, namun cukup menunjukan kematangan sang penulis dalam memandang beberapa masalah. Uraian sudah cukup bisa dimengerti dan mewakili apa yang ingin disampaikan.
Awalnya isi buku ini dibuat bukan untuk keperluan komersial. Setiap kisah yang ada dalam buku ini merupakan kisah yang dibuat untuk keluarga sendiri. Hal ini bisa dilihat dari uraian yang ada sebelum kisah ini dimulai. Entah sebagai ungkapan terima kasih atau sekedar hadiah semata.
Kisah Henry dan Eliza seakan mengisahkan tentang bagaimana kebaikan seseorang dibalas dengan kejahatan. Ibarat pepatah yang mengatakan Air Susu dibalas dengan air tuba. Eliza, tokoh wanita dalam kisah ini, diangkat sebagai pendamping oleh Duchess F atas permintaan salah seorang sahabatnya. Anak Duchess F, Lady Harriet malah menganggapnya sebagai saudara. Entah Karena sering bergaul dengan kekasih Lady Harriet atau mungkin karena sang kekasih juga tertarik padanya. Eliza dan Mr Henry Cecil memutuskan untuk menikah secara rahasia atas usul Mr Cecil.
Ketika Duchess F dan Lady Harriet sedang bepergian mereka menjalankan aksinya dan hanya meninggalkan sepotong pesan yang menyebutkan mereka sudah menikah. Tak perlu dibayangkan betapa marahnya sang duchess. Ia sampai mengupah orang untuk memburu mereka dan membawa tubuhnya menghadap.
Akhir kisah ini kurang saya sukai. Agak aneh saja. Kenapa? Lebih bersifat personal sebenarnya. Tapi walau cinta tak pernah mengenal salah, namun ada norma-norma yang harus dihormati. Tak perlu ada balas dendam hingga melibatkan banyak orang dan tentunya biaya yang lumayan juga. Apalagi sampai memprovokasi pihak-pihak tertentu,
Petualangan Mr Herley di halaman 71 bisa dikatakan unik. Ditujukan untuk Mr Francis William Austen, kisah ini hanya menghabiskan satu halaman saja. Semula saya mengira jangan-jangan ini merupakan salah satu bagian dari kisah yang belum tuntas. Namun jika membaca catatan yang ada di sebelah kisah, sepertinya ini memang kisah yang sudah tuntas. Dan memang begitulah cara penulis mengisahkan cerita tersebut.
Kisah Sir William Mountague yang tercetak di halaman sepertinya juga bukan kisah yang diceritakan secara tuntas. Ternyata memang begitu, bukan kisah yang sudah selesai jika menilik keterangan yang ada. Kisah ini diberikan kepada Charles John Austen Esq. Contoh kisah yang tidak tuntas lainnya adalah Mr Clifford (pada daftar isi kisah ini sudah dituliskan sebagai Kisah Yang Tak Tuntas).
Saat akan membaca kisah Cassandra, semula saya mengira ini merupakan sebuah draf novel yang terdiri dari dua belas bab namun belum tuntas. Hal ini saya simpulkan karena halaman yang terdera di daftar pustaka cukup singkat. Ternyata memang sebuah kisah yang terdiri dari dua belas bab, namun tiap bab hanya terdiri dari satu halaman saja.
Berikut, contoh pada bab kelima di halaman 89, "Dia lalu memasuki kereta sewa dan memerintahkan pergi menuju Hampstead. Begitu tiba, dia malah memerintahkan kusir untuk berbalik arah dan mengantarkannya pulang kembali." Untuk kisah ini, tiap tiga kata pertama dibuat dengan huruf sambung.
Kisah yang diceritakan dengan cara seperti kisah Cassandra antara lain kisah Amelia Webster, Tiga Saudari serta Cinta dan Persahabatan. Untuk cerita Cinta dan Persahabatan merupakan kisah yang paling panjang dibandingkan dengan yang lainnya.
Kita juga akan menemukan catatan kaki dalam buku ini. Pada halaman 168, disebutkan bahwa kisah ini dibuat untuk Madame La Comtesse de Feuillde. Selanjutnya di bagian bawah ditulis siapakah yang dimaksud dengan Madame La Comtesse de Feuillde.
Tiap judul dibuat dengan tata letak yang menarik. Halaman tempat judul kisah juga dicetak dengan warna yang berbeda. Sehingga jika dilihat dari samping bisa langsung terlihat berbeda. Jika malas membuka daftar isi padahal ingin membaca kisah lain, cukup membuka bagian dengan warna yang berbeda saja.
Pada usia empat belas tahun, seorang Jean Austen sudah mulai menulis kisah. Jika diingat-ingat, pada usia empat belas tahun saya masih semangat menulis coretan kisah, membaca dan membuat puisi. Entah kemana semua itu sekarang. Seandainya rapi tersimpan, minimal saya bisa menelaah perkembangan diri saya sendiri dalam hal tulis menulis ^_^
Kalian, apa yang kalian kerjakan saat berusia 14 tahun?
Penulis: Jean Austen
Penerjemah:Nuraini Mastura
Penyunting: Jia Effendi
Penyelaras aksara: Nunung Wiyati
Penata aksara: CDDC
Perancang sampul: Muhammad Usman
ISBN: 9786023850600
Halaman: 456
Cetakan: Pertama-Juni 2016
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp
Rating: 3/5
Syair Duka
Sambil merenung, kunikmati melangkah
Sepanjang jalur kehormatan dan belukar pohon murad
Selagi bulan pucat menumpahkan sinarnya
Pada cinta yang kandas.
Selagi burung bulbul bertengger di atas semak berduri
Berkicau merdu dan sendu, dan burung murai
Berbincang dengan merpati
Perlahan menyusuri jalan raya,
Kebisingan dengan merdu menimpa sungai yang mengalir
hening-
Rembulan menyeruak dari balik awan
Dan melemparkan sinarnya pada belukar pohon murai.
Ah! Saat itulah sebuah adegan indah hadir,
Gubuk, pondok, gua kecil, dan kapel yang ganjil
Juga reruntuhan biara,
Puncaknya tertutupi pohon-pohon pinus tua
Dan tak kasatmata bila sekilas dilihat
3 Juni1793
~ Juvenilia, Jane Austen, hal 164-165
Bagi penggemar kisah klasik, terutama karya Jane Austen buku ini layak dikoleksi. Sebagai karya awal, meski belum terlihat sempurna, namun cukup menunjukan kematangan sang penulis dalam memandang beberapa masalah. Uraian sudah cukup bisa dimengerti dan mewakili apa yang ingin disampaikan.
Awalnya isi buku ini dibuat bukan untuk keperluan komersial. Setiap kisah yang ada dalam buku ini merupakan kisah yang dibuat untuk keluarga sendiri. Hal ini bisa dilihat dari uraian yang ada sebelum kisah ini dimulai. Entah sebagai ungkapan terima kasih atau sekedar hadiah semata.
Kisah Henry dan Eliza seakan mengisahkan tentang bagaimana kebaikan seseorang dibalas dengan kejahatan. Ibarat pepatah yang mengatakan Air Susu dibalas dengan air tuba. Eliza, tokoh wanita dalam kisah ini, diangkat sebagai pendamping oleh Duchess F atas permintaan salah seorang sahabatnya. Anak Duchess F, Lady Harriet malah menganggapnya sebagai saudara. Entah Karena sering bergaul dengan kekasih Lady Harriet atau mungkin karena sang kekasih juga tertarik padanya. Eliza dan Mr Henry Cecil memutuskan untuk menikah secara rahasia atas usul Mr Cecil.
Ketika Duchess F dan Lady Harriet sedang bepergian mereka menjalankan aksinya dan hanya meninggalkan sepotong pesan yang menyebutkan mereka sudah menikah. Tak perlu dibayangkan betapa marahnya sang duchess. Ia sampai mengupah orang untuk memburu mereka dan membawa tubuhnya menghadap.
Akhir kisah ini kurang saya sukai. Agak aneh saja. Kenapa? Lebih bersifat personal sebenarnya. Tapi walau cinta tak pernah mengenal salah, namun ada norma-norma yang harus dihormati. Tak perlu ada balas dendam hingga melibatkan banyak orang dan tentunya biaya yang lumayan juga. Apalagi sampai memprovokasi pihak-pihak tertentu,
Petualangan Mr Herley di halaman 71 bisa dikatakan unik. Ditujukan untuk Mr Francis William Austen, kisah ini hanya menghabiskan satu halaman saja. Semula saya mengira jangan-jangan ini merupakan salah satu bagian dari kisah yang belum tuntas. Namun jika membaca catatan yang ada di sebelah kisah, sepertinya ini memang kisah yang sudah tuntas. Dan memang begitulah cara penulis mengisahkan cerita tersebut.
Kisah Sir William Mountague yang tercetak di halaman sepertinya juga bukan kisah yang diceritakan secara tuntas. Ternyata memang begitu, bukan kisah yang sudah selesai jika menilik keterangan yang ada. Kisah ini diberikan kepada Charles John Austen Esq. Contoh kisah yang tidak tuntas lainnya adalah Mr Clifford (pada daftar isi kisah ini sudah dituliskan sebagai Kisah Yang Tak Tuntas).
Saat akan membaca kisah Cassandra, semula saya mengira ini merupakan sebuah draf novel yang terdiri dari dua belas bab namun belum tuntas. Hal ini saya simpulkan karena halaman yang terdera di daftar pustaka cukup singkat. Ternyata memang sebuah kisah yang terdiri dari dua belas bab, namun tiap bab hanya terdiri dari satu halaman saja.
Berikut, contoh pada bab kelima di halaman 89, "Dia lalu memasuki kereta sewa dan memerintahkan pergi menuju Hampstead. Begitu tiba, dia malah memerintahkan kusir untuk berbalik arah dan mengantarkannya pulang kembali." Untuk kisah ini, tiap tiga kata pertama dibuat dengan huruf sambung.
Kisah yang diceritakan dengan cara seperti kisah Cassandra antara lain kisah Amelia Webster, Tiga Saudari serta Cinta dan Persahabatan. Untuk cerita Cinta dan Persahabatan merupakan kisah yang paling panjang dibandingkan dengan yang lainnya.
Kita juga akan menemukan catatan kaki dalam buku ini. Pada halaman 168, disebutkan bahwa kisah ini dibuat untuk Madame La Comtesse de Feuillde. Selanjutnya di bagian bawah ditulis siapakah yang dimaksud dengan Madame La Comtesse de Feuillde.
Tiap judul dibuat dengan tata letak yang menarik. Halaman tempat judul kisah juga dicetak dengan warna yang berbeda. Sehingga jika dilihat dari samping bisa langsung terlihat berbeda. Jika malas membuka daftar isi padahal ingin membaca kisah lain, cukup membuka bagian dengan warna yang berbeda saja.
Pada usia empat belas tahun, seorang Jean Austen sudah mulai menulis kisah. Jika diingat-ingat, pada usia empat belas tahun saya masih semangat menulis coretan kisah, membaca dan membuat puisi. Entah kemana semua itu sekarang. Seandainya rapi tersimpan, minimal saya bisa menelaah perkembangan diri saya sendiri dalam hal tulis menulis ^_^
Kalian, apa yang kalian kerjakan saat berusia 14 tahun?
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau