Penulis: Jane Austen & Seth
Grahame - Smith
Alih Bahasa: Dian Guci
Alih Bahasa: Dian Guci
Editor: Ratno Fadillah
Desain Isi: Damelan Abdi
Desain Sampul: Heather Howland, Yudi Irawan
ISBN: 9786029764833
Desain Isi: Damelan Abdi
Desain Sampul: Heather Howland, Yudi Irawan
ISBN: 9786029764833
Halaman: 536
Cetakan:
Pertama-Maret 2013
Penerbit:
Imania
Rating: 3/5
Rating: 3/5
Urusan cerita Pride
and Prejudice, Jenny mungkin lebih tahu dan paham dari pada aku. Tapi karena
penasaran dengan berita kalau buku ini difilmkan, langsung bongkar
timbunan. Yuhuuuu..., memang belum dibaca ternyata ^_^
Sebenarnya buku ini merupakan
sebuah novel mash-up. Sebuah novel fiksi yang menggabungkan sebuah karya
klasik dengan genre tertentu. Dalam buku ini penggabungan adalah antara
kisah klasik Pride and Perjudice dengan genre fiksi horor ala zombi.
Meski merupakan kisah mash-up, terlihat sekali bahwa penulis tidak terlalu banyak melenceng dari kisah orisinilnya. Hanya urusan perburuan zombi, pembantaian saat pesta berlangsung serta beberapa aktivitas lainnya yang merupakan pelengkap saja yang berbeda dengan kisah asli.
Meski merupakan kisah mash-up, terlihat sekali bahwa penulis tidak terlalu banyak melenceng dari kisah orisinilnya. Hanya urusan perburuan zombi, pembantaian saat pesta berlangsung serta beberapa aktivitas lainnya yang merupakan pelengkap saja yang berbeda dengan kisah asli.
Inti kisahnya
masih tentang Jane, Lizzy, Mary, Kitty serta Lidya Bennet. Kelima gadis
keluarga Bennet masih digambarkan sebagai sosok yang cantik dan menawan hingga
mampu meluluhkan hati para pria muda singel. Hanya, dalam kisah ini mereka
memiliki reputasi selain cantik, pembasmi Zombi handal dari Herfordshire.
Saat kecil mereka ditempa untuk mampu menjaga diri dari serangan
Zombi dengan mengikuti latihan bela diri di tempat yang tak akan kalian
bayangkan.
Hal tersebut sesuai dengan keinginan sang ayah yang ingin anaknya
menjadi sosok yang mandiri dan mampu menjaga diri sendiri dari zombi. Sementara
sang ibu, justru lebih sibuk memikirkan siapakah pria muda yang cocok untuk
para gadisnya. Termasuk Mr Bingley, tetangga baru mereka.
Sosok pria
lajang dan mapan yang melekat pada diri Mr Bingley langsung menarik perhatian
para ibu yang memiliki anak gadis, tentunya Mrs Bennet juga. Selaku tetangga
baru, Mr Bingley membuat semacam pesta kecil di rumahnya. Bisa diperkirakan
kehebohan para tamu yang sebagian besar adalah ibu-ibu dan gadis remaja.
Ternyata Mr,Bingley tidak sendiri menerima para tamu, ia didampingi oleh sahabatnya Fitzwilliam Darcy. Konon ia juga pembasmi zombie kelap kakap. Sayangnya ia memiliki sikap percaya diri yang cenderung mengarah sombong. Tak butuh lama untuk para ibu mencoretnya dari daftar calon menantu idaman.
Dan seperti yang bisa ditebak, buku ini menawarkan adegan pembasmian zombi. Kocak juga membayangkan para gadis Bennet harus bertarung dengan piawai melawan zombi sementara diwaktu lain harus menjaga keanggunan mereka. Dua hal yang sangat kontras.
Meski merupakan kisah klasik, penerjemah mampu membuat pembaca bisa menikmati kisah dengan pilihan kata yang tepat. Padahal biasanya agak susah bagi pembaca saat ini menikmati kisah klasik. Bahkan saya yang tidak begitu menyukai kisah roman bisa menikmati kisah ini. .
Entah kenapa, penerbit lokal kita membuat kover biasa-biasa saja. Artinya tidak ada bagian menyeramkan yang menandakan kisah dalam buku berurusan dengan zombi. Ilustrasi sepasang manusia justru lebih mengarahkan pada kisah roman, bukannya menyeramkan atau bahkan menyeramkan-kocak. Justru kover dari penerbit luar lebih menarik hati saya untuk mengoleksi buku ini. Eh, saya membaca sajalah, cukup LW yang saya koleksi hi hi hi.
Beberapa karya Jane Austen antara lain Sense and Sensibility (1811), Mansfield Park (1814), Emma (1815), Northanger Abbey (1818) dan
persuasion (1818).
Sumber gambar:
https://www.goodreads.com
Lho, baru tahu saya buku ini punya versi zombie.. :D
BalasHapusSudah agak lama bukunya.
BalasHapusLumayan menghibur sih
keren ceritanya nih gan
BalasHapus