Penulis: JO Joo-hee
Penerjemah: Mayang Ratu Negara
Penata aksara: Nurul Miftahul Jannah
Desain sampul: Kim Hee-gyonh (Design Plus)
ISBN: 978-602-1306-05-5
Halaman: 164
Cetakan: Pertama-Februari 2015
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 59.000
Raihlah cinta suamimu melalui masakan yang enak
Sering saya dengar para tetua memberikan nasehat tersebut. Maksudnya secara harafiah adalah agar para istri mengurus suami dengan baik, tidak membiarkannya kelaparan di rumah. Dengan demikian sang suami akan merasa betah di rumah. Akan lebih baik lagi jika mampu menyajikan masakan yang lezat, sehingga suami tidak perlu jajan di luar.
Bertolak belakang dengan hal tersebut, teman-temah tokoh utama kisah Tidak Sulit malah berkata agar tidak boleh menyajikan masakan spesial kepada para lelaki. Tawarkan saja mereka mie instan dengan cuek, itu sudah cukup, menruut yang lainnya. Padahal tokoh utama kita sangat menyukai kegiatan memasak.
Baginya menyiapkan masakan lezat merupakan cara untuk menunjukkan bagaimana ia mencintai seorang pria. Dengan segala kemampuannya dibuatkan seporsi masakan lezat. Tiap kali bertemu, masakan yang disajikan berbeda. Aroma yang sedap dan berwarna serta memiliki rasa-rasa baru merupakan ungkapan isi hari dan perasaannya.
Sayangnya, kadang masakantersebut harus dibuang karena pria itu mengatakan bahwa ia membuatnya agak sedikit sesak. Cara halus untuk memutuskan hubungan. Meski demikian ia tak lantas menjadi putus asa. Baginya kemampuan memasaknya membuatnya percaya diri. Karena tidak ada hal yang tidak mungkin.
Kisah Untukmu yang Terakhir Kali meski berbeda kisah namun mengusung tema yang nyaris sama, memasak bagi pria yang dicintainya. Memulai kisah cinta dengan baik, maka sang wanita bertekat mengakhiri dengan baik pula. Ia ingin memasak untuk terakhir kali sebelum mereka berpisah dan tak akan bertemu lagi. karena pria mantannya merupakan sosok yang sopan, maka ia tak menolak keinginan tersebut.
Semula saya mengira akan membaca kisah mengharukan. Sang wanita akan mengerahkan seluruh kemampuan memasaknya, lalu sang pria akan makan dengan rasa bersalah. Mereka berpisah dengan haru. Atau bisa saja sang pria jadi membatalkan niatnya untuk berpisah.
Ternyata saya salah, awal kisah yang dimulai dengan haru justru berakhir dengan kocak. Aduh...! Saya tertawa sampai mengeluarkan air mata melihat bajah dingin sang wanita dan wajah ketakutan sang pria. Ok..ok sedikit bocoran yaa. Saat makan bersama dalam diam, sang wanita tiba-tiba mengatakan bahwa ini merupakan makan bersama yang terakhir kali bagi mereka, tentunya pria itu memberikan persetujuan.
"Tetapi, apa kau tahu? Sebenarnya, di dalamnya ada racun." kata sang gadis. Bisa dibayangkan betapa kagetnya sang pria mendengar ucapan. Ia segera memuntahkan masakan yang ada di mulutnya dan berusaha memuntahkan yang sudah ada dalam perut. Sang gadis tetap makan dengan tenang, wajahnya terkesan dingin. Tak lama sesudah si pria berlari ketakutan ke luar, wajah si gadis berubah menjadi ceria, ia tertawa lepas hingga jatuh dari kursi. Ternyata itu hanya akal-akalannya saja guna menjahili mantan pacar. Kreatif juga idenya
Terdapat delapan kisah dalam buku ini. Dimulai dengan Alasan Menjadi Teman,Cita Rasa Kangwondo, Tidak Sulit, Cara Merebus Dwaenjang Jjigas, Donkkase Kecil, Untukmu yang Terakhir Kali, Perang Dunia 1: Perang Rajungan, dan diakhiri dengan Kehangatan Tubuh.
Mungkin karena ini buku pertama, masih ada kesan malu-malu untuk mengekspersikan sebuah kejaadian. Padahal detail dalam mimik para tokoh yang membuat buku ini makin menarik.
Misalnya mimik tokoh wanita dalam kisah Cheese Cake . Ia digambarkan begitu menyukai Cheese cake hingga tak mampu menahan diri ketika melihat ada sebuah kue yang begitu menggoda disaat ia lapar. Kue tersebut milik rekan senior di kantornya.
Meski menahan lapar, ia tak ingin menghancurkan bentuk kue yang menggoda imannya itu. Karena itu merupakan karya yang sangat sempurna menurutnya. Namun ketikan sang pemilik kue yang menghancurkan dan mulai memakannya, maka lepas kendalilah wanita tersebut.
Oh ya kali ini ada tokoh pria yang memasak. Memang pria memasak bukan hal asing, tapi di buku 1 dan 2 jumlah pria yang memasak relatif sedikit hingga perlu mendapat perhatian khusus bagi kisah yang mengusung pria sebagai juru masak.
Sehabis sebuah kisah, kita akan menemukan epilog. Tentunya terkait dengan kisah yang ditulis. Untuk ilustrasi, penulis mempergunakan sosok dirinya sendiri. Tentunya dibuat dengan gaya lucu. Padahal di halaman belakang foto penulis terlihat menyenangkan, jauh dari kesan konyol yang ditampilkan dalam buku.
Kisah Alasan Menjadi Teman yang mengusung teman bersahabat dengan kesamaan kesukaan menyantap tiram, pada bagian epilog dikisahkan mengenai masa muda penulis yang juga suka berkumpul dengan tema-teman wanitanya. Ditambah dengan adegan yang menggambarkan betapa sukanya ia pada tiram.
Sementara untuk Cheese Cake, sudah bisa diduga, epilognya tentang kesukaan penulis akan cheese cake. Bahkan ia menggambarkan dengan kocak bagaimana malam-malam ia makan cheese cake sambil berdiri di depan kulkas yang terbuka. Sang suami yang tak ingin istrinya merasa malu karena terpegok, dengan arif diam-diam kembali ke kamar.
Ternyata saya lebih menyukai buku pertama dari pada buku kedua. bagi saya kisah dalam buku ini lebih beragam dibanding buku kedua, meski secara keseluruhan keduanya sama-sama menawan.
Konon jika perut kenyang segala hal bisa diatasi dengan mudah. Beberapa orang yang saya kenal sering melakukan lobi sambil makan bersama. Dan biasanya hasilnya memuaskan. Tentunya dengan perut kenyang kemampuan pikiran juga bisa dimaksimalkan.
Seperti buku yang lain, kembali penulis mampu membuat saya tertawa, terharu dan merenung melalui sebuah kisah sederhana tapi memukau yang terkait dengan urusan masakan. Cocok jika judulnya Kitchen, dapur, karena segala masakan diolah dengan rasa kasih sayang di dapur.
Hayuh coba intip resep membuat Tteobokki
Bahan yang diperlukan:
- Fish cake korea (bisa diganti otak-otak)
- Rice cake korea
- Kol secukupnya
- ½ bawang Bombay
- ½ wortel
- 1 daun bawang
- ½ gelas air
- 6 potong kelp (rumput laut)
- 6-7 potong ikan teri asin
- ½ bawang putih cincang
- 3 sdm red pepper paste
- 2 sdm corn syrup
- ½ sdm gula pasir
- 1 sdm kecap asin
- Biji wijen secukupnya (untuk garnish
Cara Memasak Kaldu
1. Rebus ikan teri, fish cake, dan kelp (rumput laut kasar)
2. Kalau sudah matang (empuk) pisahin kuah dari ikan teri, fish cake, dan kelp.
Cara Membuat Isian Tteobokki
1. Persiapkan kol, cincang kasar.
2. Siapkan wortel, kupas dan potong tipis memanjang.
3. Siapkan bawang putih, keprek supaya aroma harum keluar saat diolah lalu cincang.
Cara membuat tteobokki
1. Masukan bawang putih cincang, red pepper paste, bubuk cabe seukupnya, kecap asin dan gula pasir dalam kuah kaldu.
2. Tunggu 5 menitan sambil diaduk-aduk.
3. Masukin rice cake
4. Tambahkan corn syrup
5. Masukin semua isian sayur (kol dan wontel yang tadi)
6. Tungggu sampai kuahnya menyerap dan kental
7. Potong fish cake memanjang, masukan
8. Setelah dihidangkan, tambahin biji wijen
9. Tteobokki Anda siap disajikan.
Graphic novel ya?
BalasHapusIya
BalasHapus