Penulis: Jonathan Stroue
Alih Bahasa: Poppy D. Chusfani
Editor: Primadona Angela
Desain Sampul: @ibgwiraga
ISBN: 978-602-03-1012-1
Halaman: 488
Terbit: 1-Januari 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Utama
Harga: Rp 86.000
Master!
Ini aku!
Selamat datang kembali!
Selamat bertemu kembali dengan
tiga jagoan kita dari Lockwood & Co. Sudah banyak perkembangan yang
terjadi setelah peristiwa yang menggemparkan lalu. Minimal mereka sudah mulai
kebanjiran klien.
Kisah kali ini dimulai dengan
upaya mereka memburu wraith di Wimbledon. Ketiganya bekerja sama dengan baik.
Lucy menggunakan bakatnya untuk menditeksi keberadaan hantu, George dengan
keahliannya dalam riset berhasil menemukan catatan bahwa Jhon Mallory digantung
di pasar Angsa Wimbledon tahun 1744. Sementara penglihatan Lockwood yang paling
bagus diantara ketiganya beberapa kali melihat kelebatan siluet seseorang eh
atau sesuatu. Apa itu wraith bisa dilihat pada glosarium di halaman
483.
Keahlian Lucy makin berkembang. Ia bisa mendengar bisikan-bisikan Tipe Satu, potongan percakapan yang dikeluarkan Tipe Dua, sentuhan psikis yang juga meningkat. memegang objek tertentu memberinya gaung kuat dari masa lalu. Namun ternyata semuanya tidak cukup untuk mengatasi kekacauan yang ada saat berburu wraith.
Semua kekacauan tidak seberapa dibandingkan dengan bertemu musuh lama, Agen-agen Fittes, saat sedang bekerja. Apa lagi jika mereka bisa dikatakan selamat berkat campur tangan agen-agen Fittes. Debat mulut secara halus, ucapan sarkasme hingga mempersiapkan senjata menjadi hal yang dilakukan kedua belah pihak. Kedua pihak begitu bersemangat saling mengalahkan pihak yang lain.
Dalam suasana saling
menjatuhkan, George mengajukan ide untuk bertanding secara seimbang. Kedua tim
akan memecahkan masalah yang sama. Yang kalah akan membuat iklan di The Times
mengakui secara terbuka tim yang menang adalah tim yang lebih baik.
Dan kesempatan itu tiba dalam
waktu singkat. DEPRAC menugaskan kedua tim untuk menyelesaikan sebuah kasus.
Bukan hal mudah mengingat mereka selalu berada dalam persaingan. Kesempatan itu terkait dengan klien baru Lockwood &
Co, Mr. Saunders, menyewa Lockwood & Co untuk hadir pada penggalian peti
Edmund Bickerstaff seorang dokter yang eksentrik. Urusannya ternyata tidak
hanya mengawasi penggalian dan pemindahan peti Edmund Bickerstaff saja. Tapi
juga terkait dengan benda yang dianggap memiliki kekuatan serta peran setiap
anggota dalam operasi itu.
Mengingat
bahaya yang mungkin ditimbulkan benda itu serta kurangnya sumber daya DEPRAC
karena ada suatu daerah yang terkena wabah, maka kedua agen ditugaskan bekerja
sama untuk menuntaskan masalah. Kesempatan ini dipergunakan kedua pihak agen
untuk melakukan pertandingan yang mereka sepakati bersama.
Selain urusan pekerjaan yang
belum tuntas, persaingan dengan pihak Fittes, ketiganya masih harus berurusan
dengan salah satu benda berbahaya, sebuah tengkorak. Tengkorak ukuran dewasa
berwarna coklat kekuningan dan usang yang disekrup ke dasar wadah kaca
berbentuk slinder dengan ukuran lebih besar dari pada keranjang sampah biasa.
Selain Lucy tidak ada yang bisa
berkomunikasi dengan tengkorak itu meski berbagai cara sudah ditempuh oleh
George. Hanya Lucy yang mampu. Lucy menyampaikan apa yang dikatakan oleh
tengkorak itu pada Lockwood dan George. Kadang, apa yang diucapkannya membuat
ketegangan diantara ketiganya. Tengkorak itu pandai sekali membuat tidak nyaman
suasana.
Belakangan tengkorak itu
ternyata mengambil bagian yang cukup penting guna menuntaskan sebuah kasus yang
dihadapi oleh Lockwood & Co. Kasus yang terkait dengan pencurian sebuah
benda, ilmuwan gila, berada di bawah jembatan, rumah menyeramkan, tikus yang
menyerbu, serta tak ketinggalan pesta di sarang musuh!
Pada kisah ini kita dikenalkan
dengan salah satu teman Lockwood, Flo Barnes. Sosok uniknya membawa
Lockwood dan Lucy berada di bawah sebuah jembatan di kota London berburu sumber
Perempuan Halimun-hantu perempuan yang gentayangan akibat pedihnya kehilangan.
Sebagian besar Perempuan Halimun adalah sosok melankolis dan pasif yang tidak
banyak melawan jika seseorang mencari sumbernya. Sayangnya yang diburu
Flo bukan termasuk yang pasif.
Secara pribadi, saya berharap
sosok Flo akan ada dalam kisah selanjutnya. Ia mampu membawa angin segar bagi
kisah ini. Profesi serta temperamennya mampu membuat nuansa yang berbeda.
Terutama sekali sebagai selingan dari kisah tentang agen-agen Fittes, aneka
hantu tipe satu dan dua.
Keseluruhan kisahnya memang
masih menarik. Ada bagian dimana kita diajak tertawa, ketakutan juga sedih.
Semuanya bercampur menjadi satu. Tapi dibandingkan dengan buku pertama, kisah
ini tidak terlalu menyeramkan. Bagi saya suasana mencekan justru mulai terasa
ketika membaca kisah mulai dari halaman 414. Kisah dimana Lucy berusaha
menyelamatkan George
Kenapa Lucy sampai harus menuju ke kolong gereja dan berusaha menyelamatkan George dari hantu dengan pola sikap terulang, hanya memiliki obsesi untuk mengulang-ulang apa yang pernah dilakukannya dulu? Lalu kemana Lockwood saat situasi membahayakan menimpa salah satu timnya? Baca saja bukunya ya ^_^
Selain urusan kesan seram yang
berkurang, buku ini banyak memberikan typo. Lumayan banyak hingga saya
yang selama ini sering membuat typo saat mereview bisa menemukannya.
Agak aneh juga mengingat saya bukan jenis pembaca yang meributkan typo.
Misalnya, pada halaman 40 baris pertama, "matahari, berada dalam
keadaan reyot seperti biasa. Se-lalu...." Pada halaman 134 baris
19," Atau seseoran yang baru meninggalkan lokasi..." Halaman 176
baris 16, "serta kerikil degan pisau panjang bengkoknya." Atau
bisa dilihat pada halaman 212 baris ke 4 dari bawah,
"menyebabkan kektakutan."
Jika melihat nama yang harus bertanggung jawab akan typo, harusnya tidak ada kesalahan. Meskin kesalahan adalah hal yang manusiawi. Tapi namanya sebagai pekerja dalam dunia buku harusnya sudah menjamin tidak ada kesalahan. Jika ada pun tidak sebegini banyaknya.
Jika melihat nama yang harus bertanggung jawab akan typo, harusnya tidak ada kesalahan. Meskin kesalahan adalah hal yang manusiawi. Tapi namanya sebagai pekerja dalam dunia buku harusnya sudah menjamin tidak ada kesalahan. Jika ada pun tidak sebegini banyaknya.
Ada sebuah adegan yang
menyebutkan bahwa Lockwood meminta agar George dan Lucy menggambar senjata yang
dipergunakan dalam sebuah peristiwa. Aneh saja mereka tidak memotretnya.
Padahal situasi kondisi keuangan mereka mulai membaik. Kenapa tidak membeli
kamera? Sebuah benda yang akan berguna dalam operasional di lapangan.
Sesuai dengan judulnya, Tengkorak Berbisik, kover dibuat dengan mengusung tengkorak sebagai model. Warna hijau terlihat kontras dengan latar hitam. Saat membuka kover, halaman pertama menawarkan gambar yang lebih menakutkan dari pada jika kita melihat buku dari kover luar. Tengkorak yang seakan mengintip ternyata berada dalam semacam toples. Warna hijau kembali mendominasi, menimbulkan aura kengerian.
Sesuai dengan judulnya, Tengkorak Berbisik, kover dibuat dengan mengusung tengkorak sebagai model. Warna hijau terlihat kontras dengan latar hitam. Saat membuka kover, halaman pertama menawarkan gambar yang lebih menakutkan dari pada jika kita melihat buku dari kover luar. Tengkorak yang seakan mengintip ternyata berada dalam semacam toples. Warna hijau kembali mendominasi, menimbulkan aura kengerian.
Kata Tengkorak Berbisik, mengingatkan saya pada salah satu kisah Trio Detektif, Tengkorak Bersuara. Kisah tentang tiga orang remaja dari Rock yang menyelidiki sebuah tengkorak yang mampu berbicara milik seorang pesulap, dimana sang pesulapnya sendiri berada di ruang yang lain. Sementara sosok tengkorak dalam toples membuat saya teringat salah satu bagian dari film Zorro. Dimana seorang kapten menaruh kepala dari kakak Zorro dalam sebuah wadah minum besar. Lalu dengan santainya mengambil air yang ada dalam wadah itu dan meminumnya, Yeeek.
Oh ya seperti buku yang lalu,
kisah ini ditutup dengan sebuah adegan yang membuat pembaca penasaran. Terutama
sekali yang ingin tahu tentang kehidupan Lockwood.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar