Sudut Kamar 20CD
Cintaku
Belahan jiwaku
Percayakah engkau dengan kebetulan?
Apakah sebuah kebetulan jika minggu lalu engkau menerima aneka kiriman? Mungkin. Apakah kebetulan beberapa waktu lalu aku baru merapikan seri dengan judul "The Girl with ..." karangan Stieg Larsson ketika sebuah buku dengan unsur kata "A Girl Who" mendarat. Apakah kebetulan juga jika dalam minggu ini aku membaca dua buku berturut-turut dimana salah satu tokohnya adalah calon penghuni dunia lain alias arwah yang belum menyeberang? Aku lebih suka menyebutnya sebagai trend atau beberapa sahabat sering menyebut musimnya.
Kepenatan dan tekanan kerja membuatku mencari hiburan dengan membaca buku. Apa lagi yang bisa kukerjakan jika tidak ada dirimu yang bisa aku reweli. Kebetulan, kali ini layak kebetulan Mas Shalahuddin berbaik hati memberi aku sebuah buku hasil suntingannya. Apapun itu aku yakin kisah dimana terdapat campur tangannya, akan menjadi selingan yang menarik dari bacaan wajib tentang anggaran, SKP, Bazzeting dan sejenisnya.
Sungguh menyebalkan!
Sungguh memalukan!
Buku ini membuat termehek-mehek pada penghujung kisah. Membuatku kian merindukanmu. Aku yang bukan penggemar kisah romantis dibuat terharu-biru saat membaca bagaimana tokoh Aleeta Jones begitu takut kehilangan kekasihnya Nakano Yuto. Aku si Iron Girl menangis gara-gara penggalan bagian sebuah kisah. Entah aku yang sedang sensitif atau penulis yang begitu piawai memainkan perasaan pembacanya.
Sebelum aku melantur terlalu jauh, stop saja urusan mewek. Sebenarnya aku ingin berbagi isi buku yang aku baca. Akan aku uraikan isi buku ini agar engkau bisa ikut menikmati sensasi yang aku rasakan sebelum membacanya.
Seperti yang tertera pada sinopsis di bagian belakang kisahnya tentang percintaan dua anak manusia. Memang bukan istimewa jika dua orang berlainan jenis saling jatuh cinta. Istimewa adalah kisah keduanya mengatasi masalah. Masalahnya dalam kisah ini timbul karena mereka berbedaan keduanya yang sangat signifikan. Aleeta merupakan sosok peranakan yang cantik, anak pengusaha sukses yang tinggal di Jakarta. Yuto berwajah oriental layaknya artis Jepang atau Korea dan merupakan tuan muda sebuah keluarga kaya yang memiliki darah Jepang tinggal di Bandung. Aleeta masih sibuk kuliah, sementara Yuko sibuk mencari siapa dalang yang membuatnya terbunuh! Betul! Perbedaan terbesar Aleeta dan Yuto adalah manusia dan arwah!
Entah apa namanya, namun bagi Aleeta memiliki kemampuan untuk melihat makhluk kasat mata bukanlah hal yang diharapkan. Semuanya bermula dari Aleeta membaca tentang berita anak seorang pengusaha kaya di Bandung terbunuh karena perampokan. Entah bagaimana sejak saat itu ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan Yuto. Kehidupan Aleeta tidaklah sama lagi sejak itu.
Witing tresno jalaran soko kulino
Dikisahkan dalam rentang waktu seminggu, banyak hal yang terjadi antara Aleeta dan Yuto. Hati mereka mulai terpaut. Bicara soal cinta semua diluar nalar. Aneka peristiwa juga Terjadi. Bagian ini memadukan dua hal yang aku sukai. Detektif dan utusan alam lain. Sementara kisah cinta meski diuraikan dengan indah, bagiku hanyalah pelengkap saja. Kisahnya bagiku lebih tentang bagaimana seseorang harus mengambil keputusan dalam hidup ini dan menjalani kehidupan dengan banyak kompromi. Kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita mau. Jikalau bisa tentunya tidaklah semua hal bisa kita peroleh dengan mudah. Ada pengorbanan yang harus dilakukan demi sebuah tujuan dan kebahagiaan. Hidup adalah pilihan.
Pada beberapa bagian memuat sudut pandang Aleeta dan Yuto secara bergantian. Saat membaca kisah dari sudut pandang Yuko aku merasakan betapa merananya ia karena harus meredam rasa kasih dengan Aleeta. Yuko sangat sadar sangat sulit mereka bisa bersama mengingat kondisi keduanya. Penulis mampu membuatku merasakan kegalauan hati Yuko. Membuatku makin teringat akan dirimu.
Aneh karena aku merasakan kegembiraan yang tidak pada tempatnya. Aneh karena aku merasa nyaman berada di dekatnya. Aneh karena tanpa kusadari, aku ternyata menikmatinya. Dan aneh karena aku tak mampu melepaskan mataku darinya.Saat Yuko masih bingung tentang perasaannya dan apa itu cinta, Aleeta justru sudah lebih memahami apakah makna cinta sesungguhnya.
Saat kau mencintai seseorang, kau tidak bisa hanya suka padanya. Kau memerlukan sesuatu yang lebih dalam, kau akan merasa seluruh dunia ini hanyalah milik kalian berdua. Kau tidak akan mencintainya karena kecantikan yang dimilikinya, bukan pula karena matanya yang indah maupun cara jalannya yang unik.Makjleb!!
Mengambil istilah anak-anak alay. Cinta memang unik, bahkan jika yang sedang mengalaminya adalah dua makhluk berbeda alam.
Membaca kalimat "Foto biasanya merupakan peristiwa penting yang diabadikan. Foto merupakan barang berharga. Tidak boleh dibuang atau dimusnahkan begitu saja. Mereka adalah kenangan yang tak tergantikan, yang tak akan kembali" membuatku menganggukkan kepala tanpa sadar. Sering kali dengan alasan kenangan yang menyakitkan seseorang membakar foto. Misalnya membakar foto kekasih saat putus. Padahal jika suatu saat jika sang mantan menjadi pembesar tentunya akan menjadi kebanggaan tersendiri. Ingatkah engkau kisah yang pernah sama-sama kita baca? seorang wanita ternyata mantan seorang pembesar di negara barat sana. Ia menjual surat cintanya dengan sang penguasa berikut foto-foto. Uang yang ia peroleh sungguh luar biasa. Andai kata ia membakar semua surat dan foto saat putus dulu tentunya ia tidak akan mendapat uang.
Kisah tentang bagaimana Yuto melihat makhluk kasat mata lainnya membuatku meringis. Ternyata menjadi arwah juga tidak mudah. Keberanian Aleeta untuk berkomunikasi bahkan membantu Yuto layak aku acungi jempol. Seumur hidup aku selalu berjuang menolak berhubungan dengan segala hal terkait urusan makhluk lain.
Mungkin setelah membaca buku ini aku lebih bisa lagi berkompromi dengan apa yang aku punya. Aku bisa lebih tenang jika mencium bau yang tak biasa, merasakan udara yang berbeda, mendengarkan suara-suara yang tak jelas dari mana sumbernya. Sudah jangan ingatkan aku tentang peristiwa saat kuliah dulu. Andai orang tuaku menerima lamaran yang tak jelas itu mungkin kita tidak akan pernah bertemu. Entah apa yang membuat mereka melirikku.
Tidak seluruh isi buku berisikan hal yang mengharukan serta menegangkan. Aku juga tertawa sampai mengeluarkan air mata saat membaca kisah tentang kencan Aleeta yang gagal total. Aduh sungguh lucu! Aku bisa membayangkan kepanikan yang terjadi diantara keduanya. Menjaga sikap alias jaim saat kencan pertama dianggap menentukan bagaimana kelanjutan hubungan keduanya. Tapi sungguh kocak. Sudah baca saja sendiri kisahnya di halaman 296-298.
Cintaku
Belahan jiwaku.
Sebelum lupa, berikut data buku yang aku baca
Penulis: Alexia Chen
Penyunting Shalahuddin Gh
Penindai Aksara: Muhammad Bagus SM
Penata Letak: Sihar M. Panggabean
Pembuat Sampul: Iksaka banu
ISBN: 978-602-70105-4-3
Halaman: 552
Penerbit: Javanica
Harga Rp 80.000,
Oh ya guna pemesanan tercantum Email: ptkaurama@gmail.com serta HP: 081993817721.
Kau lihat, kemiripan nama penulis dengan nama tokoh dalam kisah ini. Jadi penasaran, jangan-jangan nama tokoh yang lain juga terinspirasi dari nama orang yang dekat dengan sang penulis.
Secara keseluruhan buku ini layak kau baca diantara jam sibuk atau sambil menunggu kereta api untuk kembali ke apartemen. Kover yang didominasi warna biru, warna kesukaanku tentunya membuat buku ini terlihat berbeda jika diletakan diantara buku-buku yang lain. Ilustrasi dua tangan yang bertaut sebenarnya sudah sangat merepresentasikan isi buku ini. Tangan seorang wanita, dilihat dari cat kuku berwarna merah serta tangan pria yang bisa dibedakan karena unsur kekarnya. Tapi wujud tangan pria yang dibuat seolah kasat mata justru menjadikan sebuah pertanyaan dan mengundang unsur penasaran. Apakah ini percintaan terlarang? Atau hanya sosok fiktif hasil rekayasa sang gadis saja? Begitu membaca judul di bawahnya kita bisa langsung menemukan jawabannya. Bahwa ini kisah tentang percintaan antara manusia dan arwah.
Namun begitu ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan pada sang penulis. Mungkinkah buku ini masih ada lanjutannya? Atau memang beberapa bagian hanya dijadikan sebagai bumbu saja. Meski penulis sudah memberikan keterangan mengenai beberapa kata dalam bahasa Jepang, namun unsur budaya Jepang yang menjadi latar belakang kehidupan Yuto kurang diekspos. Pembaca sebaiknya diberikan gambaran mengenai bagaimana kehidupan keluarga Yuto mengingat mereka masih memegang adat kebudayaan dengan kuat, tidak hanya urusan pemakaman yang membutuhkan waktu seminggu. Juga ukuran sukses keluarga tersebut tidak cukup meyakinkan pembaca untuk mengakui ukuran sukses.
Beberapa situs menyebutkan tentang upacara penguburan ala Jepang soushiki, yang berasal dari kata sou [mengubur] dan shiki [upacara]. Soushiki meliputi masa semayam jenazah, kremasi, penguburan, dan layanan memorial secara berkala.Menilik kisah in dimana ada bagian yang menyebutkan Aleeta memandangi wajah Yuto maka sepertinya prosesi sampai pada tahap Upacara Semayam.
Sebenarnya jiwa nasionalismeku agak terganggu juga membaca kisah ini. Kenapa pahlawan dan tokohnya bukan orang lokal, meski Aleeta adalah gadis peranakan. Lalu kenapa yang berperan jadi penjahat justru warga lokal. Jadi agak keberatan juga aku. Bisa menimbulkan kesan betapa menakutkannya bagi WNA atau warga keturunan hidup di tanah air.
Cinta
Belahan jiwaku
Tak terasa sudah penghujung malam. Di sana mungkin malah sudah saatnya makan siang. Selamat makan. Tak sabar segera bertemu dirimu.
Bayanganmu
TR
PS: Kutemukan foto saat kecilmu diantara box yang kau letakan di meja kerja. Hemmm sangat perlu dituker dengan oleh-oleh LW jika tidak ingin disebar luaskan *modus*
-----------
Cintaku
Belahan jiwaku
wajahmu tidaklah tampan, cenderung biasa
Matamu tidaklah berbinar indah
Cara jalanmu sungguh stadar
Lalu apa yang membuatku kedanan dirimu?
*minta dicubit tingkat dewa*
Hemmmmm Ahhh ternyata kesabaranmu menemaniku berburu buku.
Mendengarkanku berceloteh ramai soal buku baru.
Memahami kegilaanku mengoleksi LW.
Tidak pernah mengeluh berapa pun anggaran yang ak keluarkan untuk membeli buku selama aku menjadi happy.
LUV U PULL!
aha, ic, ic :p
BalasHapuscinta sejati adalah cinta, walaupun hanya seperti lilin yang sekejap bisa padam.
walaupun hanya sesaat, dan tahu tak bisa bersatu.
saya jadi sekalian tinjau lagi resensi mbak yang tentang "the ghost bride" itu deh :p