Penulis: Alberthiene Endah
Penggagas: M. Deden Ridwan
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati, A.B Khoir, Lani
Rachma
ISBN: 978602781667
Halaman: 404
Cetakan: I-Desember 2013
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 69.000
Rasa sakit bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat untuk
melakukan hal-hal hebat. Lebih baik
bangkit dan berkompromi dengan rasa sakit yang ada dari pada hanya duduk diam
dalam gelap. Jadikan rasa sakit itu
sumber kekuatan untuk bangkit dan berkarya.
Mudah mengungkapkan dari pada menjalankan, begitulah hidup. Memang butuh waktu untuk
itu. Tapi tidak ada yang tak mungkin dan perlu ditakuti selama kita sabar
menjalani hidup.
Pesan itu yang saya tangkap dari buku Athirah setebal 404
halaman juga penuturan buah hati tokoh dalam buku ini, Jusuf Kalla. Buku ini
mengisahkan tentang sosok Athirah, ibunda JK. Bagaimana sikapnya menjalani
hidup, membesarkan anak-anak, menghadapi poligami hingga menjadi pengusaha
sukses.
Peluncuran buku dilakukan bertepatan pada Hari Ibu, merupakan
saat yang tepat. Selain merupakan wujud kasih sayang seorang JK pada ibundanya
juga mengajak kita untuk meluangkan waktu sesaat guna mengungkapkan rasa hormat
dan terima kasih pada pengorbanan seorang ibu. Pengorbanan yang dilakukan
dengan iklas. Kisah tentang ibu juga diungkapkan oleh Irfan Hakim dan Ustadz
Ahmad Al-Habsy. Kutipan dari buku yang dibacakan oleh JK membuat banyak mata
berkaca-kaca haru.
Seingat saya pernah ada buku yang mengupas tentang sosok
ibunda JK. Bedanya dalam buku ini mengambil sudut pandang JK sebagai anak
laki-laki tertua terhadap ibunya. Bagaimana ia menjalani masa remaja dengan
menemani ibunda sepanjang saat hingga bagaimana seorang JK jatuh cinta. Porsi
kisah terbesar memang diberikan pada sosok ibunda JK.
Banyak sudah yang mengetahui peranan ayah JK dalam hal bisnis.
Tapi tak banyak yang tahu peranan ibu dalam kehidupan JK. Tidak hanya sebagai
sosok yang melahirkan dan membesarkan namun juga sebagai panutan dalam berniaga
serta berumah tangga kelak.
Kisah ini dimulai dengan adegan JK dan istri di Makam
Arab Makasar, berziarah ke makam ibunda
tercinta. Bagi seorang JK sang ibu tidak pernah pergi. Beliau selalu ada,
berjalan bersama. Energinya akan selalu ada menyertai sepanjang hidup. "Ibu adalah sosok yang luar biasa bagi
saya. Pologami tidak membuatnya menjadi lemah, tapi menjadikannya sosok yang
lebih kuat dalam mengarungi hidup."
Athirah, berarti anak yang memuliakan, lahir di
Kampung Bukaka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tahun 1924.
Kecantikan ibunya, Kerra memikat hati Kepala Kampung sekaligus mantan penasehat
Kerajaan Bone, Muhammad. Pernikahan mereka diselenggarakan secara sederhana
mengingat status Kerra sebagai istri keempat. Athirah lahir dari dari rahim
kesabaran. Kelak kesabaran pula yang membuatnya mampu bertahan dari segala
cobaan.
Wajah Athirah yang rupawan dengan kulit putih seperti kapas,
ramputnya hitam pekat dan mengilat
meluluhkan hati Haji Kalla. Mereka menikah saat usia Athirah tiga belas
tahun. Usia muda untuk menikah saat ini, namun dahulu merupakan hal yang wajar
jika seorang anak gadis menikah diusia belia.
Buah cinta mereka lahir beriring waktu. Kehidupan rumah tangga
mereka berjalan dengan indahnya. Hingga tahun 1955, sebuah prahara menerjang
keluarga kecil yang bahagia itu. Berita Bapak jatuh cinta lagi dengan perempuan
lain begitu banyak berhembus di luar sana. Perubahan sikapnya menunjukan hal
tersebut. Kabarnya lagi tambahan hatinya adalah seorang gadis kemungkinan
keturunan Arab, karena memiliki hidung mancung. Usianya sudah bisa dipastikan
lebih muda dari ibunda JK.
Tahun 1956 Bapak menikah dan berbulan madu di Jakarta. Emma,
panggilan JK untuk ibundanya, hanya diam
dan menjalankan seluruh aktivitasnya tanpa ada perubahan yang mendasar.
Matanyalah yang berbicara banyak. Sudah lama ia merasakan ada yang berubah pada
Bapak, tapi semuanya dihadapi dengan sabar.
Kesepakatan, tepatnya keputusan sudah diambil Bapak. Bapak
akan tidur dan lebih banyak berada di rumah istri keduanya. Tapi Bapak
berjanji, pada pagi dimulai dari Sholat Subuh napasnya ada di rumah tempat Emma
dan JK berada. Lalu pada saat Shalat Magrib, diteruskan dengan bersantap malam
sejenak.
Sebuah ritual menyiapkan hidangan terbaik mulai dilakukan di
rumah itu. Tak ada yang boleh menyentuh masakan Emma, hingga Bapak selesai
bersantap. Setelah Bapak selesai baru seluruh anak diperbolehkan menyantap
hidangan yang ada. Semuanya bersemangat menyantap apa yang semula disajikan
untuk Bapak karena biasanya pastilah hidangan yang paling istimewa. Bapak tidak
pernah menginap. Mata Emma akan berbinar bahagia saat menyiapkan hidangan
istimewa dan menata meja. Sinar itu akan redup saat Emma membereskan sisa
makanan dan Bapak meninggalkan rumah menuju "rumah-nya yang lain"
Walau terluka, tak pernah sekalipun Emma memperlihatkan
kesedihannya di depan anak-anak. Untuk mereka Emma selalu ceria. Emma juga
tidak pernah membuat anak-anak mempertanyakan atau membenci sosok Bapak. Apa
yang terjadi adalah urusan Emma dan Bapak. Anak-anak harus tetap menghormati
Bapak sebagai orang tua.
Perempuan yang terluka lebih berbahaya dari pada singa,
beberapa kali saya mendengar ungkapan itu.
Begitu juga dengan Emma. Usia Emma masih tergolong muda saat mengalami
penderitaan dimadu. Guna mengalihkan pikiran dari Bapak, Emma memutuskan untuk
berjualan kain sutra. Bisnis angkutan Cahaya Bone memang cukup maju dan butuh
penanganan serius, tapi tidak cukup
untuk membuat Emma mengisi waktu luangnya dengan hal-hal kreatif. Emma
sudah berkompromi dengan keadaan. Keadaan tidak bisa diubah, Emma harus
menerima dan bangkit mengisi hidupnya atau terpuruk dan kalah. Emma mengalihkan
energi dari luka hatinya menjadi sesuatu yang berguna, membangun usahanya
sendiri.
Usaha Emma maju dengan pesat. Sungguh luar biasa! Walau hanya bersekolah hingga sekolah dasar
tapi cara Emma menjalankan usahanya sungguh luar biasa. Dari sisi pembukuan
Emma sudah rapi. Emma melakukan
pembukuan dengan dua tipe, Bahasa Indonesia dengan huruf latin tentunya serta
Lontara Bugis.
Setiap selesai Sholat Subuh Emma melakukan pencatatan, sebelum
tidur Emma akan menghitung penghasilan dan menyimpannya dalam tempat
penyimpanan uang. Emma belajar dari Bapak tentang pengetahuan dasar bagaimana
mengurus usaha, sisanya naluri dan semangatnya yang menempanya menjadi handal.
Setiap pagi kain-kain ditata dengan baik. Ruang tamu ditata
sedemikian rupa seakan ruang pamer. Pembeli dilayani dengan ramah. Kain-kain
disampirkan di bahunya, di kursi atau dimana saja Emma mau sambil bercerita
segala sesuatu yang terkait dengan kain tersebut. Aneka makanan dan minuman
khas disuguhkan.
Tidak ada nada memaksa pembeli, Emma membiarkan setiap pembeli
memilih dan memutuskan mana yang paling cocok bagi dirinya. Emma melayani
pembeli dengan sentuhan layaknya seorang marketing kelas dunia. Pelanggannya
tidak hanya dari Makassar, sampai artis
terkenal dari Jakarta juga membeli kain dari Emma.
Emma melebarkan
usahanya, belakangan berlian juga menjadi sasaran usaha Emma. Aneka berlian
cantik menjadi dagangannya. Matanya jeli melihat mana produk yang berkelas
tinggi. Emas batangan juga bertambah dalam tempat penyimpanan Emma seiring
dengan kemajuan pesatnya dalam menjalankan usaha. Emas-emas itu kelak yang
tidak hanya berguna membantu suaminya
namun juga membantu JK membangun usahanya.
Emma tetaplah seorang ibu dengan kasih sayang tak terhingga
yang dilimpahkan pada anak-anaknya, meskipun usahanya sukses. Tidak ada yang
berubah dari kepribadian Emma. Waktu membuat Emma lebih bisa menyikapi
keputusan Bapak untuk berpoligami. Dengan bersabar dan iklas segala hal menjad
lebih mudah. Sesuatu yang tak perlu ditakutkan jika memahami makna kesabaran.
Ternyata, kisah perkawinan kedua orang tua JK berdampak pada
bagaimana ia memandang seorang perempuan sebagai teman hidupnya. Pengalaman
pahit sang nenek lalu ibunya membuatnya berhati-hati. Pembaca juga akan
diisuguhi kisah menawan tentang bagaimana seorang JK memperjuangkan kisah
cintanya. Ternyata sejak dulu JK sudah banyak akal.
Buku ini menunjukan
sekali bagaimana besarnya pengaruh seorang ibu terhadap diri JK. Aneka nasehat
kehidupan juga banyak disajikan dalam buku ini. Kisah yang diutarakan dengan
halus menjadi kontras saat adegan JK bercanda dengan sahabat menggunakan kata
Setan.
Memang hanya makian bercanda tapi mengikis sedikit kesan kaku yang ada.
Sementara itu uraian mengenai sosok JK sendiri memang mengambil porsi yang
tidak besar. Nyaris keseluruhan isi buku ini memang berpusat pada Emma dan
bagaimana pengaruhnya pada sosok JK, bukan sosok JK secara individu.
Pembaca juga akan dimanjakan dengan kisah mengenai alam
Makasar yang menawan. Pantainya yang indah serta beberapa tempat lainnya.
Bagaimana adat istiadat disana juga diuraikan walau hanya sekilas. Pembaca
tentunya akan lebih memahami sosok Emma jika diberikan gambaran mengenai
bagaimana adat terhadap urusan poligami. Juga memahami betapa berat perjuangan
JK menghapus anggapan buruk ayah kekasihnya terhadap kaumnya yang sering
dituduh tukang kawin.
Beberapa adegan yang menunjukkan kondisi terpuruk Emma. Hal
menunjukkan walau bagaimana Emma adalah seorang manusia dengan segala kelebihan
dan kekurangannya. Kekurangan yang dikisahkan dalam buku ini justru memberi nilai lebih pada sosok Emma.
Sebagai seorang wanita Emma berusaha mempertahankan rumah tangganya dan mencari
tahu apa yang menyebabkan suaminya menikah lagi walau mengaku mencintainya
dengan sepenuh hati. Kadang caranya yang dilakukan tidak pada tempatnya. Tapi
itulah wanita yang terluka.
Aneka panganan khas juga disebutkan dalam kisah ini. Banyak
sekali bagian dari kisah ini yang menyinggung soal makan. Dari mulai
ritual sarapan dan makan malam Bapak, pembeli kain yang dijamu aneka panganan, adegan JK sedang menikmati
masakan khan hingga saat kencannya diiringi makan. Seakan ada
pesan tersembunyi, walau bagaimana hebatnya Emma, ia tetaplah seorang
perempuan yang harus mengikuti kodratnya, memasak makanan lezat bagi keluarga.
Secara garis besar, buku ini cukup menarik dan memberikan wawasan
tambahan mengenai perjuangan seorang ibu dan sosok di balik kesuksesan seorang
JK. Layak dibaca oleh para generasi muda
serta dipetik manfaatnya. Diharapkan kaum muda lebih menghormati ibu dan
mengambil tauladan.
JK sempat mengungkapkan ucapan terima kasih kepada istrinya
karena telah menjadi sahabat berbagi bagi sang ibu. Sering mereka berdua
bercakap-cakap sambil berbaring dengan santai. Sayangnya proses kedekatan
tersebut kurang diuraikan sehingga gambaran seberapa dekat keduanya kurang terlihat
selain ungkapan sosok Emma sangat menyayangi. Sikap Emma terhadap para menantu
juga tidak terlihat. Padahal sosok Emma yang begitu penyayang pasti akan
membuat para menantu memiliki "Ibu" bukannya mertua.
Banyak sekali hal tentang poligami yang disinggung dalam buku
ini. Dalam
http://apple-mujahidahislam.blogspot.com/ Poligami dari sudut bahasa
adalah menghimpunkan berbilang isteri dalam satu masa. Mengikut Kamus Dewan,
poligami bererti amalan beristeri lebih daripada seorang pada masa yang sama.
Dalam bahsa arab, poligami disebut Ta’addad al-Zawjatتعدد الزوجات . Asal
perkataan Ta’addad (تعدد) bererti bilangan, manakala
perkataan al zawjat (الزوجات) diambil dari perkataan
al-zawjat (الزوجة) yang bererti isteri. Dua perkataan tersebut
apabila digabungkan membawa arti isteri yang banyak atau berbilang-bilang. Maka
poligani bolehlah dimaksudkan sebagai berkahwin lebih daripada seorang yaitu
lawan kepada perkataan monogamy yang membawa erti berkahwin dengan seorang
wanita sahaja. Ia juga berlawanan dengan perkataan poliandri iaitu amalan
bersuami lebih daripada seorang dalam satu-satu masa
Sementara http://islamquest.net Islam membolehkan pria
memiliki empat istri (poligami) secara permanen (daim) pada waktu yang
bersamaan. Poligami, pada selain kemenakan dari saudara dan saudari istri,
tidak memerlukan izin istri pertama. Namun apabila wanita dalam proses akad
nikah mensyaratkan bahwa suaminya tidak boleh menikah dengan wanita lain,
menurut sebagian juris (fakih), maka syarat ini sah dan suami tidak boleh melanggar
syarat ini. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan terhadap Keluarga (dalam
Republik Islam Iran), pria tidak boleh memiliki wanita lain, ketika ia telah
beristri secara permanan, kecuali dengan syarat-syarat khusus.
Kisah mengenai Emma dalam buku ini berakhir dengan janji JK
untuk tidak akan pernah melukai hati
belahan jiwanya. Cukup sudah pengalaman yang dialaminya. "Aku
memang bukan suami yang sempurna. Tapi satu hal yang bisa kujamin, aku tak akan
pernah melukai hatimu. Sampai kapan pun...."
Kesetiaan.....,
Sesuatu yang tidak hanya ada saat kau dihadapkan pada sesuatu
yang membuatmu bahagia. Tapi, juga saat
kau berhadapan dengan sesuatu yang membuatmu berat....
makasih mba atas reviewnya.
BalasHapusbaguuuuusss banget cara ngereviewnya.
baru baca reviewnya saja saya sudah terharu. :-)
thxxx
BalasHapushayuh dibaca bukunya
www.duniasichelsea.blogspot.com
BalasHapusQQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda!!
Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!?