Penulis: Agatha Cristie
Penyunting: Muthia Esfand
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Pendesain Sampul & Penata Letak: Nuruli Khotimah
ISBN: 979-065-189-9
Halaman: 276
Penerbit: VisiMedia Pustaka
Harga: Rp 49.000.00
Berhati-hatilah!
Kadang kita berada di waktu dan tempat yang salah tanpa kita sadari.
Kapten Arthur Hastings salah satu contoh. Semula ia hanya ingin berkunjung ke rumah kerabatnya di Styles, sebuah desa nyaman di Inggris. Dengan kereta api ia tiba tepat pada tanggal 5 Juli. Alih-alih berlibur, ia malah menempatkan dirinya berada dalam sebuah misteri pembunuhan. Sang nyonya rumah ditemukan meninggal. Dokter keluarga menduga ada campur tangan racun dalam kematian itu.
Seperti biasa, sang suami, Alfred Inglethorp , yang baru menikahinya menjadi tersangka utama. Apa lagi jika sang istri meninggal ia akan mendapat warisan yang lumayan. Beberapa orang merasa sang suami tidak mungkin melakukan pembunuhan terencana jika menilik bagaimana ia memperlakukan sang istri dengan penuh kelembutan dan kemesraan.
Jhon Cavendish sahabat Hastings menjadi tersangka. Urusannya memang cukup rumit karena ternyata nyonya rumah adalah ibu tiri Jhon dan Lawrence adiknya. Sang ayah menikahi perempuan itu saat keduanya masih kecil dan meninggalkan sebagian besar warisan dan rumah bagibnya. Tidak adil memang bagi Jhon bersaudara. Namun karena mereka masih kecil saat itu dan ibu tiri mereka sangat murah hati, sepertinya tak ada masalah dengan pembagian warisan tersebut. Baru ketika ibu tiri mereka menikah lagi dan meninggal, timbul berbagai macam spekulasi di kalangan masayrakat.
Tanpa sengaja, Hastings bertemu dengan sahabat lamanya di sana, Hercule Poirot. Seorang pensiunan polisi Belgia dengan tinggi tak lebih dari 160 sentimeter, kepala lonjong telur, dan selalu sedikit miring ke arah satu sisi. kumis kaku. Kondisi kakinya yang pincang tak menghalanginya untuk selalu berpakaian necis disetiap kesempatan. Kesan rendah diri sangat jauh darinya. Ia cenderung dramatis dalam bertindak. Kelakuannya ini justru membuat kisah semakin seru dibaca.
Ketika nyonya Inglethorp ditemukan tewas, atas ijin keluarga maka Hestings meminta bantuan Poirot untuk memecahkan misteri pembunuhan tersebut. Kebetulan atas kemurahan hati keluarga itu, Poirot dan beberapa sahabatnya bisa tinggal di dekat sana. Bisa ditebak, Poirot sangat bersemangat menerima permohonan bantuan tersebut. Ini merupakan kali pertama mereka bekerja sama.
Selanjutnya kita akan diajak untuk menemukan siapakah pelaku pembunuhan Nyonya Inglethorp, apakah benar ia dibunuh? Dengan apa ia dibunuh? Apakah ada keterlibatan orang-orang dekatnya seperti suami dan anak trinya? Apa hubungannya antara surat wasiat yang lama dengan yang baru. Lalu bagaimana kasus ini justru mempererat cinta kasih beberapa orang.
Sebenarnya jika kita mau mempergunakan "Sel-sel kelabu" yang ada di otak kita, maka kita bisa menebak siapa pelakunya. Perhatikan secara seksama setiap tindakan, dan perkatan Poirot maka petunjuk guna memecahkan misteri ini sudah pernah disampaikan olehnya secara gamblang.
Agar bisa menikmati kisah ini secara maksimal, ingat sebuah kalimat Poirot,
Semua detektif yang bagus mengandalkan metode."Duo detektif ini akan membuat kita terpesona. Sosok Poirot yang cenderung sabar, pengamat sejati dan santun sangat bertolak belakang dengan sosok Hastings yang bersemangat, selalu mempercayai apa yang ia lihat tanpa melakukan penelaahan terlebuh dahulu. Tapi perbedaan tersebut yang membuat mereka menjadi sosok yang kompak, saling melengkapi. Kadang sebuah celetukan iseng Hastings justru merupakan petunjuk penting bagi Poirot. Selanjutnya Poirot adalah pemikir dan Hastings adalah naratornya.
Kisah ini pertama kali terbit pada oktober 1920. Awalnya buku ini ditulis guna menenuhi tantangan sang kakak untuk menulis novel detekti pada tahun 1916. Kesukaannya membaca kisah detektif tidak langsung membuat karyanya diterbitkan. Berbagai kendala seperti penolakan juga dihadapi Agatha Christie. Ia harus menunggu selama dua tahun sebelum akhir mendapat khabar kisah ini bisa diterbitkan dengan berbagai penyesuaian.
Kisah Agatha Chirstie yang mengetengahkan sosok Poirot beberapa sudah diangkat ke layar lebar. Dari beberapa aktor yang membawakan peran sebagai Poirot, aktor David Suchet salah satunya. Kumis kaku yang menempel benar-benar cocok dengan uraian kumis kebanggan Poirot
Sumber:
http://www.stabroeknews.com/2010/archives/12/31/poirot-star-golfer-mcdowell-awarded-uk-honours/
Penyunting: Muthia Esfand
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Pendesain Sampul & Penata Letak: Nuruli Khotimah
ISBN: 979-065-189-9
Halaman: 276
Penerbit: VisiMedia Pustaka
Harga: Rp 49.000.00
Berhati-hatilah!
Kadang kita berada di waktu dan tempat yang salah tanpa kita sadari.
Kapten Arthur Hastings salah satu contoh. Semula ia hanya ingin berkunjung ke rumah kerabatnya di Styles, sebuah desa nyaman di Inggris. Dengan kereta api ia tiba tepat pada tanggal 5 Juli. Alih-alih berlibur, ia malah menempatkan dirinya berada dalam sebuah misteri pembunuhan. Sang nyonya rumah ditemukan meninggal. Dokter keluarga menduga ada campur tangan racun dalam kematian itu.
Seperti biasa, sang suami, Alfred Inglethorp , yang baru menikahinya menjadi tersangka utama. Apa lagi jika sang istri meninggal ia akan mendapat warisan yang lumayan. Beberapa orang merasa sang suami tidak mungkin melakukan pembunuhan terencana jika menilik bagaimana ia memperlakukan sang istri dengan penuh kelembutan dan kemesraan.
Jhon Cavendish sahabat Hastings menjadi tersangka. Urusannya memang cukup rumit karena ternyata nyonya rumah adalah ibu tiri Jhon dan Lawrence adiknya. Sang ayah menikahi perempuan itu saat keduanya masih kecil dan meninggalkan sebagian besar warisan dan rumah bagibnya. Tidak adil memang bagi Jhon bersaudara. Namun karena mereka masih kecil saat itu dan ibu tiri mereka sangat murah hati, sepertinya tak ada masalah dengan pembagian warisan tersebut. Baru ketika ibu tiri mereka menikah lagi dan meninggal, timbul berbagai macam spekulasi di kalangan masayrakat.
Tanpa sengaja, Hastings bertemu dengan sahabat lamanya di sana, Hercule Poirot. Seorang pensiunan polisi Belgia dengan tinggi tak lebih dari 160 sentimeter, kepala lonjong telur, dan selalu sedikit miring ke arah satu sisi. kumis kaku. Kondisi kakinya yang pincang tak menghalanginya untuk selalu berpakaian necis disetiap kesempatan. Kesan rendah diri sangat jauh darinya. Ia cenderung dramatis dalam bertindak. Kelakuannya ini justru membuat kisah semakin seru dibaca.
Ketika nyonya Inglethorp ditemukan tewas, atas ijin keluarga maka Hestings meminta bantuan Poirot untuk memecahkan misteri pembunuhan tersebut. Kebetulan atas kemurahan hati keluarga itu, Poirot dan beberapa sahabatnya bisa tinggal di dekat sana. Bisa ditebak, Poirot sangat bersemangat menerima permohonan bantuan tersebut. Ini merupakan kali pertama mereka bekerja sama.
Selanjutnya kita akan diajak untuk menemukan siapakah pelaku pembunuhan Nyonya Inglethorp, apakah benar ia dibunuh? Dengan apa ia dibunuh? Apakah ada keterlibatan orang-orang dekatnya seperti suami dan anak trinya? Apa hubungannya antara surat wasiat yang lama dengan yang baru. Lalu bagaimana kasus ini justru mempererat cinta kasih beberapa orang.
Sebenarnya jika kita mau mempergunakan "Sel-sel kelabu" yang ada di otak kita, maka kita bisa menebak siapa pelakunya. Perhatikan secara seksama setiap tindakan, dan perkatan Poirot maka petunjuk guna memecahkan misteri ini sudah pernah disampaikan olehnya secara gamblang.
Agar bisa menikmati kisah ini secara maksimal, ingat sebuah kalimat Poirot,
"Semua detektif yang bagus mengandalkan metode."Jangan terlalu percaya diri untuk menentukan siapa pelaku kejahatannya. Kadang yang tampak bukanlah hal yag sebenarnya.
Semua detektif yang bagus mengandalkan metode."Duo detektif ini akan membuat kita terpesona. Sosok Poirot yang cenderung sabar, pengamat sejati dan santun sangat bertolak belakang dengan sosok Hastings yang bersemangat, selalu mempercayai apa yang ia lihat tanpa melakukan penelaahan terlebuh dahulu. Tapi perbedaan tersebut yang membuat mereka menjadi sosok yang kompak, saling melengkapi. Kadang sebuah celetukan iseng Hastings justru merupakan petunjuk penting bagi Poirot. Selanjutnya Poirot adalah pemikir dan Hastings adalah naratornya.
Kisah ini pertama kali terbit pada oktober 1920. Awalnya buku ini ditulis guna menenuhi tantangan sang kakak untuk menulis novel detekti pada tahun 1916. Kesukaannya membaca kisah detektif tidak langsung membuat karyanya diterbitkan. Berbagai kendala seperti penolakan juga dihadapi Agatha Christie. Ia harus menunggu selama dua tahun sebelum akhir mendapat khabar kisah ini bisa diterbitkan dengan berbagai penyesuaian.
Kisah Agatha Chirstie yang mengetengahkan sosok Poirot beberapa sudah diangkat ke layar lebar. Dari beberapa aktor yang membawakan peran sebagai Poirot, aktor David Suchet salah satunya. Kumis kaku yang menempel benar-benar cocok dengan uraian kumis kebanggan Poirot
Dame Agatha Mary Clarissa Christie lahir 15 September 1890-12 januari 1976. Selain menulis kisah detektif, ia juga menulis kisah roman dengan mempergunakan nama Mary Westmacott. Untuk mengenal Agatha Christie lebih jauh silahkan simak http://www.agathachristie.com, lalu http://www.goodreads.com/series/51138-hercule-poirot
Sumber:
http://www.stabroeknews.com/2010/archives/12/31/poirot-star-golfer-mcdowell-awarded-uk-honours/
Ini ceritanya sama dengan yang diterbitkan Gramedia bukan Mbak?
BalasHapusSama sis, beda penerjemah saja
BalasHapus