Penulis: Miyuki Miyabe
Penerjemah: Nadya Andwiani
Penyunting: Adi Toha
ISBN: 978-979-024-376-7
Halaman: 413
Penerbit: Serambi
Harga: Rp 49.000,-
Ada
dua tipe manusia. Pertama adalah mereka yang tidak melakukan apa yang
tidak ingin mereka lakukan bahkan jika mereka dapat melakukannya. Tipe
kedua adalah mereka yang tidak menyerah sampai meraih apa yang mereka
inginkan. Aku tak dapat memberitahu tipe mana yang lebih baik. Yang
buruk adalah kau mencari-cari alasan untuk menjelaskan apa yang telah
atau tidak kau lakukan
Mamoru kecil mungkin belum
memahami apa arti kehidupan ini . Yang ia tahu tak ada teman yang mau
bermain dengannya setelah mengetahui ayahnya Toshio Kusaka dituduh
mencuri dari pembayar pajak. Sang ibu tentunya selalu membela sang ayah
dengan segala macam dalih yang tak ia mengerti.
Suatu hari
di bulan Agustus tanpa sengaja Mamoru bertemu dengan seorang kakek,
Goichi Takahashio. Dari sang kakek ia belajar banyak hal seputar kunci.
Aneh memang mengingat usianya yang masih sangat belia.Namun jika kau
tidak memiliki sahabat untuk berbagi dalam waktu lama, saat seseorang
menawarkan persahabatan, segala hal yang melekat dirinya akan diterima
dengan suka cita tanpa banyak pertimbangan. Keahlian itu ternyata kelak
banyak memberikan manfaat bagi Mamoru. Salah satunya saat ia melakukan
penyelidikan.
Sejak ibunya meninggal, Mamoru tinggal
bersama keluarga pamannya. Sang paman adalah seorang supir taxi yang
selama ini memiliki catatan bersih selama bertugas. Suatu hari ia
ditangkap dengan tuduhan menabrak orang hingga meninggal.
Tertangkapnya
sang paman tidak saja membuat keluarganya merasa resah tapi juga
membuka luka lama Mamoru. Ia yang sudah biasa dituduh memiliki kelakukan
buruk mengingat kondisi ayahnya, terpaksa sekali lagi harus menerima
cemooh dari teman-teman di sekolah. Hanya rekan kerja dimana ia bekerja
paruh waktu yang menghargai dirinya tanpa memandang latar belakang
keluarganya.
Rasa penasaran membuat Mamoru melakukan
penyelidikan. Apalagi penelpon gelap yang mengucapkan kalimat, "
Terima kasih karena sudah menangani Yoko Sugano" makin membulatkan
tekatnya untuk melakukan penyelidikan. Berbekal keahlian yang diwarisi
dari kakek diam-diam Mamoru pergi ke apartemen Yoko Sugano, seorang
gadis yang menyebabkan pamannya tertangkap. Ia berharap bisa menemukan
petunjuk guna membebaskan sang paman di sana.
Semula saya
mengira kisah selanjutnya adalah mengenai Mamoru yang melakukan
penyelidikan seputar peristiwa yang menyebabkan pamannya ditangkap
serta kasus bunuh diri dua gadis lain. Walau bagaimana sepertinya
kematian mereka berhubungan, apa lagi disinopsis sudah disebutkan
mengenai kematian tiga orang gadis. Pembaca justru diarahkan untuk
penasaran mengetahui bagaimanakah hubungan yang terjadi diantara
ketiganya serta apa yang menyebabkan mereka bunuh diri.
Ternyata
kisahnya lebih dari pada urusan aksi ala detektif belaka. Mamoru harus
berurusan dengan pembunuh berdarah dingin yang menggunakan trik khusus,
serta seseorang dari masa lalunya.Ia tidak saja harus berpacu dengan
waktu tapi juga harus sangat berhati-hati dalam bertindak jika tidak
ingin jatuh korban lagi.
Buku ini memberikan gambaran
kehidupan nyata dimana masih banyak masyarakat yang memegang pepatah
"Buah Tak Jauh dari Pohonnya" Padahal dalam kenyataan tidak selalu anak
mewarisi sifat serta kelakuan orang tuanya. Belum tentu jika sang ayah
penjahat maka anaknya juga penjahat. Memang ada beberapa yang begitu
tapi masih banyak yang beda. Mamoru contohnya, ia sangat berbeda dengan
ayahnya.
Bayangkan betapa tersiksanya sosok Mamoru akibat
anggapan negatif masyarakat terhadap dirinya. Untung jiwanya tidak
tertekan sehingga membentuk dirinya menjadi sosok dengan pribadi
menyimpang. Suka tidak suka, masyarakat memiliki peran terhadap
pembentukan watak kepribadian seseorang
Secara
keseluruhan kisah dalam buku ini cukup menegangkan sekaligus menawan.
Tambahan pengetahuan seputar dunia bisnis yang sering dikatakan kejam
sungguh sangat membuka wawasan. Juga perihal alam bawah sadar yang
sering disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Pembaca
dibuat untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. Bagi para
penyuka kisah detektif, buku ini layak dibaca dan dikoleksi
Beberapa
kalimat dicetak dengan miring dimaksudkan guna penekanan atau sebagai
tanda bergolakan bathin tokoh kita, Mamoru. Dengan mencetak berbeda kita
akan lebih mudah mengikuti arus kisah dalam buku ini.Namun ada juga
beberapa kalimat yang sedikit aneh bagi saya. Misalnya di halaman 207,
"Anak itu berakhir bekerja lembur selama satu jam sebelum akhirnya dia
pulang, dengan kelelahan." Maknanya rancu bagi saya.
Ketidakbiasaan
saya dengan nama Jepang juga sedikit menghambat saya menikmati kisah
ini. Kadang saya sering tertukar nama tokoh. Belum lagi sempat kaget
saat membaca nama penulis, ada hubungannya dengan artis film itu tidak
yah, namanya mirip. Tapi bagi mereka yang terbiasa dengan nama Jepang,
kisah ini terasa gregetnya.
Hubungan antara para tokoh
pada awalnya cukup menengangkan, namun sebuah "kebetulan kecil" yang
dibuat penulis terkait dengan dua tokoh utama yang jadi berhubungan
malah mengurangi greget kisah ini bagi saya. Seandainya setiap tokoh
dibiarkan sendiri-sendiri tentu lebih membuat penasaran. Efek beruntun
dari sebuah peristiwa atau hubungan antara tokoh dalam beberapa hal
seakan dipaksakan jika kebetulan semata maka menjadi kebetulan yang
mencurigakan.
Bagian yang paling saya suka adalah saat
pihak penjahat melakukan kontak dengan Mamoru. Ia begitu percaya
dirinya hingga yakin Mamoru mau diajak bertemu tanpa melawan. Walau
jahat namun ia juga melakukan sebuah kebaikan bagi Mamoru. Walau
bagaimana ia dan Mamoru tidaklah sama, mereka memiliki pandangan yang
berbeda mengenai kehidupan ini
Judul yang dipilih juga
mengandung rasa ingin tahu. Jika membaca buku ini secara tuntas, kita
baru bisa memahami makna yang tersirat dalam pemilihan judul ini.
Akhir
kisahnya ditutup dengan dramatis. Mengharukan sekali. Walau bagaimana
baiknya seseorang terhadap kita, namun jika sudah bersinggungan dengan
keluarga tentunya kita harus memilih dimana akan berpihak. Balas dendam
memang kejam tapi sepertinya batasan antara balas dendam dengan
meminta keadilan dalam kisah ini tipis sekali.
review yang bagus. terima kasih. saya jadi yakin untuk membelinya nanti :)
BalasHapuskutipan pembuka yang sangat bagus: "Ada dua tipe manusia. Pertama adalah mereka yang tidak melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan bahkan jika mereka dapat melakukannya. Tipe kedua adalah mereka yang tidak menyerah sampai meraih apa yang mereka inginkan. Aku tak dapat memberitahu tipe mana yang lebih baik. Yang buruk adalah kau mencari-cari alasan untuk menjelaskan apa yang telah atau tidak kau lakukan"
BalasHapus