Penulis: Mary Hoffman
Penerjemah: Rini Nurul Badariah
Editor: Richanadia
Penerbit: Mizan Fantasi
Halaman: 442
ISBN : 978-979-433-659-5
Penerbit : Mizan Fantasy
Kota Air
Kota Topeng
Kota Jembatan
Kota Mengambang
Kota Kanal
Siapa
yang tak terpesona melihat keindahan kota yang dikelilingi air dan
pemandangan menawan? Bahkan Lucien Mulholland, seorang remaja yang
sedang menjalani kemoterapi pun tersedot pesonanya. Tidak hanya
Lucien, Arianna seorang gadis yang bercita-cita menjadi seorang
pendayung mondola. Ia nekat mengikuti seleksi pemilihan mondolier ,
seorang pendayung mondola.
Awalnya Lucien yang sedang
dalam masa penyembuhan beristirahat sambil memegang sebuah buku catatan
hadiah sang ayah sambil membayangkan keindahan sebuah kota yang
mengapung dia air dan penuh dengan kanal serta perahu. Betapa
terkejutnya ia saat sadar ia sudah berada di tempat seperti yang ada
dalam mimpinya. Terpenting, ia sehat!
Di tempat barunya
Lucien berteman dengan Arianna, seorang gadis yang ceria. Ia juga
bertemu dengan banyak pihak yang sepertinya memahami sekali mengenai
peristiwa yang menimpanya. Lucien ternyata seorang Stravagante,
seseorang yang mampu melakukan penjelajahan ruang dan waktu dengan
jimat. Cirinya adalah ia tak memiliki bayangan di dunia tempat ia
berkunjung. Ilmunya disebut Stravagation. Perjalanan antar ruang dan
waktu juga pernah dijadikan cerita dalam Star Trek. Anak laki-laki sang
dokter belakangan diketahui adalah seorang penjelajah. Kisah yang
mengharukan!
Lucien ternyata tidak hanya sekedar numpang lewat saja di
sana. Ia harus berurusan dengan penguasa setempat yang ternyata adalah
seorang wanita, keluarga yang berniat merebut kekuasaan serta sekumpulan
orang yang memiliki kemampuan yang sama dengannya. Lucien juga harus
berhati-hati agar tubuhnya di dunia nyata, dunia tempat ia berada tidak
mengalami gangguan. Salah bersikap bisa-bisa ia meninggal!
Sementara
Arianna dibalik sikap optimis dan cerianya ternyata menyimpan ambisi
dan masa lalu yang misterius. Sebagai anak perempuan yang telah lama
ditunggu kelahirannya di pulau tempat tinggalnya ia sangat disayangi
oleh banyak orang. Tapi itu tidak cukup banginya. Perbuatan nekatnya
semula hanya karena ingin membuat terobosan baru. Siapa yang mengira ia
justru berperan penting dalam sejarah di sana.
Secara
keseluruhan kisah dalam buku ini cukup menantang. Selain ide ceritanya
yang unik, butuh ekstra perhatian saat membacanya. Kita akan berurusan
dengan aneka nama tokoh dan lokasi yang kurang akrab di telinga karena
menggunakan bahasa Italia. Sekali kita lupa, sebaiknya kembali beberapa
halaman guna menyegarkan ingatan. Hal ini perlu dilakukan agar bisa
menikmati kisah secara utuh. Banyak hal baru yang bisa kita peroleh dari
kisah yang ada dalam buku ini,
Penulis juga kadang
menggunakan penyebutan yang berbeda bagi seseorang sehingga kadang
membinggungkan. Misalnya disuatu saat ia menyebut ibu Lucien dengan
sebutan Mum, tapi dibeberapa bagian menyebutnya dengan menggunakan nama
Vicky. Memang penyebutan tersebut terkait dengan kisah tapi sepertinya
bisa disebut Mum saja. Kisah yang paling mengharukan justru ada di
bagian belakang, terkait dengan orang tua Lucien.
Kover
dengan dominasi warna kuning lembut juga menarik perhatian. Gambar
topeng yang ada menimbulkan kesan misterius bagi yang melihat. Gambar
perahu yang melintas langsung membuat kita teringat pada gondola.
Apalagi posisi bangunan yang ada menunjukkan bahwa di sana banyak kanal.
Hanya
saja, saya tidak bisa menebak sosok yang ada di gondola. Jika Lucien,
kenapa sepertinya berbeda dengan persepsi saya. Jika tokoh yang lain
sepertinya terlalu muda. Namun begitu secara keseluruhan cukup mampu
membuat seseorang melirik.
Para tokoh juga memiliki
karakter yang unik. Setiap individu ternyata memiliki peranan walau
hanya sedikit dalam kisah ini. Jangan mengabaikan nama atau lokasi
karena kelak akan menjadi bumbu penyedap bagi cerita ini. Sebuah kisah
singkat mengenai seorang wanita yang merenda membuat saya teringat pada
buku Snow Flower and the Secret Fan.
Venesia atau Venezia
terletak di Italia. Kota ini memiliki luas wilayah sekitar 412 km² .
Ingat Marco Polo? Konon ia berasal sana. Kota ini disebut juga sebagai
Kota Air. dengan sarana transportasi air yang dikenal dengan sebutan
gondola. Dalam kisah ini disebut mondola.
Berdasarkan
hukum Venesia, seorang gondolier harus lahir di Venesia dan gondola
harus dicat hitam.Hingga akhirnya tahun 1094 Gondola hanya untuk
melayani kaum ningrat. Kepemilikannya juga diperoleh secara turun
temurun, warisan tradisional ayah pada anak laki-lakinya. Itu sebabnya,
tak ada Gondolier atau pengemudi Gondola berjenis kelamin perempuan
seperti yang ingin diubah oleh salah satu tokoh kita dalam cerita ini.
Sebuah
Gondola terbuat dari 280 potong kayu yang terdiri atas 8 jenis kayu,
yaitu fir, oak, cherry, walnut, elm, mahogany, larch, dan limedan. Sisi
kiri gondola dibuat lebih panjang dibanding sisi kanan untuk
menyeimbangkan berat gondolier.
Seri ini sudah beredar dalam beberapa judul, yaitu:
1. City of Mask
2. City of Stars
3. City of Flowers
4. City of Secrets
5. City of Ships
6. City of Swords
Hemm.......
Lucien
mengetahui ia bisa penjelajah ruang dan waktu saat tertidur sambil
memeluk buku catatannya yang berfungsi sebagai semacam jimat sambil
membayangkan kota yang mengambang. Untuk itu hati-hatilah yang suka
tertidur, jangan sampai berada di tempat lain tanpa sadar.
Terpenting, jangan sampai mendadak dirimu tak memiliki bayangan saat sedang melakukan "perjalanan" di dunia yang lain.
Waspadalah.....
Waspadalah....!
sepertinya buku ini agak 'berat' utuk dibaca ..
BalasHapus