Penulis : Anton WP
Desain sampul & Layout: Yudhi Herwibowo
ISBN: 978-979-1032-71-1
Halaman : 126
Penerbit: Penerbit KATTA
"Sira
Gajah Nada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah
Mada: Lamun huwas kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring
Grueun, ring Seram Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring
Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa"
Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Gajah Mada berkata bahwa bila telah menguasai Nusantara, baru akan melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun,Seram, Tangjung Pura, haru,
Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya akan
melepaskan puasa.
Siapa
yang tak mengenal Gajah Mada? Minimal mereka yang pernah duduk di
bangku sekolah pasti pernah mendengar namanya disebut dalam pelajaran.
Sepak terjangnya selaku patih di Majapahit, sebuah kerajaan yang namanya tercipta dari buah Maha terkenal hingga ke negeri tetangga.
Sumpah Palapa-nya yang terkenal dibadikan sebagai nama satelit kita.
Diharapkan satelit tersebut bisa menyatukan seluruh nusantara melalui
tayangannya yang bermutu.
Namun sosok Gajah Mada merupakan
sosok yang misterius. Keberadaan makam bahkan asal-usulnya menimbulkan
banyak kisah. Saking penasaran akan tokoh yang satu ini, lima belas
paranormal pada Januari 2008 melakukan semedi di Kolam Segaran yang
berada di Situ Trowulan, yang diyakini merupakan ibukota Majapahit.
Konon mereka berhasil melakukan komunikasi dengan arwah Gajah Mada.
Arwah Gajah Mada konon menolak mengungkap jati dirinya, biarlah semua
menjadi rahasia yang tersimpan rapat. Mereka hanya mendapat informasi
mengenai saat-saat terakhir.
Di luar negeri ada
Nostradamus, di dalam negeri trepatnya di tanah Jawa ada Ronggowarsito.
Raden Ngabehi Ronggowarsito. Kedudukannya sebagai peramal di istana
sangat penting demi kelangsungan kerajaan. Tugas utamanya adalah
meramalkan apa yang akan terjadi serta meramalkan bagaimana masa depan
kekuasaan sang raja agar bisa mengantisipasi gangguan dan
musuh-musuhnya.
Ronggowarsito
juga meramalkan mengenai adanya tujuh satrio piningit. Hal ini yang
sering diperdebatkan oleh banyak kalangan. Terutama saat berlangsungan
pemilihan umum. "Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu" merupakan ramalan
terkahir dan paling ditunggu. Pemimpin yang sangat religius hingga
dilukiskan bagai seorang resi begawan yang akan bertindak atas dasar
hukum dan petunjuk Sang Pencipta. Beberapa karya Ronggowarsito antara
lain; Babad itih, Sejarah Pari Sawuli, Serat Paramasastra, Serat
Kalatida, dan masih banyak lagi.
Selain Gajah Mada dan Ronggowarsito, dalam Buku Manusia Paling Misterius di Indonesia, masih ada delapan orang lagi, yaitu:
1. Hang Tuah, sosok kepahlawannya bisa diperebutkan dengan negara tetangga
2. Syekh Siti Jenar, sering diceeritakan berasal dari cacing yang diubah oleh Sunan Bonang menjadi manusia
3. Si Pitung, namanya tercantum dalam Rumah Kaca, buku terakhir Tentralogi Pulau Buru oleh Pram
4. Tan Malaka, pahlawan yang riwayatnya justru berkahir di tangan bangsanya sendiri
5. Supriyadi, bahkan tidak sedikit yang mengaku dirinya adalah sosok Supriyadi
6. Kahar Muzakkar, pejuang yang berakhir dengan tuduhan sebagai pengkhianat
7. Syam Kamaruzaman, kesaksiannya membuat PKI mengalami nasib tragis
8. Sudjana Kerton, meyakini adanya UFO di tanah air
Sosok
kesepuluh manusia tersebut dianggap merupakan sosok yang paling
misterius di tanah air. Terlepas dari mana yang benar-benar fakta, kisah
bahkan hanya anggapan saja keberadaan mereka cukup dikenal oleh
masyarakat.
Sekedar ajakan, mari merenungi salah satu bagian dari Serat Sabda Jati, "
Para Jalma sajroning jaman pakewuh, sandranira andadi, raburune saya
ndarung, keh tyas mirong murung margi, kasekten uws nora katon"
Terjemahannya kurang lebih sebagai berikut, " Manusia-manusia yang hidup
di zaman kesusahan, cenderung meningkatnya perbuatan-perbuatan
tercela, makin menjadi-jadi, banyak pikiran-pikiran yang tidak berjalan
di atas riil kebenaran, keagungan jiwa sudah tak tampak."
Lalu..... bagaimana dengan anda?
Mana yang anda kagumi?
Sudahkah merenung hari ini?
saya mengagumi sosok dari Maha Patih Gadjah Mada kemudian Si Pitung dan Tan Malaka. Di dalam otaknya hanya ada " dari rakyat untuk rakyat " bukan " dari rakyat untuk penguasa " ( upeti-red ).
BalasHapus