Buku Pertama dari Seri The Earthsea Cycle
Pengarang : Ursula H. Le Guin
Penerejmah : Harisa Permatasari
Penyunting : Poppy D.C. Kartadikaria
Kopi Editing : Amang Suramang
Halaman : 335
Penerbit : Media Klasik Fantasi
(a Division of Mahda Books)
"...aku tidak tahu apa yang diinginkan oleh wanita itu, tapi aku tahu ia tidak berniat baik padaku. Ged, sekarang dengarkan aku. Pernahkan kau berpikir bahwa bahaya pasti berada di sekitar kekuatan, seperti bayangan berada di sekitar cahaya? Ilmu sihir bukanlah sebuah permainan yang bisa kita gunakan untuk kesenangan maupun pujian. Pikirkan ini:bahwa setiap kata atau setiap aksi dari Seni yang kita ucapkan atau lakukan akan mendatangkan kebaikan atau kejahatan. sebelum kau bicara atau bertindak, kau harus tahu berapa harga yang harus dibayar"
Kalimat panjang lebar diucapkan oleh Ogion sang guru kepada Geb. Jiwa mudanya yang belum bisa terkontrol membuat Geb melakukan sebuah tindakan bodoh, memanggil roh. Sebuah ritual yang hanya boleh dilakukan oleh penyihir yang kuat dan sudah berpengalaman.
Peristiwa kecil itu berdampak besar bagi keduanya. Sang guru merasa ia tak mampu memberikan apa yang ingin dipelajari Geb. Geb memutuskan untuk pergi ke Pulau Roke.
Ged ternyata cerdas dalam segala pelajaran. Kemampuannya dalam waktu sebulan meningkat dengan pesat, lebih hebat daripada murid-murid lain yang sudah tiba setahun sebelumnya. Terutama pada trik ilusi.
Ged mempelajari bahwa trik ilusi merupakan hal yang sering membuat orang awam kagum. Namun ilusi sebenarnya membodohi indra orang yang menyaksikannya, ilusi membuat seseorang melihat, mendengar dan merasakan sebuah benda berubah. Padahal tidak ada yang berubah. Sebab untuk merubah sesuatu berarti mengubah nama sejatinya, dan hal itu berarti mengubah seluruh dunia.
Tapi sekali lagi jiwa muda Ged tidak kuat menghadapi tantangan untuk menghidupkan orang mati. Namun kali ini ia benar-benar celaka. Arwah yang dipanggilnya hanya bersinar sesaat, lalu sebuah koyakan di tengah kegelapan tanah dan malam muncul. Sebuah sobekan pada kain dunia. Melalui celah terang tak berbentuk itu ada sesuatu yang menyerupai gumpalan hitam memanjat keluar, bergerak cepat dan buruk rupa. Bayangan itu melompat tepat di hadapan Ged. Geb melepaskan tanpa sengaja makhluk kegelapan yang akan selalu memburunya dan merasuki tubuhnya, ia harus melawan ketakutan yang ada dengan memburu balik!
Sebenarnya sudah lama saya menuntaskan buku ini, namun entah kenapa saat membuat repiu serasa ada yang kurang sreg di hati. Butuh waktu lama buat saya untuk menyadari ada sesuatu yang salah. Kesalahan memang bukan pada Mbak Poppy sang penyunting yang namanya bisa menjamin garansi sebuah buku, bukan juga pada Amang Suramang yang menjadi kopi editing. Kesalahan memang pada diri saya yang mengharapkan sebuah novel fantasi yang ceritanya (menurut saya) melebihi HP.
Perkenalan saya dengan HP juga tanpa sengaja. Saat membeli buku murah di sebuah pusat perbukuan, sang penjual menawarkan HP buku ke 1,3 dan 4 dengan diskon total 40 % Tergoda saya beli! Seminggu kemudian, saya tukar guling 10 Cergam Nina yang memang tidak saya suka dengan buku ke dua HP.
Membaca kalimat "Buku yang mengilhami cerita Harry Potter dan Eragon" saya langsung membayangkan sebuah buku dengan aneka adegan adu mantera dan kecepatan ayunan tongkat sihir. Setiap langkah sang tokoh pasti penuh dengan adegan seru. Aneka makhluk lain dari dunia sihir ikut berpartisipasi dalam buku ini.
Biar bagaimana juga, terima kasih pada pihak penerbit yang membawa buku ini ke rana perbukuan kita. Soal bagus atau tidak yah namanya juga selera........^_^Jika ada yang ingin mengenal sang penulis lebih dalam, silahkan mengintip http://www.ursulakleguin.com/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar