Judul : The Tombs of Atuan
Pengarang : Ursula K. Le Guin
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penyunting : Poppy D.C. Kartadikaria
Kopi Editing : Ahmad Zaki
Pewajah Sampul : Ahmad Zaki
ISBN : 978-602-97067-1-1
Halaman : 268
Penerbit : Media Klasik fantasi
(www.MahdaBooks.com)
"O Biarkan Mereka Yang Tak Bernama memandang gadis yang dipersembahkan kepada mereka, yang sesungguhnya tak bernama. Biarkan mereka menerima nyawanya dan tahun-tahun dalam hidupnya hingga saat kematiannya, yang juga milik mereka. Semoga gadis ini layak mereka terima. Biarkan dia dimakan!”
“Dia dimakan! Dia dimakan!”
"Kau adalah Artha. Tidak yang tersisa lagi. Semuanya sudah dimakan"
Sejak usia enam tahun Tenar sudah berada di Situs Makam. Dia bukan lagi dikenal dengan nama sejatinya Tenar, ia sekarang adalah Dia Yang dimakan, Artha. Itu berarti ia bukan sosok yang sama dengan gadis kecil yang bermain riang di halaman rumah orang tuanya beberapa saat lalu. Ia adalah rekarnasi dari Artha yang terdahulu. Ia lahir bertepatan dengan meninggalnya Artha terdahulu, sebelumnya, sebelumnya dan jauh dari yang bisa dihitungnya.
Pada usia lima belas, Artha mendapat kekuasaan penuh sebagai Sang Pendeta Wanita Makam Atuan, yang paling agung dari semua pendeta wanita agung di seluruh penjuru Daratan Kargad. Sang Raja Dewa sekalipun tak bisa memerintanya. Sejak ritual kedewasaannya, pada ikat pinggang Artha selalu terpasang cincin besi yang digantungi sebuah belati kecil dan tiga belas anak kunci dengan berbagai ukuran
Artha mulai menjelajah daerah kekuasannya, Situs makam Atuan, daerah kekuasaan kegelapan, Mereka Yang Tak Bernama. Seiring dengan berjalannya waktu memori Artha sudah dilatih dan ia sudah dapat menemukan jalan melalui sentuhan dan penomoran, alih-alih menggunakan penglihatan, Termasuk mengenal lebih jauh Labirin yang berada di dalam situs makam
Labirin yang ada dalam situs makan sungguh membingunkan dan tak ada cahaya yang bisa masuk ke dalamnya. Bentuknay berkelok-kelok dan sungguh rumit. Artha mempelajarinya dengan seksama. Labirin itu dibangun untuk menyembunyikan harta milik makam dan hukuman bagi mereka yang ingin mencurinya, para sorcerer, kaum penyihir dari Daratan Dalam.
Salah salah satunya Geb!
Geb dengan segala kemampuannya mencoba mencuri harta karun paling berharga yang disimpan dalam situs makam, potongan cincin Erreth-Ekbe.T Alih-alih berhasil, Geb malah tersesat dan nyaris menjadi penghuni situs jika tidak ditemukan oleh Artha dengan sengaja.Kehadiran Geb sungguh mengejutkan Artha. Ini berarti pencemaran terhadap makam!Dan mereka yang mencemari makam harus menanggung akibatnya!
Di bandingkan dengan buku pertamanya, buku ini nyaris tak berbeda jauh dalam kecepatan alur cerita. Alurnya berkean lamban, perlahan tapi pasti. Nyaris setengah buku lebih mengisahkan mengenai Situs Makam Atuan serta Artha, Sang Pendeta Wanita Makam. Dari 12 bab yang ada, tokoh utama kita, Geb baru muncul pada bab kelima.
Walau begitu, jangan kawatir! Kita akan dimanjakan dengan uraian yang indah mengenai situs makam. Berbeda dengan buku yang pertama, dalam buku ini pertentangan bathin Artha dan Geb justru terasa indah dan tak menjemukan.
Memang buku ini tidak menjanjikan pertempuran mantera sihir, adu tongkat dan aneka kejutan ala HP atau Lord of The Ring, namun buku ini memberikan sesuatu yang berbeda. Buku ini memberikan asupan bagi jiwa kita dengan aneka pandangan hidup serta filosopi kehidupan. Semuanya diuraikan dalam bahasa yang mudah dicerna dan tak ada kesan menggurui sama sekali. Dibuat seolah-olah hanya pembicaraan antara Artha yang sudah kembali menjadi Tenar dan Geb yang dengan suka rela memberi tahu nama sejatinya
Bahasa yang dipilih oleh si penerjemah seakan lebih mudah dicerna, tidak seberat saat buku pertama. Isinya memang tidak kalah bermutu, namun kenikmatan membacanya buku ini terasa jauh lebih nikmat dibandingkan "kakaknya" Membaca buku ini juga lebih membuats aya tersedot ke dunia Ursula dibandingkan buku pertama. Mungkin karena buku pertama dalah landasan bagi seluruh rentetan cerita sehingga dibuat lebih "berat"
Sekedar tips, jika tetap merasa "letih" saat membaca buku ini jangan menyerah! Terus bertahan karena banyak kejutan yang tak terduga disajikan di dalam buku ini. SEMANGAT ^_^
Ursula Kroeber Le Guin, biasa ditulis Urusula K. Le Guin, diucapkan Kroʊbər ləɡwɪn ɜrsələ , merupakan anak perempuan dari seorang antropolog L. Alfred Kroeber peraih Ph.D. pertama dalam antropologi di Amerika Serikat dari Columbia University pada tahun 1960 dan penulis Theodora Kroeber. Urusula lahir 21 Oktober 1929 di Berkeley, California.
Besar di Berkeley, California serta berada di kalangan ilmuwan (akibat pengaruh kedua orang tuanya) membuat Ursula menjadi seorang penulis Amerika. Dia telah menulis novel, puisi, buku anak-anak, esai, dan cerita pendek, terutama dalam genre fantasi dan fiksi ilmiah. Pada tahun 1953 Urusula menikahernama dengan seorang sejarawan Charles A. Le Guin
Karyanya yaitu terdiri dari :
Seri Earthsea
* A Wizard of Earthsea, 1968 (meraih Lewis Carroll Shelf Award
tahun 1979)
* The Tombs of Atuan, 1971 (meraih Newbery Medal )
* The Farthest Shore, 1973 (meraih National Book Award )
* Tehanu: The Last Book of Earthsea, 1990 (meraih Nebula Award
tahun 1990 serta Locus Fantasy Award tahun 1991)
* The Other Wind, 2001 (World Fantasy Award meraih 2002)
* Tales from Earthsea, 2003 (Short Stories)
Seri Hainish Cycle
* Rocannon's World, 1966
* Planet of Exile, 1966
* City of Illusions, 1967
* The Left Hand of Darkness, 1969 (meraih Hugo Award tahun 1969 &
meraih Nebula Award 1970)
* The Dispossessed: An Ambiguous Utopia, 1974 (meraih Nebula Award
1974 & meraih Hugo and Locus Awards 1975])
* The Word for World is Forest, 1976 meraih The Hugo Award for
best novella)
* Four Ways to Forgiveness, 1995 (Four Stories of the Ekumen)
* The Telling, 2000 (meraih Locus SF Award 2001 & meraih
Endeavour Award )
Seri Miscellaneous
* The Lathe of Heaven, 1971 menjadi film TV movies 1980 and
2002, meraih Locus SF 1972)
* The Eye of the Heron, 1978
* The Beginning Place, 1980
* Always Coming Home, 1985
* Lavinia, 2008 ( meraih Locus Fantasy Award 2009)
Silahkan mengintip http://www.ursulakleguin.com/UKL_info.ht... agar lebih bisa memahami penulis hebat ini. Salah satu perkataannya yang terkenal adalah, “ My imagination makes me human and makes me a fool; it gives me all the world and exiles me from it.”
Hem..... jika Geb yang sudah dari awal mengetahui nama sejati Artha adalah Tenar, mampu berbuat hal yang menakjudkan, bagaimana nasib Tenar selanjutnya yah. Penasaran!
------------------------------------------------------------
Saat launching sayang kondisi kesehatan tidak mau diajak kerjasama
Thx berat buat buntelannya yang ciamik!
Moga2 lanjutannya tidak lama yah ^_^
Plus dapat buntelan lagi he he he
Maaf naluri ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar