Pengarang : Louisa May Alcott
Penerjemah : Nur Aini
Pemeriksa Aksara : Azzura Dayana
Halaman : 362
Penerbit : Orange Book
“…setiap tumbuhan simbolis hidup di tempatnya masing-masing dan menjalani kehidupannya yang telah ditetapkan.”
Wanita dan bunga
Sepertinya ungkapan yang cocok untuk menggambarkan buku ini. Buku ini berkisah mengenai kehidupan beberapa wanita dengan sentuhan bunga dalam kehidupannya. Antara lain Jessi dengan Bunga Ivy, Jane dengan Bunga Poppy, lalu Ruth dengan Bunga Teratai. Setiap bunga memberikan makna bagi kehidupan mereka dengan cara yang unik.
Cerita yang paling saya sukai adalah cerita Rangkaian Ivy dan Sepatu Dansa. Andai saja Louisa May Alcott masih hidup, saya akan mengajukan sebuah pertanyaan. Mengapa ia sering menggambarkan tokohnya berada dalam kondisi ekonomi yang menyedihkan. Dalam Little Women, sering terdapat cerita dimana keluarga tersebut harus menyiasati kehidupan agar mereka bisa bertahan. Jo yang mencari uang dengan menemani bibinya, kakak beradik pergi ke pesta dengan sarung tangan lumayan dipakai dan memegang yang bernoda agar tidak terlihat oleh orang lain.
Dalam Garland for Gilrs pada cerita Rangkaian Ivy dan Sepatu Dansa, juga banyak bagian yang berkisah mengenai Jessie dan Laura Delano berkompromi dengani hidup ini. Bayangkan betapa malunya Jessie saat seseorang menemukan sepatu tarinya yang kondisinya sudah tidak layak pakai lagi. Bagian tepinya robek, bagian tumit melesak ditambah tali dan kait yang rusak. Padahal dulu mereka berdua merupakan anaka dari keluarga kaya. Untunglah semua berakhir dengan membahagiakan. Alih-alih membeli sepatu tari, Jessie lebih suka membeli cat untuk kakaknya yang pandai melukis jika memiliki uang lebih. Cerita yang menyentuh.
Cerita selanjutnya yang saya sukai adalah Cerita May Flowers. Cerita itu memberikan saya sebuah pelajaran kehidupan. Kadang memang perbuatan baik tidak selalu berakibat baik, atau bahkan membuat kita menderita. Namun ternyata, walau perbuatan baik itu malah merugikan kita, suatu saat kita akan menerima balasan dari kebaikan yang kita lakukan. Jadi biar bagaimana, perbuatan baik akan memberikan kebaikan pada diri kita juga pada akhirnya. Untuk itu, jangan ragu membagikan kebaikan
Ajakan berlomba-lomba berbuat kebaikan secara diam-diam dengan tidak membiarkan tangan kiri kita tahu apa yang tangan kanan lakukan sungguh sangat mulia. Para gadis berlomba melakukan kebaikan. Walau sempat merasa putus namun pada akhirnya mereka bisa belajar untuk lebih menghargai apa yang mereka miliki dan mau berbagi.
Dibandingkan dengan saudaranya saya tetap lebih menyukai Little Women. Bukan karena ini merupakan kumpulan cerita. Namun karena gaya penulisannya. Pada awal cerita, semuanya mengalir dengan begitu indah. Namun saat mendekati akhir, terkesan tergesa-gesa. Cerita yang sudah dibangun dengan indah mendadak selesai dengan begitu saja. Seakan terpotong di tengah jalan.
Saya menemukan adanya paragraf yang nyaris serupa maknanya. Paragraf di halaman 44, “ Tapi kali ini Mama berkeras… “ bermakna sama dengan paragraf di halaman 45, “ Namun sekali ini Mama….” Bagian yang sedikit mengganggu buat saya adalah penulisan kata dengan huruf besar guna penekanan. Mungkin maksudnya sekedar memberikan makna yang berbeda, namun entah kenapa menjadi tidak nyaman di mata saya. Mungkinkah disiasati dengan cara lain, seperti dibuat tebal atau miring? Sekedar usul....
Saya penasaran akan pemilihan Bunga Poppy dalam cerita ini. Bunga poppy termasuk ke dalam jenis bunga-bunga liar yang biasanya tumbuh mengelompok di padang rumput atau pegunungan. Warnanya juga beraneka ragam, seperti merah darah, biru, ungu, putih, dan orange. Bunga ini sering digunakan sebagai simbol kematian atau tidur panjang. Pada kebudayaan Romawai, bunga ini persembahan bagi orang meninggal. Sering kali bunga ini dipahat di batu nisan, perlambang tidur abadi. Ada juga yang melambangkan reinkarnasi setelah kematian
Penjabaran itu sangat tidak cocok untuk sosok Ethel apalagi Jane dalam Cerita Bunga Poppy dan Gandum.Apalagi saat cerita ini dibuat, bunga Poppy sepertinya masih bermakna kematian. Kenapa yah Louisa memilih bunga ini … Jika ingin mengumpamakan sosok Ethel, sepertinya Ethel bukan sosok yang mematikan, walau sering berpikir pendek dan keras kepala. Jika sosok Jane, sungguh tidak mungkin! Jane adalah sosok gadis yang cerdas, rendah hati, tegas.
Setiap diri wanita bisa dianalogikan dalam bunga
Setiap wanita juga menyukai bunga yang berbeda dengan aneka alasan
Jadi apakah bunga favorit anda....?
Anda adalah bunga....
Catatan:
Gambar Bunga Poppy dicomot dari:
http://gambargambarbunga.com/category/bunga-popi-poppy
Penerjemah : Nur Aini
Pemeriksa Aksara : Azzura Dayana
Halaman : 362
Penerbit : Orange Book
“…setiap tumbuhan simbolis hidup di tempatnya masing-masing dan menjalani kehidupannya yang telah ditetapkan.”
Wanita dan bunga
Sepertinya ungkapan yang cocok untuk menggambarkan buku ini. Buku ini berkisah mengenai kehidupan beberapa wanita dengan sentuhan bunga dalam kehidupannya. Antara lain Jessi dengan Bunga Ivy, Jane dengan Bunga Poppy, lalu Ruth dengan Bunga Teratai. Setiap bunga memberikan makna bagi kehidupan mereka dengan cara yang unik.
Cerita yang paling saya sukai adalah cerita Rangkaian Ivy dan Sepatu Dansa. Andai saja Louisa May Alcott masih hidup, saya akan mengajukan sebuah pertanyaan. Mengapa ia sering menggambarkan tokohnya berada dalam kondisi ekonomi yang menyedihkan. Dalam Little Women, sering terdapat cerita dimana keluarga tersebut harus menyiasati kehidupan agar mereka bisa bertahan. Jo yang mencari uang dengan menemani bibinya, kakak beradik pergi ke pesta dengan sarung tangan lumayan dipakai dan memegang yang bernoda agar tidak terlihat oleh orang lain.
Dalam Garland for Gilrs pada cerita Rangkaian Ivy dan Sepatu Dansa, juga banyak bagian yang berkisah mengenai Jessie dan Laura Delano berkompromi dengani hidup ini. Bayangkan betapa malunya Jessie saat seseorang menemukan sepatu tarinya yang kondisinya sudah tidak layak pakai lagi. Bagian tepinya robek, bagian tumit melesak ditambah tali dan kait yang rusak. Padahal dulu mereka berdua merupakan anaka dari keluarga kaya. Untunglah semua berakhir dengan membahagiakan. Alih-alih membeli sepatu tari, Jessie lebih suka membeli cat untuk kakaknya yang pandai melukis jika memiliki uang lebih. Cerita yang menyentuh.
Cerita selanjutnya yang saya sukai adalah Cerita May Flowers. Cerita itu memberikan saya sebuah pelajaran kehidupan. Kadang memang perbuatan baik tidak selalu berakibat baik, atau bahkan membuat kita menderita. Namun ternyata, walau perbuatan baik itu malah merugikan kita, suatu saat kita akan menerima balasan dari kebaikan yang kita lakukan. Jadi biar bagaimana, perbuatan baik akan memberikan kebaikan pada diri kita juga pada akhirnya. Untuk itu, jangan ragu membagikan kebaikan
Ajakan berlomba-lomba berbuat kebaikan secara diam-diam dengan tidak membiarkan tangan kiri kita tahu apa yang tangan kanan lakukan sungguh sangat mulia. Para gadis berlomba melakukan kebaikan. Walau sempat merasa putus namun pada akhirnya mereka bisa belajar untuk lebih menghargai apa yang mereka miliki dan mau berbagi.
Dibandingkan dengan saudaranya saya tetap lebih menyukai Little Women. Bukan karena ini merupakan kumpulan cerita. Namun karena gaya penulisannya. Pada awal cerita, semuanya mengalir dengan begitu indah. Namun saat mendekati akhir, terkesan tergesa-gesa. Cerita yang sudah dibangun dengan indah mendadak selesai dengan begitu saja. Seakan terpotong di tengah jalan.
Saya menemukan adanya paragraf yang nyaris serupa maknanya. Paragraf di halaman 44, “ Tapi kali ini Mama berkeras… “ bermakna sama dengan paragraf di halaman 45, “ Namun sekali ini Mama….” Bagian yang sedikit mengganggu buat saya adalah penulisan kata dengan huruf besar guna penekanan. Mungkin maksudnya sekedar memberikan makna yang berbeda, namun entah kenapa menjadi tidak nyaman di mata saya. Mungkinkah disiasati dengan cara lain, seperti dibuat tebal atau miring? Sekedar usul....
Saya penasaran akan pemilihan Bunga Poppy dalam cerita ini. Bunga poppy termasuk ke dalam jenis bunga-bunga liar yang biasanya tumbuh mengelompok di padang rumput atau pegunungan. Warnanya juga beraneka ragam, seperti merah darah, biru, ungu, putih, dan orange. Bunga ini sering digunakan sebagai simbol kematian atau tidur panjang. Pada kebudayaan Romawai, bunga ini persembahan bagi orang meninggal. Sering kali bunga ini dipahat di batu nisan, perlambang tidur abadi. Ada juga yang melambangkan reinkarnasi setelah kematian
Penjabaran itu sangat tidak cocok untuk sosok Ethel apalagi Jane dalam Cerita Bunga Poppy dan Gandum.Apalagi saat cerita ini dibuat, bunga Poppy sepertinya masih bermakna kematian. Kenapa yah Louisa memilih bunga ini … Jika ingin mengumpamakan sosok Ethel, sepertinya Ethel bukan sosok yang mematikan, walau sering berpikir pendek dan keras kepala. Jika sosok Jane, sungguh tidak mungkin! Jane adalah sosok gadis yang cerdas, rendah hati, tegas.
Setiap diri wanita bisa dianalogikan dalam bunga
Setiap wanita juga menyukai bunga yang berbeda dengan aneka alasan
Jadi apakah bunga favorit anda....?
Anda adalah bunga....
Catatan:
Gambar Bunga Poppy dicomot dari:
http://gambargambarbunga.com/category/bunga-popi-poppy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar