Pengarang : Michael Farr
Penterjemah : Donna Widjajanto
Editor : Dini Pandia
Halaman : 44
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jangan heran membaca judul di atas!
Hal-hal yang mengejutkan mengenai Tintin bisa ditemui di buku ini, mungkin itu yang menyebabkan diberi judul "Astaganaga" (sok tahu dikit...!)
Buku ini sebenarnya lebih merupakan kumpulan hal-hal kecil mengenai Tintin yang mungkin kita lupakan, padahal sering terekam oleh mata. Namun ada juga tambahan pengetahuan mengenai Tintin. Rencananya buku ini ada diterbitkan sebanyak 12 buku. Mulai dari Tintin, Snow eh maksudnya Milo, hingga Chang, saudara angkat Tintin.
Dulu saya pernah mendapat tatapan marah dari guru SD, karena dengan polosnya bertanya, " Bukannya Tintin orang pertama yang mendarat di bulan?" Maklum saat kelas 1 atau 2 saya masih tidak tahu kalau Tintin itu hanya kisah cerita bukan kisah nyata. Wajar kan, soalnya buku mengenai Tintin ke bulan merupakan pengetahuan pertama saya tentang manusia yang pertama pergi ke bulan
Saya terus terang langsung terpesona dengan Tintin. Jika ditanya cita-cita pasti dijawab mau jadi wartawan seperti Tintin, padahal pekerjaan wartawan seperti apa saya tidak tahu. Bagaimana tidak terpesona, disetiap bukunya Tintin selalu digambarkan sebagai sosok yang sempurna. Jago segala hal, sepertinya semua hal pasti dia kuasai. Tidaklah heran jika bisa dianggap Tintin melebihi agen 007 si James Bond. Kalau mau dianggap kekurangannya hanyalah saat ia mabuk ketika akan menjalani hukuman mati .
Di dalam buku ini juga terdapat banyak ilustrasi yang disusun dengan cantik. Tintin dalam aneka pakaian, potongan-potongan gambar dari beberapa buku serta wajah mereka yang menginspirasi harge. Melihat foto Paul Remi, adik Herge, mau tidak mau saya sependapat jika wajahnya menyerupai Tintin. Kecuali hidungnya yang tidak sepanjang Tintin plus jambulnya.
Salut juga dengan usaha Prof Claude Cyr dari Quebe's Sherbrooke University, yang meneliti mengenai petualangan jagoan kita, Tintin. Beliau mendapati bahwa Tintin mengalami sekitar 50 X kehilangan kesadaran yang signifikan sehingga mengakibatkan kekurangan hormon pertumbuhan. Hipotesanya adalah Tintin mengalami kekurangan hormon pertumbuhan dan hypogondadotropic hypogonadism (kelainan kelenjar pitutiari) karena trauma berulang, ini menyebabkan terhambatnya perkembangan tubuh, pubertas dan kurangnya libido.
Sementara saat saya ingin menjadikan Tintin sebagai topik skripsi kesukaran mencari bahan-bahan berupa Tintin dalam aneka bahasa. Maklum saat itu masih jadul, belum ada internet dan sejenisnya.
Hem.....masih mau meneliti enggak yah.. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar