Penulis
pendamping: Shely Puspita
Penyunting:
Novikasari Eka S.
ISBN:
9786023853250
Halaman: 260
Cetakan:
Pertama-Juli 2017
Penerbit:
Noura Books
Harga:
Rp 54.000
Rating:
4.5/5
Sudah menjadi kebiasaan umum, kadangkala orang tidak memperhatikan hal-hal kecil yang sesungguhnya terdapat kebahagian di dalamnya. Orang lebih mencari kesenangan besar yang sulit direngkuh. Sesungguhnya kebahagian yang kecil itu dengan sendirinya akan menjadi besar, dan itulah kbahagian sejati.
Mendapatkan
buku ini sebagai hadiah, membuat saya
agak ragu. Tumben Ayah Edy membuat buku seperti ini. Namun setelah membaca
isinya, membuat saya bersyukur. Seandainya banyak orang yang membaca
buku ini, tentunya banyak pernikahan yang berumur panjang. Mungkin, salah
satunya pernikahan saya he he he he
Dalam
Sembilan bab yang menakjubkan, Ayah Edy mengajak pembaca berdiskusi mengenai
bagaimakah cara mencari pelahan jiwa yang sesungguhnya. Saya menyebutkan diskusi karena gaya menulis dalam
buku ini lebih mengarah pada mengajak pembaca untuk berdiskusi bukan menggurui.
Diharapkan pembaca buku ini dapat membantu calon pasangan
yang ingin memulai kehidupan bersama. Karena salah memilih pasangan akan
berdampak besar dalam keharmonisan hubungan suami-istri, akan berlanjut pada
pola asuh dari perilaku moral anak mereka.
Jangan
sampai keliru memilih pasangan hidup karena ketidaktahuan sifat secara
mendalam, tekanan sekitar bahkan karena dorongan cinta semu sesaat yang mampu
membutakan mata hati dan pikiran sehat. Tidak hanya pasangan yang juga
menderita, namun bisa berdampak bagi anak-anak kelak.
Pendekatan,
atau sering disingkat menjadi PDKT merupakan masa penjajakan, masa perkenalan
sebelum menikah. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa cocok kita dengan
pasangan. Berapa banyak persamaan dan berapa banyak perbedaan yang kita miliki
dengan pasangan. Serba seberapa besar kemungkinan hal tersebut bisa disatukan
dalam pernikahan.
Pada
saat PDKT, yang harus dilakukan adalah melakukan cek dan cek ulang lagi. Cek
seberapa cocok. Cek lagi kecocokan yang ada. Cek sejauh mana perbedaan yang ada
bisa diterima. Jangan ragu melakukan cek,
cek lagi, dan cek sekali lagi.
Bagaimana
mencari sosok soulmate sejati kita? Apakah kita yakin dialah belahan jiwa yang
selama ini dinanti? Berapa persen kemungkinan kita salah? Ternyata cukup susah
memastikan apakah pasangan kita sebenarnya adalah soulmate kita.
Ada
panduan yang diberikan oleh Ayah Edy yang bisa dipertimbangkan untuk dijadikan
acuan. Pertama seorang soulmate sejati akan selalu mendukung perencanaan hidup,
life plan, yang sudah dibuat pasangannya
jauh sebelum mereka bertemu.
Kedua,
dengar dan ikuti kata hatimu sendiri. Tak perlu bimbang jika ada yang
memberikan komenter mengenai pasangannya. Ketiga, cermati tanda-tanda soulmate
yang sudah ditetapkan jauh sebelum kalian hadir. Sebut saja sebagai selera
pribadi.
Sering
mendengar pertanyaan kapan menikah? Kadang menyebalkan bukan. Abaikan saja. Tidak
ada ketentuan yang baku, standar yang tepat perihal kapan seseorang dianggap pantas
menikah.
Sesungguhnya kesiapan seseorang
untuk menikah hanya bisa diketahui oleh dirinya sendiri. Maka, ada baiknya diskusikan dengan pasangan
mengenai standar apa yang akan dipakai untuk mengukur kesiapan menikah berdua.
Beberapa
contoh yang ada dalam buku ini merupakan sosok apa adanya, namun ada juga yang
menggunakan nama samaran demi menjaga kerahasiaan. Meski demikian, tetap mampu membawa membaca
merasa dekat dengan contoh yang diberikan.
Pada
tiap pergantian bagian bab, pembaca akan menemukan berbagai kata romantis yang
sesuai dengan topik yang akan dibahas. Sebagai contoh, pada bab 3 dengan judul
Pilih-pilih Pasangan Hidup: Dia, Dia, atau Dia, pembaca akan menemukan
penggalan lagu Wali, “Pengumuman-pengumuman. Siapa yang mau bantu. Tolong aku,
kasihani aku. Tolong carikan diriku kekasih hatiku. Siapa yang mau.”
Ayah
Edy seorang pemerhati dan praktisi pendidikan anak yang berbasiskan Multiple Intelligence dan Holistic Learning System. Beliau juga
penggagas Program Keluarga INDONESIAN
STRONG FROM HOME (Membangun
Indonesia yang Kuat dari Keluarga).
Saat ini, Ayah
Edy juga aktif menjadi narasumber tetap berbagai majalah, radio serta televisi.
Bersama salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara,
beliau memberikan pelatihan bagi 1.000 orang
guru.