Ada empat bahan untuk
menenun Mimpi
1. Benang Perasaan
2. Warna Keajaiban
3. Kegigihan
4. Hati yang penuh cinta
kasih
Cintaku
Belahan jiwaku,
Kadang, sekedar mengenang
masa lalu, terutama sekali saat jarak dan waktu harus memisahkan, kita
kembali berkirim catatan mengenai sebuah buku yang baru selesai dibaca.
Jika dikenang mengharukan memang. Tapi semuanya merupakan bagian dari upaya mewujudkan mimpi bersama.
Berbicara tentang mimpi,
kalimat di atas aku temukan dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang
kehidupan di Dunia Mimpi. Tentunya ada cinta yang menjadi topik, tapi
jangan khawatir ini bukan kisah cinta menye-menye. Kisah cinta yang ada justru
mengajarkan tentang perjuangan hidup, bagaimana menghargai cinta itu
sendiri, dan bagaimana upaya meraih mimpi.
Lengkapnya buku tersebut
merupakan karya Gina Gabrielle dengan ISBN 9786027443433, ada sekitar 223
halaman. Termasuk buku baru karena diterbitkan pada pertama kali Mei 2016 oleh nulisbuku.com. Kover manis dibuat oleh Uly Novita Andrian Siahaan. Judulnya juga unik
Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang.
Meski begitu, bagiku
sepertinya pemilihan judul kurang pas. Bukan karena judulnya yang lumayan
panjang dan tak biasa, hanya masih kurang greget. Diberi
tambahan kata Perihal atau Cerita Tentang, atau apalah supaya unsur
dongeng yang diusung makin terasa.
Cintaku
Belahan jiwaku,
Selama ini kita sering
mengeluh mengenai buku yang diterbitkan seperti ini. Bisa membuat yang membaca
sakit kepala sehingga tak sedikit yang menyebutnya buku Panadaol (mengambil
nama dagang obat penghilang sakit kepala). Tapi buku ini, merupakan buku yang paling menarik yang pernah aku baca. Selain cara bercerita yang unik,
penulis seperlunya hanya perlu sedikit bimbingan editor untuk mengisi celah
yang kosong. Atau "membunuh" karakter yang kurang berperan agar tidak
terlalu banyak porsi adegan yang harus dibagi diantara para tokoh.
Ini juga merupakan buku yang
paling banyak asesorisnya saat ku terima. Dari model pesawat terbang, amplop
bersegel kerajaan yang membuatku tergoda untuk memiliki stempel seperti ini,
serta kertas dengan bait-bait menawan.
Jadi penasaran, kertas yang
dipakai untuk membuat pesawat memuat tentang apa ya. Segera bertanya pada si
mbah Google. Ternyata..., sebuah lagu yang menawan. Langsung aku membayangkan
sosok seorang pria (bacalah kau akan tahu siapa yang aku maksud) duduk di bawah pohon rindang sambil memainkan sebuah alat
musik. Di sebelahnya ada seorang gadis yang sibuk menenun mimpi.
Fantasi? Sepertinya. Buatku,
kisah fantasi tak harus selalu berurusan dengan aneka hewan fantasi atau sosok
terpilih yang menyelamatkan dunia. Selama bukan merupakan hal yang
umum, maka bisa kita kategorikan dalam fantasi. Contohnya, mana ada orang yang
bisa mengeluarkan dan memasukan hati dengan sendiri, pasti akan berakibat fatal
bagi tubuh. Atau sosok kucing sebesar manusia yang berdiri dengan dua kaki dan
dapat berbicara. Aduh kenapa aku jadi spoiler ya...
Pembaca akan diajak berkenalan dengan sosok Pangeran Landak, Kura-kura Pengelana, Kol. Ibri Gadis Penenun Mimpi, Pria yang Melipat Kertas Terbang, Putri Boneka, Raja Harimau Putih, Dayang Tikus dan masih ada beberapa tokoh lain yang membuat cerita ini memiliki makna. Lokasi kisah ini diberi nama umum, Hutan Kabut dan Istana Masa Kini.Tapi bisa aku jamin, tidak ada yang biasa di Hutan Kabut apa lagi di Istana Masa Kini. Kejutan-kejutan menunggu di sana.
Para tokoh, dengan caranya sendiri mencoba mengobati Hati yang luka. Ada yang begitu luka hingga rela membekukan, ada yang nyaris berlubang, tergores. Setiap individu berusaha mencari cinta kasih dan kasih sayang yang selama ini membuat Hati mereka menjadi terluka. Gadis penenun mimpi rela memeras hatinya demi merajut mimpi indah bagi orang lain, Kura-kura pengelana belajar untuk memaafkan sosok yang menyakiti hatinya agar tidak hanya 1 tapi 2 hati tersembuhkan. Dayang Tikus mampu membuat Raja Harimau Putih menjadi sosok yang perkasa karena kemunirnian kasih dalam Hatinya.
Dan.... maafkan aku spoiler
lagi cintaku. Terus terang agak susah membuat review tanpa membocarkan kisah. Itu
juga mungkin yang membuat penulis tidak membuat semacam sinopsis di bagian
belakang buku. Atau memang sengaja mengingat penjualan POD tidak membuat
orang mengambil buku dan membaca sinopsisnya. Cukup melihat di situs yang
memuat informasi tentang buku ini.
Satu hal yang menjadi
kekuatan juga kelemahan buku ini adalah sajak-sajak dan lagu yang ada. Sajak
merupakan hasil dari gubahan para tokoh yang ada dalam buku ini. Demikian juga
dengan lagu. Isinya cukup menarik dan menawan hati. Pesan moral yang selalu
muncul pada tiap kisah juga tersembunyi dengan manis pada bait sajak dan puisi.
Namun masalahnya dalam buku
ini adalah pada porsi keberadaan sajak dan lagu tersebut. Unik jika dibuat guna
memberikan kesan dramatis pada kisah. Namun dengan porsinya yang terlalu banyak
justru menjadi tidak menarik lagi. Ada baiknya jumlahnya dikurangi, diberikan
secukupnya saja. Bukannya sesuatu yang berlebihan justru bisa merusak?
Cara bercerita dengan alur
maju membuat pembaca merasa diajak mengalami petualangan seru saat berkelana.
Detail para tokoh membuat kisah makin hidup. Pembaca bisa mengembangkan
imajinasi sendiri berdasarkan tokoh dan lokasi peristiwa dalam buku ini. Aku
misalnya, membayangkan gaun sang Putri Boneka yang menggelembung lebar meski
dibuat dengan potongan sederhana, wajah gadis penenun mimpi saat menangis bisa
dianggap memilukan dengan hidung merah dan mata sembab.
Semula agak bingung saya menemukan hubungan antara judul Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang dengan kisah ini. Butuh kesabaran untuk membaca sampai akhir sebelum akhirnya menemukan hubungannya. Hal yang semula seakan berjalan sendiri-sendiri ternyata terjalin dengan manis pada akhir kisah. Tebakanku mengenai akhir kisah ternyata salah, baiklah ini artinya kisah dalam buku ini menarik.
Kejutan terakhir buatku adalah dengan adanya Ide Pertanyaan Untuk Memulai Diskusi di halaman belakang. Berapa banyak penulis lokal yang mencantumkan hal seperti ini dalam bukunya? Sangat jarang. Ini bermakna, penulis tidak ingin kisahnya hanya dinikmati semata namun juga dijadikan sarana guna meningkatkan kreativitas pembacanya. Bukan tidak mustahil, bakalan ada ide baru yang bermunculan dari diskusi tersebut.
Cintaku
Belahan jiwaku,
Buku ini merupakan salah
satu buku yang harus dibaca dengan cara berbeda. Tidak bisa dibawa untuk dibaca
selama perjalanan, atau menunggu antrian. Jika itu dilakukan maka bisa saja
pembaca akan terlewat dari tujuan, antrian akan terlewati karena keasyikan
membaca. Aku memberikan Rating 3,75/5
Aku membayangkan kita berada
di tempat favorit kita, berada di atap memandang bintang di langit sambil
membaca buku ini dengan pencahayaan bulan dan lampu jalanan. Atau kita membaca
di bawah pohon yang ada di pojok halaman sambil menggelar tikar, minum teh.
Piknik kecil kita. Mungkin, dirimu lebih suka kita berada di teras belakang saat hujan turun, mencium bau tanah yang basah sambil membaca? Buku unik ini mengusung tentang cinta, maka layak dibaca
dengan nuansa penuh cinta.
Atau, aku ada ide yang lebih menarik. Kau membaca buku ini sementara aku mengintip situs resmi si penulis, yaitu gadispenjajakata.wordpress.com. Kita bisa membaca dan mendiskusikan karyanya. Sepertinya banyak hal yang bisa menjadi topik diskusi kita. Di mana pun kita membaca, bersamu pasti menyenangkan.
Satu kalimat yang paling aku suka dalam buku ini adalah, "Pasir
yang dianggap tak berarti pun bisa menjadi mutiara saat bertemu dengan karang
yang tepat. Tikus pun bisa menjadi harimau saat bertemu dengan orang yang
tepat."
Aku yang bukan apa-apa
menjadi mutiara saat bertemu denganmu. Kau, menjadi harimau saat aku menjadi
bayanganmu. Dan itu yang membuat kita saling mendukung satu sama lainnya. Terus mencoba seiring sejalan tanpa kata terucap dari bibir, namun hati yang bicara.
Cintaku
Belahan jiwaku,
Sepertinya aku sudah melantur terlalu panjang. Hari menjelang pagi cintaku, sudah saatnya tubuh kita diberikan kesempatan istirahat. Masih banyak waktu yang bisa kita habiskan bersama kelak.
Ku tunggu kau dalam mimpi
Puja jiwamu
Puja jiwamu
TR