Kamis, 01 September 2016

Aku dan Noura Books

Dari sekian banyak buku yang dikoleksi, apa yang paling favorit dari Noura Books?

Eh.......
Yang ......
Judulnya.....
Nganu...........

Jadi bingung jika ditanya buku favorit. Setiap buku punya kesan tersendiri bagi saya. Sebagai pembaca, tentunya saya memiliki genre kesukaan, zona nyaman saya di dunia buku. Saya menikmati kisah detektif dan fantasi. Kedua genre tersebut membuat saya terhibur dan menjadi kreatif.

Untuk urusan detektif, munculnya Sherlock versi ABG bisa menghilangkan dahaga saya. Sayangnya sudah agak lama jenis ini terbit. Belum ada yang baru. Semoga saya bisa menemukan bacaan jenis ini dalam waktu tidak terlalul lama lagi ^_^

Dilain genre, urusan kisah fantasi cukup membuat saya harus lebih bijak memilih mana yang harus dibeli mengingat banyak buku nampol yang terbit. Keinginan berbanding terbalik dengan urusan ketersediaan dana.

The Bliss Bakery misalnya. Seri ini membuat kisah fantasi menjadi berbeda. Terlepas dari urusan peri, sosok terpilih yang menyelamatkan dunia, hewan fantasi dan sejenisnya. Ini kisah fantasi seputar urusan masakan.

Kue yang bisa membuat orang bernyanyi merdu dengan bahan nyeleneh   bisa ditemukan dalam kisah ini. Sebenarnya masuk akal juga. Jika salah satu bahannya adalah nyanyian burung bulbul yang terkenal merdu. Memasak menjadi sesuatu kegiatan yang berbeda dalam buku ini. Membuat saya yang (mungkin) merebus air saja gosong menjadi tertarik belajar memasak (walau hanya niat tapi lumayan lho).

Siap-siap menunggu buku pamungkasnya. Menurut data dari Goodreads, ada empat buku dari seri ini, semoga diterbitkan semuanya. Tanggung lho tinggal satu buku lagi *rayuan non maut*

Seri Fablehaven sungguh spektakuler!
Sempat kesal karena kehilangan buku satu, maka perburuan pun dilakukan. Kalau sudah begitu, harga beli tidak dipandang lagi, yang penting seri ini lengkap *tak lupa merapal doa semoga yang meminjam sadar dan mau mengembalikan* 

Sebenarnya saya sangat jarang membaca ulang buku, tapi seri ini kadang-kadang masih saya baca lagi. Memang urusannya mengenai hewan fantasi dan upaya menyelamatkan dunia, topik yang agak saya hindari belakangan. Tapi sang penulis mampu meraciknya menjadi sesuatu yang berbeda. Tidak hanya hiburan, tapi pesan moral yang ada diantara tingkah laku konyol  sepasang satyr dan sikap ceroboh Seth patut menjadi bahan renungan.     


Seiring waktu, penerbit yang satu ini membuat saya tidak hanya menikmati kisah fantasi dan detektif. Saya belajar untuk menikmati apa yang menarik tanpa harus terpaku pada zona nyaman. Mencoba sesuatu yang baru tidaklah selalu menghasilkan hal buruk. 

Saya mencoba mengisi waktu luang bersama buku-buku dengan tema berbeda. Kisah Athirah yang menginspirasi kaum wanita,  belajar bisnis melalui #Girl Boss,  menularkan virus  menjauhkan anak dan gadget melalu Mendidik Anak di Era Digital, hingga  merenung tentang perjodohan bersama Ustadz Wijayanto dalam Jodohku Maunya Sih Kamu.

Dan, mereka sukses membuat saya mewek bombai melalui Between Shades of Gray. Sungguh, saya memberikan seluruh jempol yang saya punya untuk tim yang berada dibalik penerbitan buku ini. Saya tak merasa malu mengeluarkan air mata saat membaca kisah ini sepanjang perjalanan pulang kantor. 

Perang memang menakutkan, apa lagi ketika nyawa hanya seharga sebuah jam saku! Namun ketakutan akan membuat seseorang lemah dan tidak mampu bertahan.  Hanya kekuatan, ketabahan dan rasa kebersamaan yang mampu membuat semua menjadi lebih baik. Saya sangat bersyukur hidup bukan di sana. 

Melalui Trilogi Sepatu Dahlan, saya belajar bagaimana  kosep marketing sebuah buku bisa dilakukan di alam terbuka, melibatkan banyak orang dan sukses. Proses "penjualan" dan program CSR bisa berjalan dengan harmonis. Bahkan proses kreatif yang sempat tersendat pun bisa diolah menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Unik!

Tahun 2016 ini, Noura memanjakan saya dengan The Girl on The Train dan OveKedua buku ini bahkan dibuatkan semacam kegiatan diskusi buku khusus. Mungkin karena sudah cukup lama saling mengenal, para sahabat di Noura sudah tahu mana buku yang cocok dengan selera saya. Padahal keduanya bukan masuk genre nyaman saya. Saling percaya, merupakan salah satu hal yang membuat persahabatan menjadi semakin erat. 

Tegang tapi penasaran  rasanya ketika membaca The Girl on The Train. Sebagai pengguna kereta api, saya sampai merasa menjadi sosok utama tokoh dalam buku ini. Memandang ke luar jendela, lalu melihat ada sesuatu yang berbeda dan seterusnya. Hal itu karena terlalu terpesona dengan kisah yang ada. 

Sementara Ove, membuat saya bersyukur tidak punya tetangga seperti itu. Aduh ya Om Ove please deh ah! Perlu gitu jadi sosok yang menyebalkan dengan alasan idealis? Tapi meski menyebalkan, ternyata hatinya tidak seluas sapu tangan, tapi sungguh lebar! Anak tetangga pun ikut merasakan kebaikan yang ditunjukan dengan caranya sendiri. Kadang, seseorang memiliki caranya sendiri, cara unik untuk menunjukan perhatian serta kasih sayangnya pada orang lain.
 
Mereka juga sukses membuat saya penasaran membaca  Guantanamo Diary. Dengan begitu banyak baris yang ditutup, agak susah menikmati buku ini. Walau memang menilik proses penulisannya memang bukan untuk dinikmati. Tapi saya bisa mendapat pati sari keseluruhan cerita. Sedih, malu, marah, semua bercampur jadi satu.

Sungguh, waktu luang saya yang memang tidak banyak, sehingga perlu diisi dengan bacaan yang bermutu. Asupan bagi jiwa dan tambahan pengetahuan bagi diri. Sehingga memang belakangan saya agak memilih buku untuk dibaca dan membeli buku. Kebetulan Noura menyediakan yang saya butuhkan.

Eh Kenapa ?
Kok heran kalau saya menyebutkan saya membeli buku Noura? Sungguh salah  jika  ada yang beranggapan saya hanya menunggu kiriman buntelan.  Tetap HARUS ada buku yang dibeli. Hal tersebut agar sirklus dunia membaca dan penerbitan tetap terjaga.  

Bayangkan jika hanya menunggu kiriman, artinya mereka harus selalu menyisihkan buku padahal seharusnya buku itu bisa dijual untuk menutupi produksi. Semakin sedikit yang dijual maka semakin sedikit pendapatan, maka dana yang tersedia untuk membeli hak terbit juga berkurang. Jika sudah begitu, tidak menutup kemungkinan penerbit akan kehilangan kesempatan mendapat buku-buku bermutu. Otomatis buku yang terbit dan menjadi buntelan bisa menjadi kurang bermutu. Serius mau mendapatkan buku kurang bermutu?

Tunggu! Saya belum selesai!
Lama-lama tidak ada yang tertarik membeli buku-buku tadi. Makin sedikit lagi uang yang masuk. Semoga tidak berakhir dengan tutupnya sebuah penerbit. Jika begitu, mana mungkin ada buntelan yang datang ^_^ 

Maka bijaklah saat meminta dan menerima buntelan. Sebuah hal kecil bisa berefek besar. 

Kok jadi ngelantur...
Baiklah, dengan tidak mengurangi kenikmatan membaca buku lainnya, buku yang paling saya suka diantara yang saya sebut di atas adalah Serial Fablehaven dan Between Shades of Gray.    

Sumber gambar:
Goodreads

4 komentar:

  1. Kyaaa...kok buku-buku favorit kita sama, Mbak?!? :)
    Peri Buku Noura Books memang paling juara, masih rutin kirim buku sampai sekarang, baiknya pake bangeettt... :))

    BalasHapus
  2. Saya baru baca Maunya Jodohku Sih Kamu-nya Ustadz Wijayanto Mbak.
    Noura Books memang oke, dari cover, lay out, hingga isi.
    Termasuk buntelannya juga hehe

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus