Jumat, 13 Februari 2015

Review 2014#23: Tales From The Five Kingdoms #2: The Bag of Bones

Penulis: Vivian French
Ilustrasi: Ross Collins
Penerjemah: Jia Effendi
Penyunting: Riendias
Pewajah isi: Nurhasanah Ridwan
ISBN: 978-602-14402-6-1

Halaman: 252
Cetakan: 1-Januari 2015  
Penerbit: Atria
Harga: Rp 45.000

Dua Jiwa Sejati bekerja sama, kekuatan tak terkalahkan.

Dua Jiwa Sejati bisa menjadu kombinasi yang kuat dan bisa mengubah jalan sihir Dalam

Kembali Gracie, Gubble, Pangeran Marcus, Marlon serta Alf berada dalam sebuah petualangan seru di Lima Kerajaan. Kali ini ada seorang tokoh tambahan, Loobly Higgins seorang anak yang berada dalam pengawasan Buckleup Brandersby yang kejam.

Looby diletakan di depan pintu panti dengan menyebutkan kalimat "Looby Kotor" berulang kali. Satu-satu benda yang ada dalam keranjang tempat ia dibawa hanyalah sebuah sepatu dari bahan satin.

Kisahnya dimulai dari Penyihir Agung Wadingburn yang sedang merayakan Festival Belanga  dengan penyihir lainnya. Salah seorang penyihir, Nona Scurrilous mengajak neneknya yang sedang tinggal sementara untuk ikut menghadiri festival tersebut. Ternyata sang nenek,  Truda Hangnail merupakan Penyihir Dalam Sangat Dalam. Hal ini agak mengkhawatirkan yang lain karena mempraktekan Sihir Dalam tidak diperkenankan di Lima Kerajaan. 

Dalam Festival Belanga, penyihir Agung Wadingburn Evangeline membawa  Loobly Higgins untuk membantunya. Alih-alih membantu, Loobly malah sibuk mengurus tikus yang dibawanya.  Tapi karena kesibukannya itu maka ia aman dari pengaruh Sihir Dalam dan berhasil kabur dari kejaran Truda. 

Tugasnya sekarang berubah. Ia harus menuju ke Pitarah Purba untuk mencari pertolongan.  Untungnya Marlon serta Alf  berada dekat tempat kejadian hingga bisa membantu Loobly.  Sang Purba sudah merasakan ada sesuatu yang janggal. Gracie, Gubble sertaPangeran Marcus berusaha menyelidiki apa yang terjadi. 

Tujuan utama Truda adalah membuat Ratu Bluebell Kedua Puluh Delapan memilihnya sebagai penggantinya dan mengumumkannya di Pesta Dansa Deklarasi. Sang ratu yang tidak memiliki ahli waris perempuan.  Putri melarikan diri dan sang ratu hanya memiliki cucu laki-laki. Dan ia sama sekali tak ingin mengubah tradisi yang ada dengan mengangkat raja. Untuk itu pada perayaan ulang tahun ke delapan puluh  ratu ingin mengumumkan siapa anak perempuan yang menjadi penggantinya.

Ternyata siasat Truda sangatlah licik. Ia mengubah para penyihir menjadi seukuran tikus dan memaksa mereka untuk menyusup ke istana Ratu Bluebell untuk mengacaukan pesta yang dirancangnya. 
Jadi siapa yang dipilih oleh Ratu Bluebell? Tebak dan temukan jawaban yang benar dalam buku ini. Tebakan saya akan sosok yang menggantikan sang ratu ternyata salah.

Bagi saya, buku ini mengusung tema yang berbeda dengan buku pertama. Tokoh memang ada yang sama, setting cerita apa lagi. Kisah kali ini lebih mengusung tema bahwa kita tidak pernah tahu siapkah diri kita sebenarnya, bahkan kadang kita adalah sosok yang sama sekali tidak pernah kita bayangkan. 

Pesan moral yang terkandung tetap sama, pada dasarnya setiap kebaikan akan menang melawan kejahatan. Kebaikan akan menghasilkan buah yang manis. Pertolongan bisa saja diperoleh dari pihak yang tak terduga. 

Tokoh jahat bagaimana juga akan mendapat balasannya. Sosok pengelola panti yang kejam  tidak saja kehilangan uang tapi juga mendapat hukuman dari ratu atas perlakuan kejamnya pada anak-anak.


Mungkin hanya perasaan saya saja, tapi saya lebih menyukai kisah pada buku pertama dibandingkan yang kedua. Penulis seakan memaksakan keberuntungan seseorang. Seperti semua sudah sewajarnya berjalan seperti itu. 

Karakter Loobly rasanya tidak cukup greget. Ia seakan ada sebagai salah satu bagian dari kisah hanya agar  ada dua anak perempuan yang bisa dikatakan sebagai dua Jiwa Murni.

Meski demikian, ini merupakan kisah yang layak dibaca. Menghibur. 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar