Senin, 21 Juli 2014

Review 2014# 37: Beyonders #3: Chasing The Prophecy



    MEMO


Tanggal: 21 Juli  XZ14
Status: Segera
Kepada: 1. Mizan Fantasy
            2. Ordo Buntelan
            3. Pembaca Noura Books
            4. Pembaca Novel Fantasy Indonesia
            5. Bogger Buku Indonesia 
            6. Para Pustakawan
            7. Orang Tua Pembaca Belia
Dari: Kepala Perpustakaan  Fantasi  Federasi
Perihal: Buku Beyonders #3: Chasing The Prophecy
================================================

Belum lama berselang beredar informasi dari pihak yang dapat dipercaya bahwa sebuah buku telah mampu membuat pembaca yang masih berusia belia begitu terharu hingga menangis. Sang pembaca yang bernama Falesha Libertalea Taufik biasa dipanggil Libby, begitu menghayati kisah yang disajikan hingga larut dalam perasaan sedih yang mendalam.

Menurut pembaca belia tersebut, kisah yang ada dalam buku begitu menawan. Dengan akhir yang tak terduga dan mampu menimbulkan rasa haru, ia tak kuasa untuk membendung tangis seusai membaca buku Beyonders #3: Chasing The Prophecy. Berikut wajah pembaca belia saat selesai membaca lembar terakhir buku tersebut.

Penilaian seorang pembaca belia selalu jujur, diungkapkan apa adanya. Orang tua diharap tetap memberikan bimbingan dan mendampingi anak dalam membaca buku. Tidak saja untuk menjalin keakraban serta mempererat rasa kekeluargaan, namun juga untuk memberikan bimbingan pada hal-hal yang kurang dipahami oleh anak. Masukan yang diberikan oleh orang tua akan membuat anak akan lebih menikmati kisah serta bisa memilah mana yang layak ditiru serta mana yang harus diabaikan.

Sumber terpercaya tersebut juga menyebutkan bahwa orang tua pembaca belia tersebut hanya memberikan bacaan bermutu bagi putri mereka. Untuk bisa memperoleh bacaan tersebut juga tidak mudah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dahulu. Misalnya dengan mendapat nilai bagus pada ulangan, membantu pekerjaan rumah. Dengan demikian sang anak menikmati buku bukan hanya dari isinya tapi dari perjuangannya memperoleh buku tersebut.

Para pustakawan diharapkan juga berhati-hati memberikan referensi buku pada pembaca belia. Seperti kita ketahui bersama, pembaca usia belia banyak yang belum bisa membedakan mana fakta mana khayalan. Mereka harus diberikan pengertian terutama jika yang akan dipinjam adalah kisah fantasi.

Mereka perlu dibekali bahwa semua hanya kisah belaka. Namun melarang mereka membaca juga sangat tidak dianjurkan karena sama artinya dengan membunuh khayalan dan kreativitas anak. Banyak hal-hal bermanfaat yang bermula dari khayalan semata. Khayalan tresebut melalui usaha keras dan ide kreatif menjadi sesuatu yang berguna dalam kehidupan.

Jika kita memperhatikan kegiatan membaca sebelum tidur, atau kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh para orang tua, kebanyakan kisah yang dibacakan bisa disebut kisah fantasi. Sebut saja kisah Cinderella, Peter Pan, bahkan kisah Winnie the Pooh bisa dikategorikan fantasi. Labu berubah menjadi kereta, tikus menjadi kusir, anak lelaki yang bisa terbang, peri, beruang yang bisa berbicara dan memiliki peliharaan; semua merupakan fantasi.

Selain kisah yang memang mengharukan, diduga petugas alih bahasa mampu mengalihkan kata asing ke dalam bahasa kita serta merajut kata tersebut menjadi kalimat yang menawan. Bersama dengan penyunting, rajutan kata tersebut menjadi lebih menawan dibaca. Campur tangan bagian penyelaras dan penata aksara juga tidak bisa diremehkan. Bersama mereka membuat buku ini menjadi layak dibaca dan berada di rak buku pembaca. Rak perpustakaan juga tentunya.
Buku yang mampu membuat seorang pembaca belia begitu terharu adalah

Penulis : Brandon Mull
Penerjemah: Gusti Nyoman Ayu S
Penyunting: Tendy Yulianes
Penyelaras Aksara: A.B Khoir
Penata Aksara: Axin Makruf.
ISBN : 9789794337424
halaman: 694
Penerbit : Noura Book Publising
Rp 74.000

Merupakan buku ketiga atau buku pamungkas dari trilogi Beyonders, maka banyak hal yang sebelumnya masih menjadi tanda tanya terjawab sudah.  Ramalan tentang mereka yang akan berjuang untuk membebaskan Lyrian terbukti benar adanya.  Sebuah perang besar menanti, sebuah misi yang keberhasilannya masih diragukan harus dijalani.

Jason dan Rachel, harus berpisah dalam dua misi besar. Rachel bersama Galloran serta pasukannya harus melakukan pengepungan ke Felrook, Kastil dimana  Maldor tinggal dan menjalankan pemerintahannya. 
Trensicourt memang berhasil mereka rebut kembali,  dukungan dari Kaum Drinling, Amar Kabal, dan manusia hutan sudah diperoleh, namun  pasukan Maldor masih jauh lebih kuat. Bukan misi yang mudah untuk dijalankan.

Sementara Jason dan beberapa sahabat harus menuju ke Perpustakaan Kahyangan di Laut Pedalaman guna mencari informasi tempat dimana peramal Darian berada. Selama ini tidak ada yang mampu menembus penjagaan Perpustakaan Khayangan. Penjagaan dilakukan oleh makhluk mengerikan, hingga saat ini belum ada yang bisa masuk apa lagi keluar hidup-hidup. Sebuah misi yang berbahaya dan sulit, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan jika kita mau berusaha.

Butuh keyakinan untuk bisa menjalankan kedua misi tersebut. Seperti yang diucapkan oleh Galloran," Keyakinan bukan pengetahuan, keyakinan mendorong kita melangkah sampai kita mendapatkan pengetahuan. Keyakinan membuat kita berjuang sampai kita mencapai hasil dari keputusan kita yang paling penting."

Perpustakaan Khayangan merupakan impian para pustakawan dan pencari ilmu pengetahuan. Bentuknya berupa beberapa kubah yang disatukan membentuk sebuah kompleks yang rumit. Struktur bagunan diperkuat dengan Edomic, perintah untuk melindungi yang ditanam dengan sangat terampil ke dalam dinding batu yang tebal, fondasi, kayu, kaca, perabotan bahkan lingkungan sekitar. Sayangnya kita tidak bisa menemukan peta atau denah mengenai ruangan yang ada di perpustakan. 

Ternyata di Lyran juga ada penghancuran perpustakaan. Saat ini berkat perintah melindungi serta penjagaan oleh makhluk mengerikan, maka  Perpustakaan Khayangan aman dari penghancuran. Meski harus ditebus dengan tidak bisa diaksesnya perpustakaan tersebut. Entah mana yang lebih baik,   memiliki perpustakaan tapi tidak bisa diakses atau tidak memiliki karena hancur.

Sebuah tujuan mulia tidak selalu mendapat jalan yang mudah. Pengorbanan banyak pihak membuat perjuangan menjadi kiat berat. Tidak saja menghadapi Maldor, namun juga sesama teman juga berkompromi dengan diri sendiri pada saat sesulit itu. Mengalahkan ego dalam pertempuran juga merupakan perjuangan yang berat.

Beberapa kata yang salah terdapat dalam buku ini. Misalnya pada halaman 491 baris ketujuh dari bawah tertulis, Berarti dia menyalahkan siapa pun. Sepertinya kata yang tepat adalah, Bukan berarti dia menyalahkan siapa punPada halaman 542, Jenazah itu bergeming. Apakah maksudnya jenazah itu tidak bergeming? Jika menelaah kalimat selanjutnya bisa diasumsikan yang dimaksud oleh penulis adalah jenazah tersebut hanya diam saja saat Jason mengetuk-ketuk kaca.

Tidak saja mengajarkan tentang persahabatan dan pengorbanan, buku ini juga mengajarkan kita untuk selalu terbuka dan mau memaafkan serta memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin berubah menjadi lebih baik. Keyakinan untuk berbuat sesuatu menjadi landasan untuk mencapai tujuan. Dengan melakukan segala hal bersama-sama maka tak ada yang menjadi sukar. Beban dipikul bersama hingga terasa lebih ringan. 

Kehidupan rekarnasi yang dilakukan melalui benih menunjukan bahwa butuh fondasi yang kuat untuk hidup dan berkembang menjadi sosok yang berguna. Tanah yang subur bisa diasumsikan sebagai lingkungan yang sehat dan konduksif. Tanah gersang dimana benih tidak bisa tumbuh bisa diartikan secara harafiah lokasi yang kurang baik dan tidak layak untuk tumbuh dan berkembang.

Kover buku sudah pasti menawan hati para pustakawan dan mereka yang memilih membaca guna menghabiskan waktu luang. Warna yang dipilih sayangnya agak suram sehingga tanpa ada lembaran kertas yang berterbangan, orang yang melihat sekilas bisa tidak menyadari itu gambar buku. 

Tujuan Jason adalah mencari lokasi tempat tinggal terakhir yang diketahui dari peramal Darian berada. Sayangnya tidak ada ilustrasi peta dalam buku ini. Jika ada tentu pembaca bisa lebih menghayati betapa besar rintangan yang harus ditempuh oleh Jason.

Brandol Mull adalah pengarang seri Beyonders, dan seri Fableheaven yang menjadi buku laris versi  New York Times, USA Today, dan Wall Street Journal. Dia tinggal di Utah, di sebuah lembah kecil yang indah dekat mulut ngarai, bersama istri dan keempat anaknya

Selamat menikmati buku ini. Jika pembaca belia saja begitu hanyut dalam kisahnya, mengapa tidak ikut membaca juga.

1 komentar:

  1. sekali lagi review yang menarik dari mbak Truly,
    must read ni seri beyonders

    BalasHapus