Minggu, 25 November 2012

Bicara Seputar Komik


Judul: How to Make Comic
            Menurut Para Master Komik Dunia
            Tingkat Dasar
Penulis: Hikmat Darmawan
Penyunting: Arief Ashshiddiq
Perancang Sampul: Hazmi Aufar
Pemeriksa Aksara: Primanila Serny & Gina S. Noer
Penata Aksara: Teguh Mashara
Desain & Ilustrasi: Teguh Mashara
ISBN: 978-602-9481-09-9
Halaman: 208
Penerbit: Plotpoint Publishing

Komik: cerita bergambar (dl majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yg umumnya mudah dicerna dan lucu

Saat kecil saya suka sekali membaca kisah Tintin, sekarang sih juga masih he he he. Beberapa orang menggambarkan kesukaan saya dengan kalimat, " Anak ini suka sekali baca KOMIK Tintin." Ketika Tintin diterbitkan ulang oleh salah satu penerbit raksaksa, saya ikut membaca sekedar ingin tahu perbedaannya dengan yang saya baca saat kecil. Ketika sedang membaca, seseorang berkomentar, "Wah suka baca CERGAM."

Jadi apa sebenarnya komik itu?
Banyak definisi yang bisa ditemui mengenai apa itu komik. Kutipan paling mengenai menurut saya ada pada, komik adalah suatu bentuk  seni  yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran dimuat dalam  majalah, hingga berbentuk  buku  tersendiri.


Menyebut komik, saya langsung teringat pada Conan, Kariage Kun, DDS, serta QED. Mungkin ada yang akan langsung menyebut Doraemon, ShinChan dan lainnya. Komik walau bagaimana sudah menjadi bagian kehidupan kita. Siapa saja bisa membaca komik, yang perlu diperhatikan adalah komik untuk usia tertentu. Biasanya sudah ada keterangan usia yang boleh membaca komik tersebut di kover komik.

Buku ini memberikan pencerahan mengenai apa dan bagaimana sebenarnya komik itu. Ternyata untuk menikmati bacaan yang cenderung membutuhkan sedikit waktu untuk menuntaskannya,  banyak hal menarik yang patut kita ketahui seputar komik.

Ada beberapa hal yang merupakan unsur utama dari sebuah komik, yaitu:
1. Pembatas Panil
Pembatas panil juga disebut garis pembatas. Bentuk umumnya kotak tapi tidak menutup kemungkinan seseorang mengembangkan  pembatas panil dengan aneka kreasinya.

2. Ruang bagi teks
Prinsipnya dasarnya nyaris sama dengan pembatas panil.  Namun karena kebutuhan utamanya untuk menampung teks maka berkembanglah istilah untuk ruang bagi kata ini.  Istilah yang sering dignakan adalah Balon. Bentuknya juga beragam bisa bundar untuk percakapan, mirip asap untuk pikiran serta kotak (caption)  untuk narasi. Untuk memudahkan mengetahui siapa yang mengucapkan dialog atau pikiran digunakan "kait".

3. Teks dan efek suara
Teks digarap bukan saja untuk menyanpaikan kata-kata atau bunyi namun juga menjadi simbol sebagai cerita. Teks bukan hanya dituliskan tapi juga duvisualisasikan dengan cara tertentu.

Komik sering kali juga  disebut buku cerita bergambar, karena isinya berupa gambar-gambar yang disusun berurutan dan saling berhubungan. Komik ada yang dibuat satu kotak yang disebut komik strip, ada juga yang dibuat bersambung. Ciri khas dari komik, pada umumnya ditandai adanya balon kata-kata (dialog).


Ada sebuah pertanyaan yang cukup mengelitik. Saya tidak bisa menggambar, apakah bisa membuat komik? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan hingga tidak menyebabkan salah kaprah berkepanjangan.
1. Komik BUKAN gambar
Komik adalah cerita atau ekspresi menggunakan bahasa-gambar khusus

2. Komikus TIDAK HARUS jago gambar
Iya... tidak salah baca, enggak usah melotot gitu deh!
Sebenarnya lebih tepat adalah Komikus harus mampu bertutur dengan bahasa gambar atau bahasa komik. Beberapa komikus dunia punya asisten khusus untuk menggambar. Ia hanya membuat semacam dammy sisanya gambar dirampungkan oleh para asisten.

3. Membuat komik TIDAK HARUS memakai alat gambar khusus plus program grafis komputer
Sebenarnya yang dibuthkna hanyalah alat-alat tulis atau alat gambar sederhana seperti kertas dan bolpen atau pinsil serta penghapus.  perlengkapan lain se[erti cat minyak, cat air lalu aneka program grafis canggih bertujuan untuk membantu saja.

4. Komikus TIDAK HARUS berbakat ngomik
Bakat memang membantu seseorang, tapi bukan hal utama.  Keterampilan bercerita dan menggambar bisa dipelajari. Tengok saja kursus menggambar yang sering ditawarkan. Memang jika seseorang memiliki bakat menggambar, saat belajar tentunya akan membuahkan hasil yang berbeda dengan orang yang hanya belajar saja. Tapi musti diingat, orang yang tekun belajar akan membuahkan hasil yang lebih bagus dari pada orang yang memiliki bakat tapi tidak diasah.

Sebuah kejadian menurut buku ini, dianggap mengandung cerita jika mampu memancing (calon) pembaca untuk memasuki dunia cerita itu. Tapi sebuah kejadian menarik belum tentu jadi cerita menarik ketika dalam penuturannya tidak menarik (hal 116). 

Contoh yang diambil adalah kisah Tintin: Zamrud Castafiore. Kisahnya berdasarkan pengakuan sang penulis, Herge adalah tentang sebuah misteri yang seolah-olah terjadi padahal tak ada kejadian apa-apa. Dibandingkan kisah Tintin yang lain, kisah ini sungguh sangat berbeda. Tidak saja karena lokasi kejadiannya hanya sekitar  kediamana sang kapten, Marlinspike Hall. Kisah ini berujung pada keinginan  Kapten Haddock menikmati istirahat di rumahnya tanpa gangguan apapun. Tapi tangan dingin Herge membuatnya seolah-olah ada sebuah kisah misteri yang harus dipecahkan. Ini merupakan penerapan seni penceritaan yang luar biasa.

Dalam buku ini memang kita akan menemui berbagai macam istilah yang bagi  beberapa orang akan terasa aneh. Namun jangan kuatir, penulis juga memberikan pengertiannya hingga pembaca tidak merasa kebingungan. Contohnya penyebutan  kata ARKETIPE. Sebuah paragraf bercerita tentang sebuah komik. Lalu ada kalimat yang berbunyi," Seluruh kisah Planetary dipenuhi karakter yang dirancang berdasarkan arketipe superhero yang sudah ada dalam sejarah komik dan novel-novel picisan Amerika (dan negara lain)."


Di bawah paragraf yang membuat kalimat tersebut tertulis penjelasan mengenai arketipe. " Arketipe di sini berarti: sebuah simbol, istilah, atau pola perilaku yang dipahami secara universal; atau sebuah prototipe yang ditiru, dijadikan pola atau dijadikan sumbe runtuk penciptaan karakter rekaan.

Ada beberapa jenis komik, yaitu:
1.Komik Amerika
Menilik sebutannya saja sudah jelas komik ini merupakan komik yang diterbitkan dari Negeri Paman Sam. Komik ini umumnya menawarkan kisah kepahlawanan (superhero).  Dilihat dari sampul, komik Amerika sangat memperhatikan seni.  Contoh komik ini antara lain; Batman, Superman dan X-Men.

2.  Manga
Manga merupakan sebutan bagi komik yang berasal dari Jepang, cara membacanya juga berbeda yaitu   dari kanan ke kiri. Dewasa ini ada kecenderungan jika komik tersebut memiliki banyak pembaca dan cukup laris di pasaran maka akan dibuatkan serian animasi, amine. Jika perkembangannya bagus bahkan bisa saja diadaptasi menjadi sebuah film atau drama serial. Contoh komik ini antara lain; ShinChan, Doraemon, One Piece, Naruto,

 3. Manhwa
Manhwa adalah  istilah bagi komik yang berasal dari Korea,  cara membacanya dari kiri ke kanan. Komik Korea tidak jauh berbeda dengan komik Jepang, hanya saja  gaya gambar yang berbeda seperti  lebih modis. dan jumlahnya masih sedikit. Contohnya Goong, Shi Hwa Mong, Be My Sweet Darling

4. Man Hua
Man Hua adalah istilah bagi komik dari Hongkong ataupun Cina. Penyebutan Manga dengan Man hua dalam tulisan kanji adalah sama,  sekarang man hua di jepang populer dengan sebutan manga yang ditulis dengan huruf katakana. Perbedaannya ada pada seni menggambar serta genrenya yang lebih  memperlihatkan seni bela diri (KungFu) dan budaya Cina yang kental. Contohnya: Legend of Condor Heroes, 


5. Komik Eropa
Komik Eropa biasa didominasi cerita kepahlawanan dan juga komedi tapi  ada juga yang dikhususkan untuk kalangan dewasa. Kover komik Eropa umumnya tak seramai komik Amerika. Contoh komik Eropa antara lain; Tintin, Tanguy, Tina, Aria dan lain-lain.

6. Komik Indonesia
 Perkembangan komik di Indonesia dimulai dari masuknya komik Cina yang dimuat pada surat kabar.  Perkembangan komik di tanah air pada tahun 50-80an cukup menjanjikan. Cerita yang paling disukai seputar kepahlawanan yang bergenre silat fantasi , magis, pewayangan, dan roman seperti Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak dan lain-lain.

Untuk lingkup komik lokal , terdapat sebutan tersendiri seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arwendo pada tahun 1986, yaitu cerita bergambar atau disingkat menjadi Cergam. Idenya dicetuskan oleh seorang komikus bernama Zam Nuldyn  sekitar tahun 1970.

Lalu yang dimaksud dengan:
Komik Majalah (Comic Magazine)
Komik Novel Grapis (Graphic Novel)
Komik Online (Webcomic)
apa yah?
Hemmm semoga bisa ditemui di buku selanjutnya

*Thx Suhu Tanzil buat buntelan ciamiknya*

1 komentar:

  1. resensinya bagus mas, saya jadi mengerti beda komik dan gambar. Pokoknya bermanfaat sekali dan menambah pengetahuan saya. terimakasih

    BalasHapus