Minggu, 11 Desember 2011

Perburuan Eduard Roschmann, Jagal dari Riga


Penulis: Frederick Forsyth
Penerjemah: Ranina B. Kunto
Penyunting: Adi Toha
Pemeriksa aksara: Dian Pranasari
Pewajah Isi: Dinar Ramdhani Nugraha
ISBN: 978-979-024-372-9
Tebal: 507 hlm.
Penerbit : Serambi


Aku tidak memedam kebencian kepada rakyat Jerman, karena mereka bangsa yang baik. Suatu  bangsa sebenarnya tidaklah jahat, hanyalah pribadi-pribadi, individu-individulah yang jahat.

Tidak ada dosa kolektif, tidak ada dosa bersama.
 
Mendengar atau membaca perihal NAZI (NazionaliSozionalisme), sebuah partai besar dan tunggal yang berkuasa di Jerman  antara  tahun 1933 sampai 1945 (semasa perang dunia II), tak lengkap tanpa menyinggung  perihal Adolf Hitler sosok yang dianggap paling bertanggung jawab akan pembantaian Bangsa Yahudi yang dikenal dengan istilah Holocaust. Holocaust sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti berkorban dengan api.

Kisah dalam novel ini adalah seputar petualangan seorang wartawan muda bernama Peter Miller yang menyelidiki perihal seorang  kapten SS bernama Eduard Roschmann. Ketertarikan Miller pada Roschmann, bermula dari ditemukannya sebuah catatan harian Salomon Tauber  seorang Yahudi Jerman yang pernah tinggal di kamp konsentrasi. Catatan harian tersebut diberikan oleh rekannya di kepolisian, Karl Brandt. Tauber sendiri ditemukan tewas bunuh diri dengan gas.

Catatan harian tersebut memuat kekejaman yang dilakukan oleh Roschmann selama berada di Ghetto Riga dan bagaimana Tauber berupaya bertahan hidup sesuai janjinya kepada seorang wanita tua agar bisa menceritakan kenistaan yang mereka alami pada dunia.

“Kau harus tetap hidup. Bersumpahlah padaku bahwa kau akan tetap hidup. Berjanjilah kepadaku kau akan keluar dari tempat ini hidup-hidup. Kau harus tetap hidup agar dapat bercerita kepada mereka yang ada di dunia luar, apa yang telah menimpa rakyat kita di sini. Berjanjilah demi Sefer Torah.” (halaman 74)

Odessa bukanlah nama tempat namun akronim dari Organisation Der Ehemaligen SS-Angehörigen, Organisasi mantan Anggota SS.  Menyadari akan kekalahan yang sudah di depan mata, para pimpinan SS berusaha menghilangkan jejak serta  menjalani hidup baru.

Guna  mempermudah  pelarian maka  organisasi Odessa dibentuk. Sementara itu SS merupakan kependekan dari  Schutz-Staffel   dikomandani oleh Heinrich Himmler dengan  tugas khusus membersihkan Jerman dan Eropa dari semua yang dianggap tak berharga bagi kehidupan dan membinasakan setiap orang Yahudi.

Dalam buku ini disebutkan beberapa misi yang diemban oleh Odessa, misalnya untuk  membayar pengacara terbaik untuk memberikan bantuan hukum bagi para pembunuh SS yang diajukan ke pengadilan, penyusupan kembali mantan SS  ke dalam setiap lini kehidupan di Jerman, serta terpenting adalah  menggiatkan propaganada  bahwa tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh SS adalah tindakan yang dilakukan oleh prajurit patriotik. Keberdaan Odessa sendiri bak bayang-bayang.

Pada awalnya  saya mengira kisah dalam buku ini penuh tentang  upaya Miller berupaya menyeret  Roschmann. ke penjara karena perlakuannya dimasa lalu serta membongkar jaringan Odessa Tapi ternyata belakangan terungkap alasan lain  mengapa  Miller berupaya menemukan Roschmann. 

Saya sudah mulai membayangkan aneka kisah yang mencekam. Apalagi dalam kisah ini diceritakan keterlibatan dua wanita dalam kehidupan Miller, ibu dan kekasihnya. Sayangnya dugaan saya salah! Serunya buku ini justru mulai dari halaman  348. Sebuah kesalahan kecil yang diakibatkan terlalu bersemangatnya Miller membuat jiwanya berada dalam bahaya.

Membaca kekejaman yang terjadi sungguh membuat saya merinding. Uraian terinci di halaman 105 sungguh membuat saya mengutuk mereka! Saya tidak akan menguraikan apa saja kekejaman yang mereka lakukan sebaiknya dibaca sendiri saja yah..

Satu adegan yang paling membuat mata saya (sedikit)  mengeluarkan air mata adalah saat Tauber yang berupaya bertahan hidup dengan segala cara termasuk menjadi musuh bagi kaumnya  sendiri demi janjinya pada seorang wanita tua, suatu hari harus mengantarkan isterinya, belahan jiwanya menuju gerbong tempat eksekusi. 

Selama dua puluh tahun ia mencoba mengartikan arti tatapan mata terakhir Esther istrinya. Apakah cinta, kebencian, penghinaan atau rasa kasihan, kebingungan, bahkan mungkin pengertian? Saat itu tanggal 29 Agustus 1942. Hari itu jiwa di dalam tubuhnya telah mati.

Swastika () diyakini sebagai salah satu simbol tertua di dunia, berdasarkan temuan pada makam di Aladja-hoyuk, serta  ditemukannya berbagai variasi Swastika pada peninggalan  arkeologis.  Swastika sendiri  terdiri dari kata Su yang berarti baik,  serta  Asti yang berarti adalah dan akhiran Ka yang membentuk kata sifat menjadi kata benda. Sehingga lambang Swastika merupakan bentuk simbol atau gambar dari terapan kata Swastyastu , terjemahan harafiahnya adalah semoga dalam keadaan baik

Foto-foto dari:
http://www.qualityinformationpublishers.com/historicalpictures/nazi%20concentration%20camp10.gif http://mt1.google.com/vt/lyrs=m@167000000&hl=id&x=599&y=361&z=10&s=Galile

1 komentar: